Gabrielion

17 4 0
                                    

Seperti dalam cerita kebanyakan, seseorang yang merasa dirinya superior selalu ingin menghancurkan dunia dengan alasan penghapusan dosa. Mempercayai konsep tumbuhan yang akan subur di tempat-tempat tertentu. Contohnya tanah hutan yang menjadi lebih subur setelah kebakaran hebat. Penyihir aneh ini mungkin mengambil konsep penyuciannya dari sana.

Sekitar seminggu yang lalu, ada pembunuhan masal yang mengerikan di sebuah desa. Masyarakat di sana seolah-olah sengaja berbaris membuat lingkaran, lalu menggorok leher mereka sendiri di sebuah lapangan luas. Membuat darah mereka mengalir ke tanah yang lebih rendah, tepat di tengah-tengah lingkaran jasad.

Dewan Sihir mengutus organisasi Penjaga Suci untuk menyelidiki kasus itu. Pihak Dewan Sihir mencium aroma ritual terlarang dari kejadian tersebut. Menggunakan manusia sebagai pengorbanan untuk melengkapi sebuah mantra adalah hal yang melanggar hukum. Dewan Sihir sudah melarang berbagai macam praktik sihir gelap dan sebuah ritual yang berhubungan dengan iblis, yang identik dengan pengorbanan manusia.

Penjaga Suci pun setuju dengan pendapat para dewan. Mereka menangkap adanya unsur kesengajaan. Mereka terus melakukan penyelidikan di desa tersebut selama berhari-hari. Mencoba menyambungkan berbagai macam hal yang mereka temukan dengan motif si pelaku. Namun nihil, semuanya terasa sia-sia dan tidak saling berhubungan.

Di hari ketujuh, sebuah benda padat keluar begitu saja dari bekas genangan darah yang tiba-tiba mengering. Semua Penjaga Suci yang bertugas merasa benda itu ancaman, karena merasakan energi sihir gelap. Mereka menyerang benda tersebut dengan membabi buta. Namun benda tersebut malah menyerap seluruh serangan mereka dan membalikkan serangan tersebut berkali-kali lipat. Membuat seluruh anggota Penjaga Suci berubah menjadi debu. Menyisakan diriku, yang entah bagaimana, bisa selamat dari serangan kotak tersebut.

Aku baru menyadari semuanya. Ritual itu sengaja dibuat untuk membuka sebuah portal yang hanya bisa dibuka oleh darah. Mantra itu tidak langsung bekerja dan baru bisa digunakan tujuh hari setelahnya. Aku menatap benda yang keluar dari portal yang terbuka di dalam tanah itu, tidak tahu harus bagaimana. Aku hanya anggota magang di organisasi Penjaga Suci, aku bukan penyihir terlatih yang bisa cepat-cepat mengambil keputusan.

Guncangan besar terjadi. Kupikir, benda tersebut terlalu kuat sampai membuat bumi bergoyang. Namun setelah beberapa menit, aku sadar jika seluruh desa melayang di udara. Terus melaju dengan kecepatan konstan ke langit.

Udara semakin menipis, aku hampir kehilangan kesadaran ketika seseorang berjalan anggun menghampiri kotak hitam di depanku. “Ritualku untuk memanggil Kotak Ibu dari Dunia Bawah tidak bisa kalian pecahkan, karena itu adalah mantra kuno. aku akan membuat dunia menjadi lebih baik,” jelasnya. “Setelah pulau desa ini mencapai ketinggian tertentu, aku akan menjatuhkannya dengan kecepatan tinggi.”

"Itu bisa menyebabkan kepunahan masal! Kau gila!” jeritku.

“Tidak perlu khawatir. Seseorang dengan ichor——darah dewa——sepertimu, tidak mudah mati. Aku akan menghapus setiap dosa dari diri manusia. Membuat dunia baru yang bebas dari peraturan.”

Aku terjatuh dan mengap-mengap seperti seekor ikan yang kehabisan napas. Di saat kesadaranku semakin menipis, tiba-tiba sesuatu mengambil alih tubuhku. Aku berdiri tegak dan mengambang di udara, cahaya keemasan seperti lidah api menjilat ke sana kemari dari tubuhku yang bersinar. Mulutku mengeluarkan suara yang tidak aku kenali. “Berlututlah di hadapanku, Penyihir Rendah! Akulah Gabrielion. Malaikat Agung Surga.”

________

Cermin by Gabrielmalaikatagung

Phantasia CuniculumWhere stories live. Discover now