6

756 88 2
                                    

Langkah Ares yang baru saja akan menutup pintu terhenti begitu mendengar suara langkah kaki seseorang di belakangnya. Begitu dia menoleh, segala gerak tubuhnya terhenti menemukan istrinya yang sedari tadi membuatnya khawatir kini melangkah mendekat.

Nafasnya berhembus kasar, tubuhnya berputar dengan mulut siap mengomeli istrinya karena telah membuatnya khawatir. Tapi, segalanya kembali tertelan saat menemukan ndandanan istrinya yang tampak kacau. Begitupun wajahnya yang tampak lebih lelah dari biasanya.

Keningnya mengeryit. Menatap bingung pada istrinya itu. Yang benar-benar terlihat berantakan. Tumben. Pikirnya bingung.

"Za?"

Wajah yang sempat menunduk itu mendongak, begitu pun langkahnya yang seketika berhenti mendadak begitu kedua mata mereka bertemu.

Kekhawatiran Ares kian menjadi-jadi saat menemukan wajah istrinya terlihat sembab. Terlihat jika wanita itu sehabis menangis.

"Kenapa, apa terjadi sesuatu?" Tanyanya dengan kaki bergerak mendekat. Segera menghampiri istrinya dengan wajah khawatirnya.

"Ares?"

"Kenapa?"

Alyzaa terlihat ingin membuka suara namun bibirnya hanya terbuka tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Membuat Ares kian menatapnya khawatir.

"Kenapa?" Ulangnya dengan sedikit mendesak.

Menggeleng beberapa kali, Alyzaa pun beringsut mendekat. Melingkarkan kedua tanganya di pinggang suaminya itu. Begitu merasakan balasan pelukan di tubuhnya, yang sama eratnya, tanpa ragu ia menyandarkan wajahnya di dada yang selalu terasa nyaman untuknya itu.

"Apa terjadi sesuatu hari ini?"

"Hmm." Gumam Alyzaa terdengar tidak yakin. Yang membuat Ares menunduk untuk menatap wajah lelah itu. "Aku capek." Adunya kemudian. Membuat Ares benar-benar urung untuk menanyakan keadaan istrinya lebih banyak lagi. Jadi yang bisa ia lakukan hanya mengangguk mengerti.

"Kita masuk sekarang?" Ajaknya yang diikuti Alyzaa dengan pasrah.

Ares tahu ada yang tidak beres dengan istrinya, terbukti setelah membersihkan diri dan berganti pakaian. Wanita itu memilih berbaring di atas ranjang ketimbang mengajaknya mengobrol dan makan malam seperti biasa.

"Za,"

Alyzaa yang berbaring miring di atas ranjang pun mendongak, menatap Ares yang kini ikut berbaring di atas ranjang. Menghadap ke arahnya.

"Belum mau cerita?"

Alyzaa amati wajah tampan itu lebih seksama. Ia ikuti lekuk wajah dan ukiran setiap jengkalnya. Tampan, selalu begitu. Itulah komentar Alyzaa setiap kali menatap wajah itu.

Namun dibalik wajah tampan itu, Alyzaa tidak tahu apa yang pria itu sembunyikan. Atau, bagaimana cara pria itu berpikir dan kenapa ia tidak pernah memberi tahu apa pun yang pria itu lakukan.

"Sayang?"

Ada sentakan lembut saat merasakan usapan lembut di lengan atasnya. Alyzaa bahkan tidak sadar jika kini sebelah tanganya berada dalam genggaman pria yang menatapnya khawatir itu.

"Kamu yang seperti ini buat aku khawatir, kamu tahu?" Alyzaa tersenyum tipis mendengar itu. "Katakan sesuatu. Kenapa? Atau, apa hari ini terjadi sesuatu?"

Ya. Alyzaa ingin mengatakan itu.

Atau, aku bertemu Arsen dan tahu segalanya yang kamu sembunyikan.

Tapi, semua terasa sulit, Alyzaa takut dengan jawaban yang akan ia terima dan alasan pria itu melakukan semua itu. Lalu kemungkinan terburuknya adalah ia yang tidak akan bisa bertemu dengan pria kecil itu lagi.

Gulali PernikahanWhere stories live. Discover now