•Bab°°9

16.9K 1.5K 47
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

'Dukh'

"Aduh..shh"

"RAY.." Riani yang mendengar suara sesuatu terjatuh dan ringisan sang anak segera menghampiri Ray yang masih terduduk di tangga

"Ray kamu tidak papa?" Ucap Riani mengecek semua tubuh Ray

"Nggk kok ma, tapi kayanya kaki Ray terkilir deh, sakit soalnya " jawab Ray santai sambil menunjuk kaki kanan nya

perkataan Ray membuat Riani memeriksa kaki anak nya itu dan benar saja terdepat luka lebam di bagian tumit nya

"Ya ampun, ayo mama gendong ini harus cepat di obati"

"Mm emang mama bisa gendong Ray ?" Ray menatap ragu mama nya itu

"Bisa dong.. Ray ngeremehin mama nih, gini² mama tuh kuat loh. apalagi Ray kan masih kecil jadi mama bisa lah gendong kamu"

Ray tak menjawab perkataan mama nya itu, dia masih ragu ya emang sih tubuhnya kecil tapi kan mama nya ini cewek, ramping pula, mana kuat pikir dia

"Eh..." Ray terkejut tiba-tiba saja dia ada di gendongan koala mama nya

Riani segera membawa Ray ke lantai atas menuju kamar Ray

"Ray Beneran gak berat ma?" Tanya Ray ketika Riani berhasil menggendong nya sampai lantai atas

"Nggk dong, liat mama aja masih kuat kok gendong Ray " lalu Riani melanjutkan langkah nya menuju kamar Ray

Sesampainya di kamar Ray yang kebetulan pintu nya tidak tertutup Riani segera mendudukkan Ray di ranjang nya

Dia segera memanggil dokter pribadi keluarga nya

"Tunggu ya sayang, bentar lagi dokter nya sampai"

Ray mengangguk saja, dia jadi ngantuk sekarang

Riani yang melihat mata Ray yang sudah berat terkekeh kemudian membawa anak itu untuk berbaring

"Tidur aja ya, nanti mama bangungkan Ray klo udah di obati"

Ray mengangguk

"Usap² kepalanya.." lirih anak itu

"Baiklah bayi besar mama.."

Riani terus mengusap kepala Ray lembut dan menyanyikan lagu pengantar tidur sehingga dalam beberapa menit saja Ray sudah tertidur pulas

"Slepp well anak mama" ucap Riani pelan setelahnya mengecup kening Ray
.

.

.

.

Ray mengerjapkan matanya pelan kemudian langsung mendudukan dirinya

Melihat kaki nya ternyata sudah di obati, terbukti sudah ada perban membalut kaki nya. Lalu baju nya juga sudah berganti jadi baju tidur

Dia jadi heran apakah tidurnya se nyenyak itu sampai kaki nya di obati saja dia tidak terganggu

"Sudah jam 7 malam, papa pasti bentar lagi pulang" Ray beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi dengan sedikit pincang

Membasuh muka lalu berniat turun ke lantai bawah

Saat hendak menuruni tangga

"Ray bentar.." suara Kakak nya membuat Ray berhenti dan menoleh

"Kenapa kak?"

Ravi tak menjawab dan langsung menggendong Ray ala koala

"Kaki nya lagi sakit juga sok² an mau turun sendiri"

Ya Ravi sudah tahu jika adiknya jatuh, tadi dia juga mendampingi Ray saat dokter mengobati kaki nya yang terkilir, sampai Ravi heran adiknya itu tak terganggu sedikit pun tidur nya, padahal mengobati kaki terkilir itu pasti sakit kan?

Ray mendengarkan saja Omelan Kaka nya, dia membenamkan wajahnya ke ceruk leher Ravi

" Wah adek lagi manja ya sama kakak" suara berat sang papa menyambut mereka ketika sampai di bawah

Ray langsung mengangkat wajahnya melihat sang papa yang sudah duduk di sofa masih dengan setelan kantornya

"Papa.." lirih Ray merentangkan tangan nya ke arah Wilson membuat kedua laki-laki yang ada disana terkekeh bayi besar mereka sudah kembali

Mama nya tidak ada sepertinya tengah menyiapkan makan malam

Wilson langsung mengambil Ray dari gendongan Ravi, mendudukkan Ray di pangkuan nya

"Kaki nya kenapa?"

"Jatuh dari tangga" Ravi yang menjawab

"Iya untung baru langkah kedua. Coba kalo udah di atas Ray bisa terguling-guling ke bawah terus meninggal di tempat deh" sambung Ray santai namun membuat Wilson dan Ravi menatap nya tak suka

"Syutt,, jangan berbicara sembarangan, Ray tidak akan meninggal sebelum papa, mama ,dan kakak mengerti" Wilson membawa Ray kepelukan nya

Kejadian yang terakhir di alami Ray dan juga asisten pribadi nya membuat dia takut, waktu itu kalo saja Adrian tak menjadi tameng untuk Ray mungkin bungsu nya itu sudah tidak ada sekarang..

Ray mengangguk saja lalu mendongkak menatap mata papa nya yang sudah berkaca-kaca

"Papa jangan menangis, Ray janji tidak akan meninggal duluan hehe" Ray memeluk papa nya itu erat

Lalu menatap kakak nya yang juga tengah menatapnya berkaca-kaca

"Kakak jangan cengeng deh"

Ravi langsung mengalihkan pandangan nya menghapus air matanya dan menatap sebal sang adik yang malah mengatai nya cengeng

Tak tahukah Ray seberapa kacau nya Ravi ketika dia jatuh dari tangga waktu itu

"Kakak kan sayang sama adek gimana sih" Ravi mencebikkan bibirnya kesal

Ray terkikik melihat kakak nya ngambek

"Hihi Ray juga sayang kakak.." dia merentangkan tangannya membuat Ravi tersenyum dan langsung memeluk Ray erat

Wilson yang memang masih memangku Ray ikut memeluk kedua putra nya itu

"Wahh mama gak di ajak nih.."

"Hihi Sini ma"

Dan terciptalah momen Harmonis keluarga kecil ini

"Ayo makan malam.."

.

.

.

.

"Uh haus.." ucap Ray membuka matanya

Kini sudah tengah malam dan Ray terbangun karena rasa hausnya

Dia bangkit lalu keluar kamar menuju dapur mengambil air

Saat hendak menuruni tangga, Ray membeku

Pemandangan di depan nya membuat jantungnya berdetak lebih cepat

Air mata nya tiba-tiba keluar tanpa seijin nya

"Tidak..." Lirihnya pelan

"PAPA, MAMA, KAKAK..HIKS"

.

.

.

.

.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
to be continued~

Thank you yang udah baca 💕

LUVV YUU yang udah vote 💗

3Mei2023

 TUAN MUDA (ADRIAN) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang