Chapter 2

1.9K 178 37
                                    

Lalu, terlihat Pang berlari ke arah (Name). Hal tersebut mengalihkan perhatian mereka.

"Ada apa, Pang?" tanya (Name), dilihat dari wajahnya sepertinya Pang sedang panik.

"Oboi..."

"Iyaa? Oboi kenapa?"

"Oboi atuh... bis tu luka,"
(Oboi jatuh... abis tuh luka,)

Lalu, Pang pun menarik tangan (Name), dan mengajaknya masuk ke terowongan. (Name) membungkukkan dirinya agar bisa masuk ke ruangan sempit itu.

Kemudian ia dapat melihat Oboi dengan wajah memelasnya. (Name) pun mendekatinya, kini ia bisa melihat lututnya yang merah tapi tak berdarah. Mungkin ia tersandung karena lantai di dalam terowongan mainan itu tak sengaja terkelupas dengan tebal. Melihat (Name) datang, Oboi langsung memeluknya.

"Udah, udah. Ayo kita keluar dulu," Mereka bertiga segera keluar dari sana. Oboi tak mau lepas dari (Name), lalu langsung saja si kakak menggendongnya, kemudian duduk di bangku sambil memangkunya.

"Udah.. ga sakit kan? Oboi kan anak kuat," ujar (Name) sambil mengusap lembut lututnya, sementara si empunya kaki masih merengek kecil.

Kaizo yang ternyata daritadi sempat memperhatikan, kini bersuara, "Ajak pulang saja."

(Name) menatap ke arahnya. "Tentu, tapi rumahku cukup jauh jika hanya berjalan kaki. Akan lama jadinya. Kendaraan umum juga jarang lewat aku lihat,"

Kaizo sempat terdiam sebelum akhirnya memutuskan. "Mampir saja dulu ke rumahku, mungkin sedikit diobati akan membuatnya lebih baik."

"Eeeer.. tak apa?"

"Hm."

"Ayoo, Oboi ti cakit tu,"
(Ayoo, Oboi pasti sakit itu,)

Pada akhirnya, (Name) menerima ajakan Kaizo. "Baiklah, ayo."

=====

"Oboi.. nda akit agi kan?"

Oboi menatap Pang, lalu menggeleng. Dirinya kini sedang duduk di pangkuan sang kakak, dan tadi kakinya juga sedikit diobati menggunakan minyak.

"Oboi kan anak kuat, pastinya engga sakit dong," (Name) mencoba menghibur Oboi. Anak kecil itu sudah tenang meski tak ingin lepas dari kakaknya.

"Pang uga wat!"

"Oh iya dong, kata Oboi lelaki tuh harus apa?"

"Beldikali.."

"Nah, gitu katanya.. tapi jangan dulu ya, Oboi masi kecil. Sama kakak dulu ya," ucapnya sambil mencium aroma bayi dari pipinya.

"Bel... apa tu?" celetuk Pang

"Hm?" (Name) kini menatap Pang. "Itu mah ajaran Ayahnya. 'Lebih tepatnya ajaran sesat. Kakaknya Oboi aja lagi berdikari, kuliah di luar negeri," ucap (Name), diselingi dengan membatin.

"Oboi unya belapa aka?"

"Dua, kakak (Name) sama kakak Hali namanya, kakak cowok."

Di tengah obrolan itu, Kaizo datang dan duduk di samping Pang. (Name) tersenyum tipis pada Kaizo untuk menunjukkan keramahannya.

"Makasih ya, Kaizo, Oboi udah gapapa sekarang karena minyaknya." Kaizo hanya mengiyakan dengan deheman.

"Kalau begitu.. kami pulang dulu ya, udah siang juga,"

"Sendiri?" tanya Kaizo

"Iya. Mau ngantar emangnya?"

"Gak."

Widower [✓]Where stories live. Discover now