11 . Kenapa hanya sedikit?

9.2K 981 60
                                    




Dikamar yang gelap dengan cahaya remang-remang seseorang sedang pulas tertidur tanpa menghiraukan keributan diluar. Padahal sedari tadi, pintu sudah diketuk beberapa kali dan alarm sudah berbunyi dengan hebohnya tapi gundukan diatas tempat tidur berbalut selimut tebal tidak bergerak sama sekali.




BAM....

Pintu terbanting, dan dalam sesaat gundukan diatas selimut telah berubah. Dari yang awalnya berupa gundukan sekarang terlihat disana seonggok manusia yang memijit kepalanya karena bangun tiba-tiba.

Merasa sedikit baikan, mata itu menatap dengan ngeri kearah pintu. Dimana, disana seorang perempuan yang menjadi pelaku pendobarkan pintu hanya dengan satu tangan berdiri dengan wajah datar menatap dirinya.

"Mom, ada apa. Aku baru saja tertidur!" Mendengar keluhan sang putra, Gloria tidak menanggapinya sama sekali. Berjalan kedalam kamar, membuka tirai tirai jendela sehingga cahaya pagi masuk kedalam kamar.

Ya, dia adalah putra kandung Gloria dan Phillip, Eleanor Von Bismarck. Beberapa bulan dibawah Edward.
Keluarga Duke hanya punya tiga orang putra tanpa putri, Edward sebagai yang tertua, di lanjutkan oleh Eleanor dan Edgard yang terakhir. Dan semua pendidikan serta tata cara kalangan atas hidup, diajarkan oleh Gloria. Membuat baik anak Reine (Edward, Edgard) dan anak kandung Gloria sendiri (Eleanor) sangat menghormati dan takut kepada Gloria. Gloria Lexus, anak tertua dari Cristhoper Lexus dan Martha.

Gloria menatap ruangan sejenak, tertegun karena setiap masuk ruangan, Gloria merasa seolah tak betada ditempatnya. Karena pemilik ruangan berbanding terbalik dengan nuansa ruangan itu.

"Bangun. Kematian putra mahkota telah resmi diumumkan, dan aku harus pergi ke istana." Sambil membuka jendela Gloria mengatakan berita menggemparkan pagi ini kepada anaknya tanpa berubahnya raut wajah datar itu.

"Oh, mereka mengumumkannya dengan cepat. Terlihat seperti kelinci yang ceria, sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk menaikkan posisi putra kedua!" Karena cahaya yang masuk sudah memenuhi kamar itu, terlihat tatanan asli kamar yang ditempati Eleanor. Kamar dengan nuansa putih gading dengan stiker kelinci memenuhi dinding.
Serta furniture dan beberapa aksesoris lainnya juga berhubungan dengan makhluk bertelinga panjang itu.

"Baiklah, jika hanya itu. Aku ingin melanjutkan tidurku lagi." Bersiap menarik selimut, Eleanor merasa damai. Tapi tak lama kemudian dia sudah terjerembab ke lantai karena tendangan dari sang Ibu.

"Bangun. Kami harus pergi, dan kau jaga sikecil. Meskipun penjaga bayangan tidak pernah meninggalkan nya tapi, kesalahan bibimu tidak bisa diulang lagi."


Eleanor hanya mendengar kata "bangun." Kata-kata Gloria selebihnya tidak terdengar karena dia asik mengelus pantat dan sikutnya yang mencium lantai.


"Apa kau tidak ingin bangun?" Mendapat kata datar dari ibunya, tanpa mengindahkan rasa sakit. Eleanor berdiri tegak seperti seoarang prajurit terlatih. Gloria puas dan berbalik pergi meninggalkan sang putra masih berdiri tegak dengan patuh.


Eleanor menatap sekeliling ruangan setelah ibunya pergi, kamar yang telah lama ditibggalkannya. Semenjak Eleanor bekerja untuk salah satu anak keluarga Dominic, Eleanor sudah bertahun-tahun meninggalkan ruangan ini. Baru pada malam ini dia kembali lagi ke Mansion.

Memegang dengan lembut boneka kelinci putih diatas meja samping tempat tidur, Eleanor tersenyum kearah boneka itu.

"Tuan kelinci bulan, selamat pagi!" Hampir seperti bisikan, Eleanor mengucapkan kata itu. Berbalik dan melangkah memasuki kamar mandi, Eleanor akan membersihkan diri terlebih dahulu sebelum turun untuk sarapan.


Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Where stories live. Discover now