05

23.4K 2K 61
                                    

.



.


.


Kring

Bel pulang sekolah pun berbunyi akhirnya para guru harus menghentikan kegiatan pembelajaran mereka.

"Baik kelas akan saya tutup jangan lupakan tugas yang saya berikan karena minggu depan sudah di kumpulan" Ucap guru matematika lalu pergi meninggalkan kelas.

Gibran tengah membereskan alat tulis nya dan hendak pergi namun tangan nya di tarik oleh Theo.

Akibatnya Gibran harus mundur ke posisi semula dan menatap heran pada Theo.

"Ada apa Theo?" Tanya Gibran bingung melihat kelakuan Theo.

"Pulang nanti tungguin gue di parkiran" Jawab Theo yang di balas anggukan oleh Gibran.

"Ohh tidak Theo anjing , dede gemes bakalan pulang sama gue" Sahut Kirana mengambil alih tangan Gibran.

"Dia kembaran gue, sialan" Kesal Theo menatap tajam Kirana.

"Terus? Emang gue nanya dia siapa lo?" Ejek Kirana membuat wajah Theo memerah karena marah.

"Lo tanyain Gibran aja dia mau pulang sama siapa" Final Theo yang tidak ingin berdebat lebih lama.

Kirana mengangguk setuju dengan keputusan Theo lalu mereka serentak menatap Gibran.

"Eum.. Aku pulang sama Theo saja kakak, kan nanti kakak mau ajak aku jadi biar aku aja yang ke rumah kakak" Ucap Gibran tersenyum.

"Aduh duh gemas sekali sih dede, baiklah kakak tunggu di rumah ya manis, dadan yang cakep" Balas Kirana tersenyum lalu menarik tangan Zyan keluar kelas.

Begitu pula dengan Glen yang sudah pergi dengan perasaan dongkol part 2, hish kenapa sih saingan nya harus keluarga nya sendiri.

Theo diam² tersenyum penuh kemenangan karena bisa menang dari para bucinan Gibran.

Akhirnya dia berdiri dan menggandeng tangan Gibran, dia pun pergi duluan meninggalkan ketiga teman nya.

"Dir" Panggil Satria pada Dirga yang asik dengan ponselnya.

"Apa?"

"Lo tau rupa dari kembaran Theo?" Tanya Satria penasaran.

"Tau" Jawab Dirga singkat membuat Satria mendengus.

Teman nya ini sangat kulkas kalau bersama mereka tetapi akan mencair kalau bersama Gibran.

"Ga seru lo anjing" Umpat Satria lalu pergi keluar kelas bersama Arga.

Dirga hanya menghendikkan bahu acuh dan ikut menyusul yang lain.

Brum

Brum

Brum

Motor sport yang di kendarai oleh Theo telah memasuki area mansion dan di parkirnya di halaman.

"Ini pak kuncinya" Ucap Theo memberikan kunci motornya pada satpam yang akan memasukkan motornya.

Apa Theo tidak takut motor nya di curi? Tentu tidak, ngapain dia takut toh dia bisa minta papa nya.

Kedua nya pun memasuki mansion dan di sana sudah ada Artha yang menunggu kedatangan Theo.

"KAKAK" Artha berlarian menerjang tubuh Theo dan memeluknya dengan erat.

Theo yang mendapatkan perlakuan tersebut entah kenapa dia merasa risih dengan kelakuan Artha.

Gibran yang merasa tidak di butuhkan lagi segera pergi menuju ke kamar nya karena dirinya sudah sangat lelah.

Saat di kamar Gibran segera berganti pakaian dengan baju casual dan celana yang pendek nya di atas lutut.

Become the Antagonist Twins (END) ✅Where stories live. Discover now