chapter bonus (Rui Ryu)

8.3K 827 35
                                    



Ingat ya, ini chapter bonus.. Bukan lanjutan chapter 12 ... Ini hanya sepenggal cerita Rui dan Ryu





"Dahulu kala, hiduplah seorang kesatria. Dia gagah berani dan juga sangat-sangat tampan. Kesatria itu merupakan jelmaan seoarang pahlawan yang dipanggil dewi hutan untuk menyelamatkan manusia dan ras kecebong dari jajahan naga kepala dua."

Terdengar di sebuah ruangan seseorang membaca buku fiksi atau fantasi. Cerita yang bisa membangkitkan minat setiap anak karena dongeng heroik dari pahlawan gagah berani.

Sama seperti anak lainnya, anak yang memiliki surai biru dengan mata safir menatap dengan penuh minat pada sipembaca. Jika kalian melihat lebih jelas anak yang bersemangat itu, maka kalian akan menemukan mata sebening telaga dengan taburan bintang di atasnya. Berkilau dan sangat menghayati cerita.


"Pa la an Lyu (pahlawan Ryu) cen matat (semangat)." Anak yang hanya terbalut popok duduk didepan seorang anak lainnya. Dia menatap kepada anak di depannya yang dikenal dengan nama Jeremy atau Ryu, yang saat ini asik menceritakan kisah heroik pada anak itu.

"Lalu, saat pahlawan Ryu telah tiba di desa kecebong dengan petunjuk dari dewi hutan. Ryu memutuskan untuk bermalam didesa yang hancur itu semetara waktu, sambil mencari informasi. Kecebong jahat mana yang telah berubah menjadi naga."

"Naga caat, bong caat. (Naga jahat, kecebong jahat.)"

Ryu berhenti sebentar untuk melihat ekspresi Rui. Benar saja, anak itu telah menekuk wajahnya dengan pipi chubby yang menggembung tumpah dan bibir terkatup rapat serta tangan terkepal kuat, memukul-mukul boneka naga kecil didepannya.
Ryu mengalihkan pandangannya pada boneka, boneka naga yang sudah berantakan dengan bulu-bulu halus mencuat. Itu karena sikecil didepannya sudah berpuluh-puluh kali memukul boneka naga itu.

Tapi ini sangat lucu, melihat pipi tumpah itu Ryu mau tak mau mengulas senyum.

"Ang Lyu. Awawacwawa?" Rui memanggil Ryu karena sipembaca berhenti bercerita. Padahal ini adalah bagian paling seru. Tidak, semua ceritanya seru menurut Rui. Dan saking serunya, Rui sudah mendengarkan cerita ini dari bang Ryu puluhan kali tanpa merasa bosan.
Jangan tanya kenapa bahasa Rui tidak bisa dipahami. Karena masih sedikit kosakata yang dimengerti Rui.

"Ekhem. Ternyata kecebong yang jahat itu suka memakan coklat, dan tidak ingin mendengarkan perkataan abangnya. Dia tidak ingin tidur dengan abangnya ketika malam dan malah tidur dengan mama papanya. Lalu, kecebong jahat suka dekat dengan kecebong yang bernama Deren. Menyebabkan kecebong baik berubah menjadi kecebong jahat dan terakhir menjadi naga."

"Ang Len? Lui ndak mau kat agi ang Len (abang Deren? Rui tidak mau dekat lagi abang Deren)"

Ryu menyeringai. Seperti sebelum-sebelumnya, saat Ryu menceritakan kisah ini, maka bisa dipastikan Rui akan menjauhi Deren dan mama papanya sehari.
Walaupun cuma sehari, tapi sudah cukup untuk Ryu bermain bersama sikecil.


Brakk....

Pintu didobrak dengan kasar, menampilkan seorang remaja dengan  raut muka tak sedap dipandang dan mata memicing menatap kesatu orang didepannya.

Menatap Deren yang ada di pintu, karena tidak ingin menjadi naga jahat. Rui, segera berdiri. Berjalan tertatih dan meringkuk dipelukan Ryu, menatap Deren dengan pandangan ngeri.

Melihat reaksi anak itu, Deren merasakan hatinya berkerut sakit. Kemudian tatapan tajamnya beralih lagi pada Ryu si dalang utama yang menampilkan raut kemenangan.

"Rui, abang ...."

"Huaaaaaa ...." Ya, seperti sebelumnya. Anak itu akan menangis saat Deren mencoba mendekat.
Deren menatap tajam Ryu lagi kemudian berbalik pergi. Kalau sudah seperti ini mau dibujuk dengan cara apapun, Rui tetap tidak akan berhenti menangis. Karena Rui tidak berhenti menangis Deren hanya bisa pergi dari ruangan itu dengan segudang rencana, cara membunuh Ryu yang telah disusun Deren dengan apik di buku hitamnya.

Petualangan Rui (Rui Untuk Dominic 2) Where stories live. Discover now