•Bab°°5

21.7K 2K 21
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Sayang kamu sudah ingat ?"

Ray mengangguk menjawab pertanyaan Riani

"Dimana Om Ian?" Tanya nya sekali lagi, dia harus memastikan dimana tubuhnya sekarang

Mereka bertiga saling tatap kemudian Wilson mengangguk

"Baiklah, kamu mau ketemu om Ian?" Tanya Wilson mengelus rambut Ray lembut

"Iya"

"Baiklah ayo"
.

.

.

Dan sekarang mereka sudah sampai di ruang ICU dengan Ray duduk di kursi roda

'Jelek sekali..' batin Ray menatap tubuh aslinya

Tubuh Adrian terbaring lemah dengan segala macam alat penunjang hidup, wajah nya pun sangat pucat

"Om Ian koma Ray.." jelas Ravi melihat keterdiaman adiknya

'itu artinya aku masih bisa kembali ke tubuh ku kan? Lalu jiwa tuan muda Ray dimana?' Ray masih menatap tubuh adrian lamat

Sampai..

Tit

Tit

Tiittttttt...

Suara nyaring dari alat monitor di samping ranjang Adrian membuat semua panik termasuk Ray

Dia menatap alat itu menunjukkan garis lurus

"Tidak..." Lirih nya dengan air mata mengalir

'Akh

Ray mencengkram kuat kepala nya, rasanya sakit sekali..

"Ray..hei dek.." Ravi yang pertama melihat kondisi adiknya segera menggendong Ray

"Ravi bawa Ray keruangan nya "

Ravi mengangguk dan pergi bersama Riani

Sementara Wilson dia menatap sendu tubuh Adrian yang sudah tak bernyawa

Ya Adrian di nyatakan meninggal sesaat sebelum Ray kehilangan kesadaran nya

"Adrian.. terimakasih sudah menjaga Ray, bahkan kau rela mengorbankan nyawa mu untuk melindungi putra ku.."

"Aku sudah menganggap mu sebagai adikku sendiri"

"Permisi tuan" Wilson menoleh pada bawahan nya

"Makamkan Adrian di tempat pemakaman keluarga "

"Baik tuan" setelah itu Wilson pergi menuju ruangan putra bungsunya

.

.

.

.

"Tuan muda Ray.."

"Hai om Ian" Rayyan tersenyum menatap Adrian

Adrian menatap tak percaya tuan mudanya itu

Dia terlihat sangat baik, tubuhnya juga bercahaya

"Tuan muda sedang apa disini?"

"Ray lagi main, sekalian nunggu om Ian " Adrian mengerutkan kening tak mengerti

"Hihi,, Ray mau om Ian tau keberadaan tubuh om Ian dulu, baru deh Ray pergi"

"Maksud anda apa tuan muda?" Perkataan Ray semakin membuat Adrian tak mengerti

"Selama ini Ray yang buat tubuh om Ian koma, harusnya tubuh om Ian itu udah meninggal, om Ian ngerti?"

Ah sekarang Adrian mengerti, jiwa tuan mudanya menempati tubuh nya. Makanya tubuhnya masih dinyatakan koma

"Saya mengerti tuan muda , lalu apakah sekarang tuan muda akan kembali ke tubuh anda?"

Ray menggeleng

"Ray akan pergi setelah ini om Ian, Ray titip tubuh Ray sama om Ian ya, jaga baik-baik.."

"Dan lagi..om Ian juga bisa menganggap keluarga Ray sebagai keluarga om Ian , Ray tau om Ian sayang kan sama keluarga Ray?"

Adrian terdiam mendengar ucapan tuan muda nya itu

Lalu menggeleng

"Tuan muda anda ini bicara apa, anda harus kembali ke tubuh anda, keluarga anda sudah menunggu"

"Tidak om Ian, jiwa Ray udah gak bisa kembali..makanya Ray menitipkan tubuh Ray sama om Ian"

Adrian menggeleng, tidak mungkin dia melanjutkan hidup tuan muda nya kan..dia merasa tak pantas untuk itu

"Dadah om Ian Ray udah di jemput" Ray melambaikan tangan nya ke arah Adrian

"Tidak tuan muda, jangan pergi saya mohon.."

"Om Ian jangan nangis, ini sudah takdir. Om Ian harus bahagia sama keluarga Ray oke,, Ray pamit dulu" ucap Ray ketika melihat air mata mengalir di pipi Adrian

Dia berjalan ke arah cahaya yang sangat terang

"Tidak tuan muda hiks saya mohon jangan pergi hiks tuan muda.."

Adrian tidak sedih jika tubuh dan jiwa nya sudah meninggal, dia justru sedih tuan muda nya tidak bisa kembali menjalani hidup nya lagi..

"Hiks saya menyayangi anda tuan muda.." lanjut adrian terisak melihat tubuh tuan muda nya perlahan menghilang di telan cahaya itu

•••••••••••••••

"Hiks.."

"Ya ampun Ray, sayang bangun nak ,,ini Mama sayang" panik Riani ketika Ray terisak dengan mata tertutup

"Boy..bangun nak ini Papa..mana yang sakit Ray "

"Hiks.." Ray masih terisak di dalam tidurnya

"Ravi panggil dokter"

Ravi buru-buru keluar memanggil dokter, dia sampai melupakan fungsi tombol di ruangan itu

"Periksa putra ku cepat" perintah Wilson ketika dokter sudah ada di ruangan

"Tuan muda seperti nya mengalami mimpi buruk, mungkin saat bangun nanti dia akan demam..saya akan memberi obat penenang nanti.." ucap dokter setelah memeriksa Ray

"Hiks.."

"Sayang hiks mana yang sakit nak?" Tanya Riani sedikit terisak ketika melihat Ray sudah membuka matanya

"Hiks Mama.."

"Iya Mama disini sayang.." Riani menghapus air mata di pipi anak nya itu

'hiks tuan muda..'

Ya Adrian sangat menyayangi tuan muda nya itu..

Semua menatap Ray sendu, Max, Dackson dan Daniel juga sudah ada di ruangan itu saat Ray pingsan tadi

"Apa Ray sangat dekat dengan Adrian" tanya Max pada Wilson

Wilson hanya mengangguk, tatapan nya masih menatap putra nya yang tengah di tenang kan sang istri

"Bahkan Ravi tidak sedekat itu dengan Ray..." Ujar Ravi sendu

"Kau harus memperbaiki hubungan mu dengan adikmu"

Ravi menoleh pada Abang sepupunya Daniel, lalu mengangguk

"Pasti.."
.

.

.

.

.
~~~~~~~~~~~~~~~

To be continued ~

Hiks..

THANKYOU yang udah baca 💕

LUVV YUU yang udah vote 💗

30April2023

 TUAN MUDA (ADRIAN) ✓Where stories live. Discover now