2. Kita Yang Tidak Bisa Bersatu

2 1 0
                                    

Ditulis oleh Nasywa Anindita

06.15 AM

Pagi begitu cerah, burung-burung yang berterbangan dengan kicauan yang merdu serta sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kamar seorang gadis cantik yang masih terlelap dalam tidurnya.

Dring!, Dring....

Suara alarm berbunyi membangunkan gadis yang terlelap dengan mimpinya itu.

"Hoaamm..."

"Morning everyone," ujarnya pada dirinya sendiri. 
Gadis cantik bernama lengkap Khavalista Anindita, sering di panggil dengan nama Anin.

Anin bangkit dari kasur kemudian berjalan mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi untun melakukan ritual pagi nya sebelum berangkat ke sekolah.

Setelah melakukan ritualnya, Anin pun bersiap siap untuk keluar kamar dan mengisi perutnya yang kosong.

"Selamat pagi bunda ayah abang," ujarnya ketika melihat bunda, ayah serta abangnya telah siap untuk sarapan.

"Pagi sayang," balas bunda dan ayah Anin

"Pagi curut," balas Abang Anin, yang langsung mendapat pelototan dari Anin.

"Enak aja curut, curut," balas Anin.

"Sudah sudah cepat kalian sarapan terus berangkat ke sekolah." lerai bunda sebelum perang dunia terjadi.

Mereka pun sarapan bersama dengan tenang dan damai.
*****
Anin dan abangnya beda 3 tahun, saat ini Anin duduk di bangku SMA kelas 11 dan abangnya yang kuliah semester 3. Amin akan selalu berangkat bersama abangnya, karena arah sekolah Anin dan abangnya searah.

Memasuki gedung bertuliskan SMA High Internasional School, Anin langsung berjalan menuju kelasnya. Namun saat di perjalanan menuju kelasnya ia menangkap sosok yang telah menjadi sahabat nya selama ini. Pangeran Emerald pria berwajah tampan dengan kulit putih, tubuh tinggi, dan sifat yang dingin menjadikan dirinya sebagai primadona sekolah. Hanya Anin satu satunya gadis di HIS yang dapat menaklukkan hatinya.

"Pagi Anin," sapa Pangeran. Hanya pada Anin sifatnya berubah drastis menjadi hangat dan care.

"Pagi, kenapa kok senang banget?," Balas Anin yang melihat Pangeran tampak bahagia.

"Nanti pulang sekolah bareng gue yaa, gue mau ngomong sekaligus ngasih tau sesuatu," ujar Pangeran.

"Apa nih, kok nunggu nanti, sekarang ajalah," balas Anin dengan nada sedikit menggoda Pangeran.

"Nggak, nunggu nanti biar Lo greget," balas Pangeran.

"Dih, ngarep aku greget padalah sama sekali nggak greget, malah biasa aja," balas Anin dengan sedikit tertawa.

"Yaudah kalau gitu gue mau kelas dulu bye," lanjut Anin kemudian melanjutkan jalannya.

"Gue anterin," balas Pangeran kemudian menyusul Anin yang lebih dulu pergi dan merangkul gadis tersebut.

Pangeran dan Anin beda kelas, setiap paginya Pangerang akan menghampiri Anin ke kelasnya atau mengantar Anin ke kelasnya jika Anin baru datang.

TAKDIRDonde viven las historias. Descúbrelo ahora