8. Malam yang indah

8K 1.1K 66
                                    





Malam selalu dikaitkan dengan gelap dan mencekam karena berani membatasi indra penglihatan manusia.
Tapi bagi sebagian orang, malam adalah hal yang mengagumkan, indah dan ketenangan.

"Aaaaaaggggghhh"

"Ya, sangat indah. Sekarang yang kiri." Lima orang yang diikat disudut ruangan menangis sambil menutup mata melihat penyiksaan yang ada di depan mata mereka.
Disana salah satu anggota keluarga mereka sedang berlutut tanpa berbalut benang sehelai pun dengan kondisi tubuh penuh luka. Oh, jangan lupakan satu bola mata nya telah hilang dari tempatnya.

"Kalian berlima juga akan bergabung. Ini akan aku hanyutkan, dan keluarga kalian yang ada bawah bukit akan melihatnya saat mengambil air di sungai." Seseorang berambut putih yang diikat tinggi longgar, memainkan bolamata yang ada ditangannya. Tangan yang memegang bola mata itu berlumuran darah tapi orang itu tak merasa jijik sedikitpun.

Kelima orang yang masih ketakutan disudut semakin ketakutan, bahkan sudah ada yang kencing dicelana. Didepan mereka jelas bukan hantu tapi manusia. Manusia yang lebih mengerikan daripada iblis.

"Cepatlah, Daniel. Kita harus menjemputnya secepat mungkin." Di sudut lain ruangan seorang remaja yang juga berambut putih sedang duduk malas sambil menyeka pistolnya tanpa menyaksikan kesenangan Daniel yang asik mencabuti bola mata manusia seperti mencabuti bulu ayam yang telah tersiram air panas.

"Kau benar, heyy ... sopanlah kepadaku, sialan. Aku jauh lebih tua darimu." Daniel marah pada remaja itu. Tapi ekspresi si remaja tidak berubah sedikitpun, tenang dan malas.

"Oh, aku tak sudi memanggil kudaniel sebagai abang."

TAK

Sebuah belati tajam melayang kearah remaja itu tapi berhasil dihindari olehnya dengan muda.
"Ingat lah Jeremy, suatu hari nanti akulah yang akan mengambil nyawamu." Jeremy atau Ryu tetap melakukan kegiatan nya tanpa terganggu oleh belati yang dilemparkan, ataupun ancaman yang diucapkan Daniel.

"Hmm, maka lakukanlah. Tapi kau telah dicap sebagai Kudaniel oleh adikku, itu sudah cukup."

Mendengar jawaban Ryu, Daniel marah sampai ke ubun-ubun. Mengingat hari itu dia dijauhi si kecil hanya karena cerita karangan adik lakhnatnya satu ini, rasanya dia ingin merobek Daniel menjadi potongan-potongan kecil.

"Baiklah, kita kembali kepermaianan." Daniel mengabaikan kemarahannya pada Ryu untuk saat ini. Dia kembali melangkah pada mangsanya yang ada didepan, mangsa yang ketakutan seperti hewan berbulu lucu yang melihat predator ganas siap melahapnya.

"Hahan, hahan .... (Jangan, jangan ....)" Hewan berbulu itu telah kehilangan separuh lidahnya, sehingga dia tidak dapat berbicara dengan benar. Ditambah kondisinya yang mengenaskan, membuat jantungnya terpompa dua kali lipat dan semakin menambah ketakutan dalam dirinya.

"Oh, tentu. Aku tidak akan segera membunuhmu. Kau yang terakhir, dan kau akan menyaksikan anggota keluargamu satu persatu dicabuti bola matanya." Ucapan Daniel seperti bom atom kepada 6 tahanan itu, terutama pada sikepala keluarga yang akan segera menyaksikan istri, serta kedua anak dan menantunya disiksa didepan matanya.

Tubuhnya yang penuh luka dan tergeletak lemas, seperti mendapat kekuatan. Segera meronta dan menyeret tubuh penuh luka itu ketelapak kaki Daniel untuk memohon. Bunuh saja dia sekarang, dia tidak bisa menyaksikan anggota keluarga nya disiksa dan dia tidak bisa melakukan apa-apa. Ini adalah hukuman yang paling menyakitkan.

"Baiklah, kita mulai dari anak pertama." Mata kiri si ayah melebar, menyaksikan Daniel melangkah mendekati putrinya. Semakin menyeret tubuhnya yang terluka untuk menghentikan Daniel tapi percuma karena Daniel telah menjambak rambut anak pertamanya itu.

Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Where stories live. Discover now