Karmaşik

35 12 7
                                    

Assalamualaikum.

Yuk spam komentar di setiap paragrafnya.

Happy Reading!!

"Don't be insecure, it's just a waste of time." -Sandyakala Harsa Amerta

•🍂🍂🍂•

"BANG HARSA," teriak Tiyo dari depan rumah, sambil mengedor gedor pintu rumah Harsa. Seperti biasa pada hari libur Tiyo pagi pagi selalu bermain kerumah Harsa, selain Harsa di rumah, Bagas dan Yura juga di rumah.

Harsa berlari kebawah untuk membuka pintu yang digedor gedor. Harsa paling tidak suka dengan suara gaduh, apalagi terkadang Tiyo berteriak teriak sambil nonton TV di rumah Harsa.

"DALEM," teriak Harsa membuka pintu.

Tiyo tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang putih dan rapih.

"Bang, ayo beli cimol," ajak Tiyo sambil memperlihatkan beberapa lembar uang dua ribuan.

"Dimana?" Tanya Harsa. Harsa memang jarang sekali keluar rumah, tapi orang orang banyak yang tau Harsa.

"Di rumah Mbak Jum," ucap Tiyo.

"Yaudah bentar, ambil uang sek."

Harsa masuk kedalam kamarnya, untuk mengambil uang, Harsa hanya membawa uang duapuluh ribu, cukup kan? Setelah mengambil, Harsa keluar menemui Tiyo yang menunggu di teras.

"Ayo," ajak Harsa.

"LET'S GO," teriak Tiyo dengan wajah sumringah.

Mereka berjalan kaki menuju warung Mbak Jum, jaraknya tidak terlalu jauh, paling hanya membutuhkan waktu lima menit. Harsa memegang bahu Tiyo. Tiyo yang kemarin habis di pukul Ibu nya lagi, hanya meringis kesakitan.

"Awss.." ringis Tiyo yang merasakan ngilu di bagian bahu nya.

"Eh, sakit ya, Yo?" tanya Harsa mengalihkan tangannya.

"Iya Bang, kemarin di pukul lagi sama Ibu," ujar Tiyo sembari terus melangkah menuju warung Mbak Jum.

"Yaudah, ini mau di obatin dulu apa beli cimol dulu?" tanya Harsa, Tiyo menunjuk jalanan yang ternyata sudah hampir sampai di warung Mbak Jum.

"Beli dulu Bang, udah hampir sampai warungnya juga, tapi nanti obatin ya? nanti kalo Bang Harsa sakit lagi, nanti tak obatin lagi," ujar Tiyo sembari memikirkan rasa apa yang akan dicampurkan dengan cimolnya.

Harsa tersentuh, anak yang seharusnya bersenang senang, dan di manja Ibu nya, berbanding balik dengan Tiyo yang merasakan pukulan maupun cubitan dari Ibu nya.

Harsa mengangguk, berjalan mendekati warung Mbak Jum. Tiyo berlari kecil menyusul Harsa dari belakang. Harsa berhenti sejenak, Tiyo tidak sengaja menabrak badan Harsa.

"Ngapain sih cil, nabrakin orang," ujar Harsa.

"Hehe," Tiyo hanya membalas dengan cengirnya.

Mereka memasuki warung Mbak Jum, yang di sambut dengan senyuman oleh Mbak Jum.

"Eh, tumben Mas Harsa," ujar Mbak Jum.

"Ehehehe, iya nih Mbak," sahut Harsa dengan senyum tipis.

"Mbak, beli cimolnya duapuluh ribu dibagi dua ya, yang satu pedes yang satu sedang aja," ujar Harsa.

"Nggeh siap, di tunggu dulu, sambil duduk," Mbak Jum menunjuk kursi yang tersedia di dalam warungnya.

Harsa hanya mengangguki ucapan Mbak Jum. Lalu mendudukkan dirinya di bangku panjang, disusul dengan Tiyo yang mendudukan dirinya di samping Harsa. "Bang, aku pedes ya."

Karmaşık [END]Where stories live. Discover now