5 . Burung raksasa memakan orang

9.3K 1.2K 112
                                    






Snifff sniff sniff....

Hidung yang mengeluarkan ingus terus dibersihkan oleh saputangan, mata dan hidung serta pipi sama merahnya.
Bocah itu habis menangis, yang membuat Edward harus ekstra dalam membujuknya.

"Habiskan itu. Lihat, kau menjadi jelek sehabis menangis." Edward kembali menyeka mulut Rui dengan saputangan lain yang belepotan jus dari buah Strawberry yang dimakan anak itu.

"Lui ndak jlek. Becok Lui na cali pedang legen lalic, tluc clamat olang olang yang mamam bulung lakcaca, hiks..." Rui memasukkan sepotong Strawberry kedalam mulutnya kemudian mengerutkan kening saat merasakan buah itu. "Napa celtobeli na ndak ceenak puna oma?"

Edward menghela nafas, lihatlah anak ini walaupun dia sedih tapi masih bisa mengomentari soal rasa makanan.

"Berhentilah menangis, nanti abang carikan Strawberry yang lebih enak."

"Benalkah? Lui na dapat celtobeli lagi?"

Lihatlah, seolah wajah memilukan dengan berlinang airmata tadi hanya ilusi. Kini anak itu kembali ceria dengan mata berbinar dan kembali bersemangat memakan Strawberry yang telah dibersihkan dan dipotong oleh Edward sendiri. Benar-benar anak yang ajaib, menangis nya cuma angin lewat.

Edward memandang Rui yang kembali tersenyum dipangkuan nya, ikut tersenyum juga.
Kemudian Edward terkekeh jika mengingat alasan anak itu menangis.
Edward yang tidak ingin orang tua Rui mencari bocah gembul itu dan menginginkan Rui kembali, terpaksa membawa Rui malam itu juga pulang kenegaranya.

Biarkan saja orang tua anak itu resah dan menangis darah dirumah, nanti tinggal suap polisi untuk membereskan 'kasus kehilangan bocah bersurai biru'. Dan Menutupi jejak Edward yang memungut Rui, maka anak itu telah menjadi milik Edward seutuhnya.


Author : lu kira kocheengg main asal pungut -_-


Edward yang berangkat malam itu menggunakan pesawat pribadi tiba di negaranya pagi ini.
Karena anak itu kelelahan sehabis makan malam langsung tertidur, sehingga Rui tidak menyadari kalau dia telah jauh lagi dari orang tuanya.

Saat bangun anak itu berada digendongan Edward yang sedang berjalan, menatap sekeliling dimana dia dikelilingi pria berbaju hitam. Kemudian matanya tertuju pada kaca disampingnya.
Tanpa diduga Edward, Rui yang ada digendongannya histeris dengan menunjuk-nunjuk jendela transparan, lebih tepatnya menunjuk antrian orang yang memasuki pesawat.


"Bulung lakcaca na mamam olang. Abang cepat tulun Lui, Lui na mau clamat mleka."

Teriakan Rui sukses mengundang banyak pasang mata. Karena tak ingin ketahuan kalau Edward menculik seoarang anak, maka Edward bersama bodyguardnya langsung berlari keluar tanpa memperdulikan teriakan anak itu.

"Abang napa lali, bulung lakcaca na mamam olang. Huaaaa ..."

Alhasil saat sampai didalam mobil anak itu langsung menangis kencang, berniat turun dan kembali kedalam untuk menyelamatkan 'orang yang telah dimakan burung raksasa'.

...

"Abang, Lui lapal. Cucu Lui mana." Rui yang berada dipangkuan Edward memegang perutnya yang masih menggembung dibalik sleepsuit, menatap kearah Edward dengan mata besar berwarna biru.


Muka Edward langsung memerah, wajah setelah menangis dan memerah itu berkali-kali lebih imut dari biasanya.
"Ekhem. Elios!" Edward batuk untuk mengalihkan suasana. Kemudian memanggil asistennya yang bernama Elios Lis Scamberg yang telah menyiapkan sarapan Rui.


Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Where stories live. Discover now