13.Rui bukan bayi

14.4K 1.1K 196
                                    





Hari ini author nggk mau kalian komen "next" Atau apapun...

Tapi tolong komen "free for palestine" Atau "kemerdekaan untuk Palestina"

Setidaknya kita menyuarakan kemerdekaan untuk negara yang telah membantu kita dalam membela dan mendesak mesir dan liga Arab untuk kemerdekaan Indonesia dulu. Negara pertama yang menjadi saksi kemerdekaan Indonesia sehingga Indonesia mendapat pengakuan dunia..

Suarakan lemerdekaannya setidaknya kita balas budi. Jangan kalian menjadi " Menolong anjing terjepit, tapi setelah ditolong kalian malah menggigit" Banyak author lihat di sosial media, kalau orang Indonesia menyuarakan doanya untuk Israel... Munafik kalian yang membantu Israel.

Ok, cukup sekian... Silahkan membaca.




Phillip meyeruput kopinya. Merasakan kafein memasuki tubuhnya, tubuhnya pun kembali rileks.
Menatap kesamping kanan, kembali menyeruput kopi dan pandangannya tertuju pada popok bergambar kepala gajah itu lagi.

"Srrruupp ...." Sepertinya kopi hari ini lebih nikmat dari hari kemarin, bahkan Phillip sudah menghabiskan tiga cangkir dalam waktu satu jam.

"Apakah sudah dapat?" Phillip meletakkan kopinya, bertanya pada sipemakai popok lalu membuka buku gambar sikecil yang ada diatas meja.

"Blom dapat, ikan na ndak mau mamam apel Lui." Anak itu mengerucutkan bibir melihat apel yang setengah tenggelam didalam kolam ikan koi.

"Klo dapat ikan na Lui buat cup, ikan cup ibu enak." Rui kembali meneguhkan keianginan untuk memancing ikan koi Phillip, dengan umpan apel.
"Oh, bagus. Ayah juga suka sup ikan." Phillip menanggapi tanpa menatap kearah Rui. Dirinya sedang asik melihat gambar anak itu yang berbentuk garis serabutan.

"Ayah pacing cendili. Ikan na ndak cukup." Rui menatap Phillip dengan alis tertaut.
"Hmm, Ayah akan memancing kalau Rui berhasil mendapat seekor."

Rui kembali berkonsentrasi menangkap ikan, tanpa khawatir dirinya kedinginan.
Ya, anak itu hanya mengenakan popok bergambar gajah, tanpa mau memakai sleepsuit yang biasa dipakainya. Dengan tubuh dipenuhi bedak, dari ujung kaki sampai ujung rambut.

Kenapa Rui seperti ini? Tentu saja hari pengecekan kesehatan rutin.
Rui dinyatakan sehat dan tinggi anak itu telah bertambah 3 cm.
Rui yang selalu mendengar angka 1 atau 2 disetiap hari cek rutinnya, dan akhirnya mendapat angka 3 menganggap dirinya telah dewasa. Telah tumbuh setinggi pohon diluar sana.

Akibatnya, anak itu tidak ingin lagi memakai sleepsuit dan popok.
Rui mencoba memakai baju abangnya Clleo tapi, kancing di perutnya tidak bisa dipasang. Lalu memakai baju Edgard, muat tapi terlalu panjang untuk anak itu.

Dan setelah Reine membeli baju yang cocok untuk Rui, barulah anak itu senang. Tapi, setelah dipakai 15 menit anak itu merengek minta dilepaskan. Alasannya karena panas dan gerah, serta tidak nyaman saat bergerak.

Dan ujung-ujungnya anak itu memilih telanjang. 😑

Bukan cuma baju yang menjadi masalah. Karena tidak ingin lagi memakai popok, Rui yang semalam tidur dikamar Eleanor. Mengompol tiga kali, dan Eleanor harus mandi ditengah malam.

Rui yang melihat beberapa pelayan ingin lewat segera lari kearah Phillip. Phillip yang sedang asik melihat gambar Rui, terkejut saat anak itu memanjat dengan cepat di kakinya dan segera bersembunyi dibalik tubuh Phillip saat dua orang pelayan mendekat.

"Ada apa?" Phillip menatap heran anak itu. Rui yang diselimuti bedak tapi sudah berpindah ke kemeja Phillip hanya berkata, "cyuuut ... Lui cedang cembuni."

Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Where stories live. Discover now