1. Awali pagi dengan Rui

18.4K 1.8K 169
                                    






   Pagi yang cerah di Mansion Dominic. Dimana kalian bisa melihat bunga bermekaran, embun pagi yang hinggap di dedaunan dan ruang bermain seorang bocah yang berantakan.

Ya, ruang bermain rapih beberapa menit lalu telah berubah menjadi kapal pecah dengan lego, balok susun, bola-bola kecil dan yang lainnnya berserakan dilantai bahkan sampai keluar ruangan.

Siapa yang berani melakukan hal itu pada ruang bermain yang hanya ada satu di Mansion tersebut?
Siapa lagi kalau bukan pemilik dari ruang bermain itu sendiri. Bocah gembul bersurai biru dengan mata safir, kulit pitih merona dengan pipi chubby dan bibir pink kenyal, itulah ciri-ciri pelaku yang menjadikan ruang bermain superduper berantakan.

Narukawa Iyuki menghela nafas sambil memijit keningnya, didepan pintu terdiam saat melihat kedalam, lebih tepatnya melihat kondisi ruangan.
Mata itu terpaku pada bokong berbalut popok yang separuh tubuhnya berada dalam keranjang sedang berusaha mengeluarkan mainan.

"Mana pedang legen lalic na Lui, malen cini Lui talo." Anak itu kembali melemparkan mainannya kebelakang tanpa tau kalau sang ibu negara melihat semua nya.

"Huffttt~~~" Iyuki kembali menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, guna sabar agar tangan iyuki tidak menampar pantat berbalut popok Rui. Bisa menangis anak itu kalau Iyuki melakukannya.

"Rui sedang apa?" Iyuki melangkah masuk dan berjongkok disamping Rui Lartical Dominic, yang sering disapa dengan Rui, Baby ataupun sayang, masih asik mengeluarkan mainannya dari keranjang.
"Mama, pedang legen lalic Lui na mana?" Anak itu bangkit dan menatap Iyuki dengan sendu, dirinya tak menemukan kedua pedang sakti dimanapun.


"Pedang legendaris Rui pergi bermain sebentar. Ayo, Rui harus bersiap untuk kesekolah kan!" Iyuki berniat menggendong Rui untuk keluar dari ruang bermain, tapi anak itu malah menjauh.
"Napa main na ndak ajak Lui." Anak itu semakin menatap Iyuki dengan tatapan sendu. Bahkan pipinya yang menggembung meninggalkan jejak merah samar.

"Jangan menangis, ok. Nanti saat Rui akan berangkat sekolah, pedangnya sudah pulang."

"Menalkah?" Seolah tatapan ingin menangis tadi hanya ilusi, kini anak itu kembali ceria.

"Mn, sini mama gendong. Rui harus mandi, memakai seragam dan sarapan, ok." Rui melompat kegendongan Iyuki, dirinya sudah tidak sabar untuk berangkat sekolah.


"Ai ai kapten!"


ibu anak itu meninggalkan ruang bermain yang berantakan. Rutinitas pagi seperti biasanya sejak seminggu yang lalu, dimana bocah tiga tahun itu mulai 'sekolah'.
Pagi diawali dengan ruang bermain yang berantakan oleh sikecil yang mencari mainan random untuk dibawa kesekolah adalah rutinitas wajib yang disaksikan penghuni Mansion.







🌻🌻🌻🌻



Sarapan pagi dimulai pukul 7.30 adalah hal wajib lainnya jika anggota keluarga berkumpul di rumah, tentu saja sarapan bersama si kecil.
Sebelum kehadiran Rui, keluarga Dominic masih sarapan semeja, tapi tak seperti sekarang ramainya. Dulu hanya diisi detingan sendok dan kata selamat pagi saja tapi sekarang keluarga Dominic bisa tertawa dan bercanda di meja makan bersama Rui.

"Liat, hali ini Lui pakai baju mela lagi." Semua anggota Dominic yang hadir mengalihkan tatapan mereka kepada Rui, anak itu akan pamer seragam sekolahnya lagi.

"Celakang Lui dah becal, Lui dah bica itung itung catu campai celupuh." Rui membusungkan dadanya, mengembungkan pipinya berlagak sok keren padahal jatuhnya malah semakin imut.

Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang