4. Awal petualangan

10.7K 1.2K 149
                                    

Cerita author ubah sedikit dari deskripsi, disinopsis cerita ini Rui diculik... Tapi author ubah jadi Rui yang ngikut penculik....

Tapi tujuannya masih sama kok, masih sama-sama memberantas burung raksasa dan monster panjang 😃 dan ketemu ama anak yang punya sistem ditangannya 🙈

Selamat membaca 😙



Empat pria dan satu wanita menatap lurus kearah seorang bocah yang duduk melebarkan kakinya diatas sofa dengan kedua tangan memegang botol susu ukuran sedang.
Ruangan pribadi dengan dua sofa panjang dan dua sofa single berhadapan dengan meja ukuran besar didepan mereka. Meskipun keempat sofa terisi oleh manusia dengan berbagai hidangan diatas meja, tapi yang terdengar disana hanya suara seseorang yang menyedot botol susu.


Salah seoarang diantara mereka menjulurkan tangan dan mencolek sedikit pipi gembul milik seorang anak yang sudah tenggelam oleh botol susunya, bahkan tak dihiraukan nya lima pasang mata yang metap tajam dirinya.




Seseorang yang mencolek pipi anak tadi menatap tangannya, disana masih ada perasaan lembut dari pipi chubby itu.
"Dia bukan boneka, bukan juga robot." Masih terperangah dan tangan itu terkepal tapi matanya tidak beranjak dari pusat perhatiannya.

"Cuda abang, celakang Lui na lapal." Kelima orang itu tersentak saat mendengar kembali suara susu khas anak kecil tapi cadel.
Tadi kelima orang itu memperhatikan wajahnya, sekarang tatapan kelimanya beralih turun ke perut buncit tertutup sleepsuit. Apa katanya tadi! Lapar? Perut buncit itu masih bisa menerima makanan?
Oh, bukan tanpa sebab mereka berpikir seperti itu. Sebab sikecil sudah menghabiskan empat botol susu ukuran sedang. Ingat empat botol susu, dan sekarang dia masih meminta makanan! Apa perut itu masih ada celah untuk makanan bayi?


"Abang, mana mamam na Lui?" Mata itu berkedip kedip lucu saat menyapu makanan diatas meja, makanan yang terlihat asing dimata Rui, sebab tak pernah ditemui di rumahnya.

"Apa yang biasanya kau makan?" Seseorang diantara mereka yang duduk disofa singgle, bertanya dengan tatapan datar kepada Rui, tapi dengan suara selembut mungkin.

"Naci, cayul, ikan, cucu." Kali ini tatapan semua orang beralih ke jari-jari mungil yang tertutup terbuka saat menghitung 'apa saja yang dimakan Rui dirumah.'

"Baiklah, tapi tidak ada susu lagi. Perutmu bisa sakit." Edward Von Biscortent, menatap Rui dengan tatapan tegas saat anak itu meminta susu tambahan lagi.
"Napa, Lui aucc. Cucu na ndak cukup, kecil botol na."
'Jadi, sebesar apa botol susumu dirumah bocah?' itulah pertanyaan kelima orang itu dimata mereka.

"Aku masih belum yakin, dia benar-benar hidupkan? Bukan robot atau boneka?" Nathan Rollies, yang duduk disisi kanan Rui dan juga orang yang menyentuh pipi Rui tadi, masih sedikit tidak percaya dimatanya.
Hei, dia juga punya adik seumuran Rui di keluarganya, bahkan ada tiga. Tapi, tidak ada diantara mereka yang semenggemaskan bocah bersurai biru didepannya.
Bahkan Nathan sering menjahili mereka, tapi kalau untuk anak ini, Nathan sangat ingin mengurungnya dan menikmati sendiri keimutan makhluk ajaib ini.


Plak ....

"Buang pikiranmu jauh-jauh, sialan. Dasar pedo." Gerlin Stuart, satu-satunya wanita diantara mereka. Oh, jangan sangka Gerlin ini wanita murahan. Mungkin dia sedikit pendek dari pria tapi paling tinggi diantara wanita normal, dengan perawakan seperti laki-laki plus otot, maka kalian akan melihat 5 pria disana bukan 4 pria 1 wanita. Pria mana yang tertarik dengan Gerlin atau yang sering disapa Grey oleh teman-temannya.


"Sakit, sialan. Kamu kalau ingin memukul orang sebaiknya diring tinju, bukan dikepalaku." Ya, Gerlin adalah seorang petinju wanita. Bisa dibayangkan seberapa kuat dia memukul kepala Nathan.

Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant