8. Heart Peaces

0 0 0
                                    

Ditulis oleh Dini Eka

"Kila!" 

Gadis dengan bandana merah itu tersenyum saat namamya dipanggil. Yang memanggilnya adalah Adam, seseorang yang belakangan ini sering ia pikirkan. 

Sejak lima bulan yang lalu, Adam selalu mendekatinya. Selalu ada saja alasan Adam jika ingin bertemu, entah itu bertanya tentang pelajaran, mengobrol tak jelas, bahkan untuk makan di kantin bersama.
 
Kila sangat malu jika mengingatnya. Sifatnya memang pemalu, apalagi saat berinteraksi bersama lawan jenis. Hanya Adam yang berhasil membuatnya percaya.

"Tumben sendirian, Vanya mana?" tanya Adam saat berhasil berdiri di depan Kila. 

Vanya adalah sahabat Kila sejak mereka masih duduk di bangku satu SD. Sahabat terbaik lebih tepatnya. 

"Oh, Vanya. Tadi sih pamit ke kantin bareng sama Gio," jawab Kila sambil tersenyum. 

"Tumben, biasanya bareng lo?" 

"Ya nggak tau, mungkin mereka ada hubungan yang khusus hehe." Kila meremas tangannya sendiri, jujur saja setiap bersama Adam, dirinya selalu merasa malu dan selalu salah tingkah. 

"Nanti jalan yuk, Kil. Nonton kek gitu," ajak Adam membuat Kila menatapnya lama. "Mau, ya?" 

"Eum, aku tanya Vanya dulu, ya? Dia boleh ikut 'kan?"
 
"Ke mana?" 

Kila dan Adam menoleh pada Vanya yang baru saja datang dengan beberapa cemilan di tangannya, tak lupa juga ada Gio di samping gadis itu. 

"Mau ke mana lo berdua?" tanya Vanya lagi. 

"Ini, Adam mau ajakin aku nonton nanti malem. Kamu ikutan aja, Nya." Kila menjawab pertanyaan Vanya. 

"Nggak perlu, Kil. Cukup kita berdua aja," ucap Adam sebelum Vanya menjawab membuat gadis itu menatapnya dengan tatapan sengit. 

"Gue maunya sama Kila aja berdua, sorry." Adam melanjutkan membuat Kila menahan mati-matian senyumnya karena salah tingkah. 

"Oh gitu. Oke, lagian nanti gue juga mau dinner sama Gio. Ya 'kan, Gi?" Vanya menyenggol lengan Gio membuat laki-laki itu mengangguk. 

"Kalian udah pacaran, ya?" tanya Kila sambil menatap Vanya dan Gio secara bergantian, berniat menggoda. 

"Belum, doain aja, Kil." Gio menimpali membuat Kila tertawa.

"Ya udah, Kil. Gue ke kelas dulu, nanti malem jam tujuh ya," ujar Adam pada Kila, gadis itu mengangguk malu-malu. 

"Iya, Dam." 

Adam tersenyum, mendekat pada Kila. Laki-laki itu menyelipkan anak rambut Kila membuat sang empu jadi tambah salah tingkah. Tangan Kila menjadi gemetar saat Adam berbisik pelan di telinganya. 

"Dandan yang cantik, gue tunggu langsung di bioskop." 

"I-iya." 

Detik ini, Kila akui jika dia sudah jatuh cinta pada laki-laki untuk pertama kalinya, dan itu adalah Adam. 

Setelah mengatakan itu, Adam segera pergi ke kelasnya menyisakan Kila, Vanya dan Gio. Ketiganya saling menatap satu sama lain sebelum Kila kembali membuka suara. 

TAKDIRWhere stories live. Discover now