Chapter 7

1.5K 168 4
                                    

· nungguin yeaa

──⁠─

"Kaizo?"

Pria itu, Kaizo, ia baru saja akan masuk ke dalam mobil dan hendak pulang. Kemudian perhatiannya teralih pada (Name) yang baru keluar dari cafe.

"(Name)?"

Hanya senyuman ramah yang ia lemparkan padanya. Saat hendak pergi dari situ, langkahnya tertahan begitu mendengar teguran dari Kaizo.

"Kau akan pulang?" (Name) mengangguk sebagai respons. "... Ingin pulang bersama?" ajak Kaizo

Dipikir-pikir, untuk apa ditolak? 'Kan jadinya (Name) hemat biaya yang seharusnya dibayar untuk supir taksi.

Dengan senang hati, (Name) mengiyakan tawaran Kaizo untuk pulang dengannya. Setelah kakak-adik itu memasuki mobilnya, Kaizo pun mulai menyetir.

Melihat pakaian yang dikenakan Kaizo, (Name) jadi bertanya, "Abis kerja, ya?"

Kaizo mengangguk, pandangannya masih terarah pada jalanan di depannya. Pria itu tampak tak tertarik untuk diajak mengobrol, jadilah (Name) mencoba memikirkan topik. Setidaknya agar suasana mereka tidak sepi.

"Pang apa kabar?"

"Baik."

"... Dia kamu biarin di rumah, sendiri?"

Kembali pria itu mengangguk, "Tadi pagi sempat kuajak ke kantor, lalu siangnya aku bawa pulang."

(Name) hanya mengangguk. Memang susah mengajak si landak ini mengobrol. Kini, (Name) memutuskan untuk membisu sebentar. Hingga akhirnya mereka tiba di rumah (Name), tak lupa wanita itu mengucapkan terimakasih sebelum akhirnya mobil Kaizo menjauh dari rumahnya.

Lalu, (Name) pun segera memasuki rumah. Ia belum mengganti pakaian, kemudian langsung menyiapkan makan siang untuk dirinya dan adiknya. Sementara itu, Oboi hanya duduk dan menunggu di meja makan bersama mainan emutnya.

"Oboi lapar, ya?" Mendengar ucapan kakaknya, Oboi pun mengangguk. "Sama dong." ucapnya sambil tersenyum. Setelahnya, mereka berdua pun makan siang. Sesekali (Name) membantu adiknya yang masih sering cemong untuk memasukkan makanan ke mulutnya.

Selesai makan siang, (Name) pun membereskan piring yang terpakai tadi. Kemudian menurunkan Oboi dari kursi tinggi dan mengajaknya ke kamar. Sementara (Name) sibuk membereskan dirinya, ia biarkan Oboi bermain di kamarnya.

Kini (Name) sudah berganti pakaian dengan pakaian rumah biasa. Ia melihat adiknya yang asik sendiri di atas kasur. (Name) pun menghampirinya dan duduk di dekatnya.

"Oboi ga ngantuk? Biasanya 'kan jam segini Oboi bobo siang." Anak kecil itu menggeleng. Ia kembali asik bermain dengan selimut tidur yang tebal itu.

(Name) tersenyum, ia elus sekilas kepala adiknya dan membiarkannya saja sambil menemani.

Untuk kebanyakan anak kecil, pasti aktif dan suka lari-larian. Oboi salah satunya. Ia merasa penasaran dengan yang ada di atas laci-laci di samping tempat tidur (Name). Ia pun berdiri di atas kasur, dan berjalan ke arah situ.

(Name) yang tadi sempat bermain handphone kini jadi salah fokus pada adiknya. Ia pun diam-diam memfoto anak bayi itu, sedangkan yang masih asik sendiri itu sedang mengamati yang ada di atas laci-laci. Dirinya tertarik pada sebuah jedai, Oboi pun mengambilnya lalu kembali duduk di tempatnya tadi.

"Oboi ambil apa tuh?" tanya (Name) iseng.

Oboi tak tau benda apa itu, tapi sepertinya pernah ia lihat benda itu menempel di rambut kakaknya. Ia pun hanya menunjukkan.

Widower [✓]Onde histórias criam vida. Descubra agora