Chapter 11

1.3K 154 2
                                    

Di tempatnya bekerja, (Name) sebenarnya memiliki teman dekat, tapi jarang ia ajak mengobrol, sebabnya mereka beda shift. Kini tumben-tumbenan mereka sama-sama bekerja di jam siang hingga malam. Disaat Istirahat kini pun mereka sedang mengobrol santai.

"(Name), spill dong pacarnya," ucap perempuan yang sebentar lagi akan berkepala tiga itu. Namanya Dania.

"Hah? Apa maksudmu, aku ga punya kali."

"Masa, sih? Kamu udah berumur loh, udah cocok jadi mama, masa belum ada pacarnya? Atau sekedar yang lagi dekat, deh."

(Name) terdiam, dengan wajah yang perlahan merona. Hal itu disadari Dania yang seketika membuatnya tersenyum-senyum sendiri. "Iya 'kan, eaak."

"A-apa, sih, Dan ... tapi, sebenarnya ada, sih."

"Uwoogh, kan bener. Spill dong,"

"Dia cuma temanku."

"Katanya dekat?"

"... Jam istirahat udah mau kelar, aku balik, ya!" ucapnya, kemudian kabur ke dapur.

Dania seketika terdiam, dengan ekspresi wajah "yaelah".

===

Kaizo

Nnti akan ku jemput
17.02

Tumben? Lg ada apa nih
17.19✓✓

Sekalian, Pang ktanya mau ktmu
17.22

*Send stiker "yang bener"*
17.22✓✓

Ya udah deh, aku jg kgn diaa
17.22✓✓

Entar jam tuju ya
17.23✓✓

(Name) memandang layar handphone-nya dengan senyuman kecil. Entahlah karena apa dirinya sebahagia itu, hanya karena sebaris pesan di atas. Atau mungkin, karena tidak sabar bertemu Pang?

"Bahagia banget, bakal dijemput si dia, ya?"

(Name) seketika merungut, tapi ekspresi tersenyumnya tidak tertahankan, "Ga gitu. Nanti aku bakal ketemu anaknya."

"Hah?" Dania seketika tak mengerti alurnya. "Dia udah ada anak ... lo selingkuhannya?"

"Ish, bukan! Dia duda, punya anak yang masih kecil!"

"... Gitu, dong. Kirain lo mau embat anaknya-"

"Ekhem, yang benernya mau ketemu bapaknya atau anaknya?" ujar Dania, kembali pada topik utama.

"Katanya, anaknya yang pengen ketemu aku." ucap (Name) seadanya.

"Anaknya cuma jadi alasan. Sebenernya, bapaknya tuh yang mau ketemu kamu."

(Name) terdiam. Ia teringat akan beberapa pertemuannya bersama Kaizo dengan alasan Pang. Namun, pada akhirnya Pang kepincut bermain dengan Oboi, lalu (Name) yang mengobrol dengan Kaizo. Unsur Pang kangen (Name)-nya dari mana?

"Dia selalu gitu sih... 'aku ke sana ya, anakku kangen.' Pada akhirnya anaknya main sama adekku sampai lupa dunia."

"Tuh, kan! Ada musuh dalam selimut--eh, apa ya pribahasanya?"

(Name) seketika menatapnya datar, "Udang di balik batu. Musuh dalam selimut mah, lain lagi artinya."

"Oh ya, oh ya. Hehe, lupa."

"Selain suka kode-kodean gitu, apa lagi?" tanyanya antusias

"... Kok excited banget aku nyeritain dia?"

"Aku emang selalu jadi pendengar tentang ini. Apa lagi, ayo, selain jadiin anaknya alasan,"

(Name) pun mencoba mengingat. "Itu aja, sih, lalu keterusan. Atau ga, papasan-" (Name) terdiam. Ia seketika teringat saat di mall ia bersama Kaizo dan Pang bermain. Bahkan mereka sampai dikira keluarga kecil oleh orang-orang yang melihat.

"Ya, ya, apa lagi? Kok terdiam?"

"... Ada sih suatu kali, kami sampai dikira keluarga,"

"Cerita, dong, cerita!" ujar Dania antusias.

'Ya ampun,' (Name) menghela napas. Kemudian mulai menceritakan secuil dari kejadian itu.

Dania suka sekali mendengar cerita percintaan seseorang. Apa mungkin akan ia jadikan referensi? Ia sendiri memang memiliki kekasih, tapi kekasih sibukan, yang membuat waktu berdua mereka selalu tertunda. Jadinya, ia jarang tau rasanya bermesraan. Dengan mendengar cerita yang begitu, ia jadi rasa senang. Namun, juga iri. Kan, dia jg mw.

"Udah, sana ke KUA. Gue ga sabar teriak sah ke kalian."

"Apasih, mainnya ke KUA, KUA."

"Oh, maunya di rumah aja, gitu?"

"Dan, udah, Dan."

=====

Kini sudahpun jam tujuh malam. (Name) dan Dania sedang duduk di bangku depan cafe. (Name) hanya sedang menunggu Kaizo karena katanya ia yang akan menjemput (Name), sedangkan Dania, entahlah untuk apa ia ikut. Apa ia sedang menunggu kekasihnya?

"Mau lihat kalian se-pasutri apa sih vibes-nya."

(Name) menatapnya datar. "Segitunya? Kamu 'kan udah punya pacar,"

"Jangan bilang gitu! Aku dibikin piling lonli sama dia." ucapnya dengan wajah cemberut.

"Kalian 'kan sama-sama sibuk dengan kerjaan. Kayaknya kalian salah waktu deh pacarannya,"

"Masa kami harus nganggur biar bisa pacaran?"

"Engga gitu juga, sih..."

Tak lama kemudian, kedatangan sebuah mobil menginterupsi acara rumpi mereka. (Name) hanya diam, begitupun dengan Dania. Bukan, itu bukan Kaizo yang datang. Pengemudi di balik setir mobil itu keluar, penampilannya terlihat seperti orang yang baru pulang bekerja dengan kemeja putih dan dasi yang kendur.

"Maaf, ya, baru sempat jemput. Ayo pulang." ucap pria itu pada Dania.

"... Tumben, ga bilang-bilang dulu malah,"

"Biar surprise, ayo, sayang." Sepertinya pria itu benar-benar mengabaikan keberadaan (Name), sebab dengan beraninya ia menyosor pipi Dania.

"Zerganjing." umpat Dania

Pria itu terkekeh, lalu menggandeng tangan Dania menuju mobilnya. Sebelumnya, Dania sempat melambai pada (Name) meski rasa malunya belum sepenuhnya ternetralisir.

"... Aku ga lihat, gelap banget di luar sini." gumam (Name)

Namun, ia juga merasa sedikit bahagia melihat kemesraan mereka. Setidaknya, itu berarti kekasihnya Dania ada usaha untuk dapat bertemu dengannya, karena kata Dania tadi ia dibuat merasa sepi oleh kekasihnya.

Tak berlama-lama duduk di sendiri di situ, Kaizo yang sedang bersama Pang tiba di depan cafe. (Name) pun segera mendekatinya, membuka pintu, lalu tersenyum lebar sebab disambut dengan baik oleh Pang. Bukan Kaizo, ya.

(Name) pun mengambil Pang, lalu duduk di samping Kaizo sambil memangku anak kecil itu, sebab maunya begitu. Kemudian, mobil pun kembali berjalan. Sepanjang perjalanan Pang terus mengoceh dengan bahagianya kepada (Name), tidak seperti tadi saat belum ada (Name) diantara mereka, ia hanya diam.

Sesekali Kaizo melirik ke sampingnya. Merasa diduakan- diduakan oleh (Name), maksudnya. Tidak seperti dulu yang merasa diduakan oleh anaknya sebab anaknya menempel pada (Name).

Andai tak ada gengsi setinggi tembok China, Kaizo sudah tidak akan merasa geram saat ini, sebab (Name) tak ada melihat ke arahnya dan sibuk dengan Pang. Halah, pas udah ada kesempatan ngobrol pun judes lu.

'Look at me, please! Talk to me!'

'Jangan cuma sibuk sama anak gw!'

Meronta banget, bang.

To Be Continued

[ 31 Juli 2023 ]

Widower [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang