14

13.2K 1.4K 192
                                    

.













.













.













Sesampainya di mansion

Ketiga tuan muda alias si kembar + Artha memasuki mansion mewah itu dan mereka di sambut oleh mama nya.

Hanya Theo dan Artha saja sih untuk Gibran dia tentu saja tidak akan di sambut oleh mama nya.

"Theo kamu ke atas dulu ya sama Artha, mama ada perlu sama Gibran" Ucap sang mama dengan nada lembut.

Artha mengangguk dan menarik tangan Theo untuk ke atas, Theo sendiri setia melihat kearah Gibran.

"Jika sampai Gibran terluka karena mama akan ku adukan pada nenek" Batin Theo bersungguh-sungguh.

Walaupun dia tidak melihat secara langsung hal itu tetapi dia bisa merasakan sakit yang di terima oleh Gibran.

Setelah kepergian Theo dan Artha, sang mama menatap tajam Gibran yang ada di depan nya.

Plak

Plak

"Anak sialan gara² kamu, saya sampai di marahi oleh mertua saya" Umpat sang mama yang menampar pipi Gibran.

Gibran sendiri tidak berkutik karena pada dasarnya dia sudah mati dan tidak bisa merasakan sakit.

Bruk

Mama kandung nya mendorong dirinya hingga kepalanya membentuk ujung meja.

Sekali lagi Gibran hanya diam dan sama sekali tidak meringis atau mengaduh sakit.

"Lebih baik kau mati saja, anak tidak berguna. Saya menyesal karena sudah melahirkan mu"

Deg

Dapat Gibran rasakan jantung nya berpacu dengan cepat setelah mendengar bahwa sang mama menyesal karena melahirkan dirinya.

"Saya juga tidak meminta anda untuk melahirkan saya" Balas Gibran dengan dingin.

"Menjawab kamu hah, orang tua lagi bicara berani nya menjawab" Sentak sang mama dengan amarah yang kian meledak.

"Ambilkan cambuk, dia harus di cambuk agar tidak berkelakuan kurang ajar terhadap orang tua nya"

Maid itu mengangguk lalu pergi mengambil cambuk, tak sampai di situ saja.

Dia juga memerintahkan pada bodyguard nya untuk membawa Gibran ke ruang bawah tanah.

Saat itu bertepatan dengan mertua nya datang namun beruntung mertua nya tidak melihat Gibran.

"Mas, darah siapa ini?" Tanya nenek pada suaminya dan menunjuk darah yang menempel di ujung meja.

Mama 4 anak itu sudah berkeringat dingin karena takut ketahuan, padahal mah udah jelas dia ketahuan.

Di mansion itu terdapat cctv tersembunyi yang sengaja di pasang oleh Ryan dan Marvin.

Tujuan nya sih untuk melihat kejadian yang sebenarnya, kan lebih mudah bila mempunyai bukti kuat.

"Darah siapa itu? Hey siapa yang terluka?" Tanya kakek pada menantu nya.

"Saya tidak tau pa karena saya sendiri baru di sini" Jawab nya berusaha untuk tidak terlihat gugup.

"Begitu ya? Oh apa Gibran belum pulang? Tadi kita ke sekolahnya dan di sana sudah sepi" Tanya nenek menatap malas menantu kedua nya itu.

"Mungkin dia sedang bermain sama teman nya" Celetuk papa 4 anak yang baru saja pulang dari kantor.

Become the Antagonist Twins (END) ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora