Karmaşik

18 2 1
                                    

Hallo Assalamualaikum.

Jangan lupa vote dan komen sabanyak banyaknya.

Makasih luv.

Ibaratnya gini wir
Lu suka dia, tapi dia gak nyata. -Author

Happy Reading!!

•🍂🍂🍂•

Flashback 1969

Bagas [Bapaknya Harsa] membonceng Chandra [Sahabat Bagas dan Darno] sepulang dari rumah Darno [Ayahnya Lia]. Pukul 11 malam Bagas dan Chandra pulang dari rumah Darno. Di perjalanan mereka mengobrol seperti anak muda lainnya, yang have fun menikmati masa mudanya, nongkrong pulang tengah malam.

"Kalo gue mati duluan, lo harus tetep sahabatan sama Darno ya?" ujar Chandra sembari terkekeh di atas motor supra.

"Ngomong apaan sih lu?, jangan ngomongin mati-mati," sahut Bagas sembari fokus mengendarai motornya.

Tiba tiba di depan ada keramaian, semakin mendekat, semakin ricuh suaranya, ternyata orang-orang tawuran. Saling bacok bacokan menggunakan sajam. Bagas hampir saja putar balik, tetapi seseorang membawa sajam menghampirinya. Seseorang mengarahkan sajam ke perut Bagas, tetapi Bagas berhasil menghindar. Berbalik dengan Chandra yang di belakang Bagas. Chandra terkena sajam di bagian perutnya.

Seseorang tersebut berlari ke sembarang arah, dengan sajam yang tertancap di bagian perut Chandra. Bagas menghentikan motornya di pinggir jalan, dengan perasaan khawatir, gelisah, takut, saat itu. Melihat darah di bagian perut sahabatnya, yang tercecer dimana-mana.

"Dra, lo harus kuat," ujar Bagas dengan lirih.

"DARNO, DARNO," teriak Bagas mengambil ponselnya, lalu menghubungi Darno.

"Lo harus, tetep bersahabat ya?, gue pamit." lirih Chandra pelahan memejamkan matanya.

"Dra, bangun woi, lo harus inget janji kita bertiga, CHANDRA."

Darno mendengar Bagas meneriaki nama sahabatnya. Darno yang masih tersambung dengan ponsel Bagas, jelas terdengar Bagas memanggil nama Chandra, Darno mematikan ponselnya dan pergi menyusul Bagas di lokasi tersebut. Lokasi kejadian tak jauh dari rumah Darno, hanya sekitar lima menitan.

Beberapa menit kemudian, Darno sampai di lokasi kejadian. Darno segera memeluk Chandra dengan posisi duduk. "Ndra, lo harus kuat," ujar Darno dengan air mata yang bercucuran.

Darno meletakan Chandra di atas trotoar, dan menyusul Bagas yang menangis. "LO KALO GAK SUKA SAMA CHANDRA JANGAN GINI ANJING!!" sentak Darno dengan mencekram kerah baju Bagas.

Bagas hanya diam dan terus menangis, merasakan sesak di dadanya. Ambulan datang dengan cepat, para anggota medis membawa Chandra masuk kedalam ambulan.

Darno memasuki ambulan, dan meninggalkan Bagas sendirian dengan rasa penyesalan. "INI JUGA BUKAN KEMAUAN GUE!!" teriak Bagas dengan menarik-narik rambutnya."Gue bukan pembunuh," ujarnya lirih.

Flashback off

"Jadi gitu ceritanya," ujar Bagas menheruput teh. Bagas tidak dendam dengan tuduhan yang di lakukan Pak Darno, Bagas juga ingin memeperbaiki persahabatan nya.

Karmaşık [END]Where stories live. Discover now