11. Story' Of Nindi

0 0 0
                                    

Ditulis oleh Refy Handayani

"Sekeras apapun aku berusaha untuk mendapatkan kamu, jika kamu memang bukan menjadi takdirku lantas aku bisa apa?" Anindira Maheswari

"Nindi bangun!!" Suara nyaring serta gebrakan meja yang cukup keras mampu membuat seorang gadis terkesiap dan bangun dari tidurnya. 

"Kenapa kamu tidur disaat saya sedang menjelaskan materi?" Tanya Bu Anita dengan raut wajah garang.

"Maaf Bu, saya semalam ngga tidur jadi pas bangun kesiangan," kata Nindi dengan raut wajah yang masih ngantuk.

"Itu salah kamu sendiri kenapa sampai gak tidur. Sekarang, kamu pergi ke lapangan dan berdiri di sana sampai jam istirahat," kata Bu Anita mutlak tak bisa dibantah.

"Tapi Bu sa-" 

"Gak ada tapi tapian! Silakan laksanakan hukumannya"  Laras yang duduk di samping Nindi berdeham tak enak.

"Sorry ya Nin, gue kali ini gak bisa bantu. Lo tau kan Bu Anita galaknya kaya apa," kata Laras berbisik, takut terdengar oleh Bu Anita. 

Sebenernya Laras tahu alasan kenapa Nindi tidak tidur semalaman sampai sampai ia tertidur di kelas seperti ini. Laras tau semuanya, karena selama ini Nindi selalu cerita tentang apapun yang ia alami kepada Laras. Maka dari itu Laras tidak tega membangunkan Nindi dan membiarkannya tertidur. Tapi ia juga merasa bersalah karena tidak bisa membela Nindi dan akhirnya Nindi diberi hukuman.

"Iya gapapa Ras, ini udah konsekuensi kalau gue tidur di kelas," Nindi hanya bisa pasrah saja karena memang ini hukuman yang akan ia terima ketika melakukan kesalahan.

Nindi berjalan menuju lapangan dengan langkah lesu, entahlah kejadian semalam sepertinya membuat tenaga yang ia punya habis begitu saja. Tidak tidur semalaman membuatnya sedikit pusing, ditambah lagi tadi pagi ia belum sempat sarapan karena terburuburu menuju sekolah. Untung saja tadi gerbang sekolah belum ditutup dan ia masih diizinkan untuk masuk. 

"Tega banget sih Bu Anita ngasih hukuman gak tanggung-tanggung. Mana masih jam 9 lagi. Bisa pingsan gue kalau gini caranya,"dalam keadaan seperti ini pun tetap saja sifat Nindi yang jutek  dan bawel itu keluar. Sesekali ia menurunkan tangan dan menegakkan badannya yang terasa pegal. 

"Gue udah gak kuat lagi," kata Nindi dengan suara yang lemas dan setelah itu ia jatuh tak sadarkan diri.

                                                       ***

"Serius? Gue gak nyangka Lo digituin. Kalo gue sih udah pasti kabur duluan Dre, malu. Eh lupa, kan Lo mah ngga punya malu," kata Panji tertawa terbahak-bahak dengan kekonyolan yang dilakukan temannya yang satu itu.

"Gini gini juga gue masih punya malu kali. Gila aja Lo," Andre membalas dengan sinis yang malah membuat kedua temannya itu kembali tertawa.

"Udah Ji, kasian tuh Andre digituin sama Lo. Nanti dia nangis di kamar mandi," bukannya membela, Farrel malah semakin membuat Andre kesal saja. Lebih baik ia diam saja deh, daripada diejek oleh dua temannya yang super nyebelin itu.

Saat sudah hampir sampai di ruang guru, Panji melihat ke arah lapangan dan ia dikagetkan dengan seorang gadis yang jatuh pingsan di dekat tiang bendera. 

TAKDIRWhere stories live. Discover now