Karmaşik

28 8 7
                                    

Hallo aku up lagi nih
ada yang kangen gak??

jangan lupa seperti biasa ya
komen dan vote banyak banyak yaw

gak usah lama lama, mari kita baca.

Happy Reading!!

•🍂🍂🍂•

Lia mendapat notifikasi dari Jidan. Lia semakin menangis melihat pesan yang di kirim Jidan. Harsa yang sempet melihat pesan yang di kirim Jidan, setelah menenangkan Lia, Harsa bangkit dari teman duduknya.

Jidan💗
Online

putus, gue cuma jadiin lo taruhan sama anak geng gue.

gampang juga deketin lu.

thanks atas duitnya.

Anda memblokir kontak ini. Ketuk untuk membuka blokir.

Harsa pulang kerumah, untuk mengambil motor kesayangannya. Harsa memberi nama motornya kocir [kokoh dan gencir]. Kocir melaju dengan cepat kearah taman, menyusul Lia yang masih menangis di bawah pohon jambu, sembari menundukkan kapalanya. Sesampainya di taman. Kocir berhenti tepat di hadapan Lia yang sedang menangis sesengukan.

Harsa menaruh motornya di bawah pohon jambu di dekat taman, tak jauh dari tempat Lia duduk. Ditaman memang banyak pohon jambu.

"Udah, gak usah di tangisin, cowok kayak dia gak pantes di tangisin," ujar Harsa mencoba menenangkan Lia yang menangis. "Mending ayo ikut gue, nemuin tu cowok."

Lia masih saja sesenggukan. "Gak usah, Sa," ujar Lia sembari menghapus jejak air matanya, yang sedari tadi terus mengalir.

"Udah, ayo tunjukin dimana rumahnya, atau tongkrongannya."

"Lo gak bakal ngapa ngapainkan?" ucap Lia cemas, takut-takut Harsa melakukan sesuatu di sana, nanti Harsa kenapa-napa kan dia yang repot. Apalagi Harsa sering di bully gengnya Jidan di sekolah.

Harsa menarik pergelangan tangan Lia, Lalu mengajak Lia naik di atas motornya. "Udah, lo tenang aja, gue bakal kasih pelajaran sama tu cowok bajingan."

Harsa melajukan kocir menuju rumah Jidan. "Dimana rumahnya?" tanya Harsa di atas motornya.

"Hah, Di jalan Kenanga Nomer 02," sahut Lia, mendengar suara Harsa samar-samar karena deru angin yang sangat kencang di atas motor.

Harsa menaikan kecepatannya. "Pegangan aja kalo takut," pintanya.

Harsa memasuki gang rumah Jidan, sesampainya di depan gerbang rumah Jidan. Harsa turun dari atas motornya.

Harsa seakan tidak percaya, rumah yang besar dan bernuansa warna putih dan dengan gerbang yang menjulang tinggi ini rumah Jidan. Harsa berfikir Kalo dia kaya, kenapa dia seakan-akan haus uang? bahkan menjadikan seseorang sebagai taruhan.

Harsa memasuki gerbang yang menjulang tinggi itu, disana terdapat beberapa satpam. "Pak, apa ini rumah Jidan?" tanya Harsa kepada satpam yang bertubuh gempal.

"Iya Den, tapi Den Jidan nya gak ada di rumah, adanya Nyonya," ujar satpam tersebut sambil tersenyum ramah.

"Oh, yaudah Pak, saya balik dulu ya, mari Pak," ucap Harsa kembali ke motornya yang tak jauh dari gerbang rumah Jidan.

Karmaşık [END]Where stories live. Discover now