Misi Ketiga

4 1 0
                                    

Dua misi sebelumnya, semua masalah berhasil diselesaikan ketika aku jatuh tak sadarkan diri—anggap saja itu keberuntungan. Aku kembali diberi penghargaan oleh Dewan Sihir. Bahkan bosku dari organisasi Penjaga Suci memberiku kenaikan jabatan lagi. Sekarang aku menjabat sebagai wakil ketua divisi penyelidikan. Bukan hanya dua kabar bagus itu, tapi sang Raja juga memberiku medali penghargaan dan sejumlah uang. Uangnya sangat banyak sampai bisa membiayai hidupku selama lima tahun kedepannya.

Sekarang aku menjalankan misi pertama sebagai wakil ketua divisi penyelidikan—yang masih magang, tentu saja. Kami diminta untuk menyelidiki sebuah reruntuhan kuno yang ada di kedalaman satu kilometer di bawah permukaan tanah. Reruntuhan itu tidak sengaja terbuka ketika Raja sedang menggali tanah untuk memperluas ruang basemen di kerajaannya. Mereka langsung memanggil tim penyelidik dari organisasi Penjaga Suci karena lorong tersebut menguarkan energi negatif yang besar. Aku berharap tidak ada lagi makhluk yang disegel di dalam sana.

Tim kami terdiri dari delapan orang, termasuk aku dan ketua. Kata seniorku, tim yang bekerja denganku ini adalah salah satu tim terbaik yang sudah sering kali menyelesaikan banyak kasus dengan heroik. Aku terkejut ketika mendengar fakta itu. Sebuah kehormatan bisa bekerja bersama mereka, tapi jika mereka selalu menyelesaikan banyak kasus dengan heroik, itu artinya mereka selalu menghadapi sesuatu yang membahayakan keselamatan. Sedangkan aku sendiri berusaha menghindarinya.

"Apa opinimu, Prajurit?" tanya Bapak Ketua padaku.

Aku gelagapan karena tidak menyangka akan ditanyainya. Aku melirik anggota yang lain sebelum menjawab, "Ehm.. berdasarkan dari pengalaman saya, sepertinya ruangan bawah tanah ini sedang digunakan untuk praktik sihir gelap. Dan karena menguarkan energi negatif yang sangat besar, sepertinya ada sesuatu yang menarik di dalam sana."

Aku menjawab itu tanpa berpikir panjang, tapi semua anggota mengangguk-angguk seolah pendapatku sangat benar.

Kami pun masuk ke dalam lorong dan mulai menyelidikinya. Beberapa dari kami memerhatikan dinding, dan bahkan menerjemahkan teks kuno di sana dengan sihir terjemahan, sihir langka. Beberapa yang lain mengecek kepadatan energi negatif dengan sihir teknologi—sihir langka juga. Jelas, mereka adalah penyihir pilihan. Hhmm ... aku merasa bukan siapa-siapa di sini.

"Menurut teks yang tertulis di sini. Lorong ini dipergunakan untuk makam orang-orang beriman pada zaman Raja Charles dari kekaisaran Mediland," kata si penyihir penerjemah.

"Itu kerajaan kuno yang menjadi cikal bakal dari tiga kerajaan berpengaruh sekarang," kata si penyihir teknologi.

"Bukan hanya itu, lorong ini juga sering dipergunakan untuk ritual suci keagamaan."

Aku mulai mengatakan keanehan dari semua ini. "Jika orang-orang beriman dimakamkan di tempat yang sering digelar ritual suci, kenapa malah energi negatif yang keluar?"

Belum sempat ada yang menjawab, kami sampai di sebuah ruangan dengan sebuah altar aneh. Lagi-lagi pendapatku benar.

"Energi negatifnya bera—"

Perkataannya terpotong oleh seruan, "Penyusup!" Lalu kegiatan adu mekanik sihir pun mulai terjadi.

Lawan kami adalah penyihir gelap elemental. Kami berusaha menahan dan menyerang balik. Di tengah-tengah itu, aku berencana untuk menghancurkan altar tersebut dengan tinjuku. Namun, aku menyadari sesuatu. Mereka penyihir gelap sedang mengadakan ritual di tempat suci. Tapi untuk apa?

"Bangkitlah para mayat! Bunuh mereka semua!"

Altar itu meledak sebelum aku menghancurkannya. Aku berharap, aku pingsan dan semuanya tiba-tiba selesai.

______________________

Ditulis oleh Gabrielmalaikatagung

Phantasia CuniculumWhere stories live. Discover now