Chapter 23

1.7K 127 21
                                    

"Tuh, apa aku bilang. Mending kamu tiduran di rumah. Udah mual-mual begitu."

Kaizo mendesis. Padahal ia sudah siap berangkat. Namun, rasa mual kembali menggelitikinya dan membuatnya memuntahkan isi perutnya yang belum terisi apa-apa, sih.

"Tapi..."

"Ga ada tapi-tapi." (Name) menariknya, lalu mendudukannya. "Sekarang, ganti baju. Aku bantuin, deh."

Pria itu menatap (Name) dengan tatapan yang tak bersahabat. Sekilas seperti anak kecil yang ngambek sebab tak dibelikan eskrim. Namun, Kaizo tetap menurut saat kemeja yang ia kenakan dilepas oleh (Name).

"Matanya biasa aja, dong. Jangan kayak mau lepas begitu. Entar aku beliin eskrim bentuk wortel, deh, mau?"

"Aku bukan anak kecil."

"Iya deh, pria dewasa." sahut (Name), terdengar meledek. Membuat Kaizo tambah kesal.

"Itu, mau pakai sabuk terus? Udah di perutnya ga enak, minimal dilonggarin."

"... Jangan nyari kesempatan."

"?? Kesempatan apa?"

"Kamu pasti mau itu 'kan? Makanya mau bantuin aku ganti baju."

Seketika kedua tangan (Name) mencubit pipi Kaizo. "Ihh, mikirnya kemanaaa. Aku lagi hamil muda begini. Kalau ga dibantuin ganti baju entar kamu malah ga mau atau mungkin kabur ke kantor."

Kembali diam, dengan tatapan yang masih sama. Tangan (Name) pun beralih ke pucuk kepala Kaizo. "Kamu belum sarapan. Aku udah masak tadi. Ga lapar?"

"Gak enak makan."

"Ya udah, aku tunggu sampai enak."

"... Kamu sendiri, udah sarapan?"

"Udah. Aku tadi bangun pagi banget, jadinya kelaparan."

"Pang?"

"Belum. Dia masih di kamar, kayaknya sekarang udah habis mandi."

"... Ya udah, samperin dia. Sisanya aku ganti sendiri."

"Beneran?"

"Hm."

"Janji?"

"Iya."

"Ga bohong?"

"Bawel."

(Name) terkekeh meresponsnya. Ia mengacak rambut pria itu sekilas lalu pergi ke kamarnya Pang, memastikan apa anak itu sudah selesai mandi pagi atau justru belum karena kesusahan sendiri di dalam kamar mandi.

Sementara itu, Kaizo hanya menuruti omelan istrinya. Ia kembali mengenakan pakaian rumah, kemudian tiduran di atas kasur.

===

"(Name), kapan dia keluar?"

"Kira-kira tujuh bulan lagi... udah ga sabar, nih?"

Dengan posisi kepala di atas paha (Name), Kaizo menyengir. "Iya. Buatnya berjam-jam, tapi kenapa dapetin yang jadi harus nunggu berbulan-bulan?"

"... Kamu kalau ngidam jadi dongo begini, ya?" ucap wanita itu seraya menahan tawa.

"Aku gak sabar, tau."

"Tujuh bulan tuh cepat, kok. Kalau engga ditunggu."

"Keburu jenuh."

Perasaan baru tadi pagi merungut, sekarang tiba-tiba jadi manja. Emang mood orang ngidam tuh sulit ditebak, pikir (Name). Tangannya bergerak memainkan helaian rambut Kaizo yang belakangan ini tak pernah ia cukur hingga jadi sedikit gondrong.

Widower [✓]Where stories live. Discover now