Dunia Dalam Kotak

14 4 0
                                    

Sebuah pedang tertancap pada lahan basah dataran Lonslop. Sekelompok pemuda berpelengkapan seadanya sedang kelelahan berhadapan dengan seekor Sapi Boka. Seekor sapi sebesar rumah di pedesaan dengan bulu hijau polkadot.

"Suzane, serang bagian kiri!" Teriak Komb.

"Tidak, dia sudah hafal dengan pola serangan kita."

"Sudah lakukan saja!"

Suzane merapalkan sebuah sihir. Bola api muncul dari kedua tangannya yang langsung meluncur ke tubuh Sapi Boka.

Ledakan tercipta.

"Regy!"

"Kenapa tidak kau saja?!"

"Pedangku tertancap di tanah. Hanya kau!"

Regy menerjang maju. Membuka sebuah grimoire dan menghantam kepala Sapi Boka dengan sihir jarak dekat miliknya. Sapi Boka tumbang dan Komb mulai berlari mendekat, lalu menancapkan pedangnya pada tubuh sapi boka, melintas mulus merobek jaringan jantung.

"Kau sudah gila!" seru Regy. "Kita hanya butuh tanduknya."

"Tenanglah Regy." Suzane menahan tubuh Regy.

"Apa peduliku. Aku hanya membunuhnya demi uang tambahan," bantah Komb.

"Dia memiliki anak, dia induk Boka. Kita hanya akan menghancurkan tatanan dunia, merusaknya hanya akan merugikan kita di masa depan."

"Dunia? Masa depan? Kita hanya bidak dewa, Regy! Hidup hanya sekali maka lakukan apa yang bisa kau lakukan. Membunuh orang tuamu yang tidak berguna itu misalnya, agar bebanmu menghilang."

Regy menyibakkan tangan Suzane, wajahnya merah padam. Dia membuka grimoire-nya, melayang, menyala penuh dengan aura sihir.

"Hentikan kalian berdu–––" belum selesai Suzane berbicara, sebilah pisau melayang, menancap tepat di tengah dahinya. Regy terhenti dari amarahnya, membeku melihat teman seperjuangannya tewas di hadapannya.

"Belakangmu, Bodoh." Regy membalikkan badan. Pupilnya merekah ketika ayunan pedang sudah berada tepat di depan matanya dengan senyuman Komb yang samar di belakangnya.

***

Regy tersadar dalam keadaan tubuhnya melayang perlahan menjauhi dunia. Sosok Suzane melayang sedikit lebih jauh di depannya. Saat itu juga Regy tersadar bahwa saat ini dia sudah tidak lagi berada di dunia. Dia sudah mati karena manusia keji tadi, Komb Kreedle, teman seperjuangannya.

Ia melayang semakin jauh, sekarang dunia hanya sekecil buah apel dengan kubah berbentuk kubus. Ia seketika terkejut ketika melihat sepasang tangan seperti ingin meremas dunia ada di sisi kiri dan kanan dunianya. Mata Regy mencoba mengurut tangan itu hingga sampai pada tubuh seseorang yang sangat amat besar berjejer menjaga setiap kubus di antara tangannya. Salah seorang yang menjaga dunianya saat ini sedang mengamati pergerakan Regy.

"Kau jiwa yang berbeda." Suaranya menggaung di kepala Regy. Jiwanya bergetar begitu hebat.

"Tanyakanlah apa yang mengganjal di hatimu, maka aku akan menjawabnya untukmu."

"Siapa kau?" tanya polos Regy.

"Mereka menyebutku dewa. Namun aku hanyalah pasukan-Nya. Dewa lebih dan tak mungkin bisa kalian para manusia bayangkan."

"Namun apa kau mengetahui hidupku juga?"

"Tentu."

"Kenapa aku harus mengalami semua itu? Kenapa aku yang paling pertama mengalami kematian daripada orang jahat di dunia sana." Regy menatapnya geram.

Kepalanya perlahan mendekati Regy.

"Takdir sengaja menghantam mu agar engkau belajar, Rintangan ada di hidupmu agar engkau berkembang, dan penyesalan ada padamu agar engkau tidak mengulanginya kembali," ucapnya.

"Kau sudah melakukan perjalanan hidup yang baik hingga takdirmu berakhir, Regy Oldstuff. Jangan isi penyesalan atas tindakan yang tidak bisa kau lakukan pada orang jahat di sekitarmu, sebab kau sudah membuktikan bahwa tindakanmu benar. Sekarang damai .... ."

__________

Cermin by Nalabialbi

Phantasia CuniculumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang