12

15.8K 1.4K 139
                                    

.












.











.












Pagi harinya

Di kediaman Alrendra sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing seperti memasak, mandi, dll.

Seperti si kembar yang tengah berebutan kamar mandi, ya siapa lagi kalau bukan Gibran dan Theo.

"Bang ngalah ngapa sih, kamu kan abang" Kesal Gibran dengan kedua alis yang nampak menyatu.

"Harusnya yang muda yang ngalah" Ucap Theo membuat alis Gibran menukik tajam.

Mana ada istilah seperti itu? Ada sih kan di keluarga nya aja gitu.

Dengan kesal akhirnya Gibran keluar dari kamar nya dan membawa handuk serta pakaian.

Dia pergi masuk ke kamar Theo, dia sedang tidak ingin bertengkar di pagi hari yang indah.

Sesampainya di kamar mandi Gibran di buat heran karena dia melihat ada salah satu sabun yang tengah nya sudah berlubang.

"Kenapa lubang nya di tengah? Macam donat saja" Heran Gibran memandangi sabun batangan itu.

Atau jangan² kembaran nya itu suka memakan sabun? Duh pemikiran macam apa itu Gibran.

Mana mungkin Theo mau memakan sabun sampai berlubang di tengah nya saja.

Berusaha untuk acuh Gibran lantas menutup pintu kamar mandi dan mulai membersihkan diri.

Setelah selesai mandi dan berganti pakaian nya dengan seragam, Gibran keluar dari kamar Theo.

Tak lupa dia membawa kembali baju kotor serta peralatan mandi nya, dia pun kembali ke kamar.

Namun ternyata dia di suguhi pemandangan Theo yang baru keluar dari kamar mandi.

Dan hanya menggunakan handuk di pinggang nya oh jangan lupakan tetesan air yang menetes dari rambut nya.

"Cepat ganti baju dan turun bang, jangan lambat nanti aku bareng bang Dirga" Ucap Gibran melangkahkan kaki nya ke kamar mandi.

Alis milik Theo menukik setelah mendengar ucapan Gibran, tadi kembaran nya itu bilang mau bareng sama Dirga?.

Sejak kapan Gibran memanggil teman nya itu dengan sebutan 'abang'? Apa dia ketinggalan sesuatu?.

Tak mau ambil pusing Theo memasuki ruang ganti dan berganti pakaian nya dengan seragam.

Gibran sendiri tengah berkaca untuk membuat seragam nya menjadi berantakan.

"Memang perfect lah ini Gibran" Puji Gibran lalu pergi keluar dari kamar.

Sesampainya di lantai dasar Gibran tidak melihat adanya nenek dan kakek nya, dia pun bertanya pada salah satu maid yang di temuinya.

"Bi, nenek sama kakek kemana?" Tanya Gibran pada maid yang tengah membersihkan meja.

"Tuan besar dan nyonya besar sedang berjalan jalan tuan muda" Jawab maid itu.

Gibran mengangguk lalu pergi menuju meja makan yang kebetulan sudah ada Ryan, Marvin dan Artha di sana.

Tak lama berselang papa nya ikut gabung saat dirinya sudah duduk berhadapan dengan Artha.

"Gibran, apa² an baju mu itu? Mau jadi anak bandel kamu hah" Ucap papa nya menelisik penampilan Gibran yang jauh dari kata sopan.

Gibran sendiri tidak merespon karena itu akan membuat energi nya terbuang sia².

Become the Antagonist Twins (END) ✅Where stories live. Discover now