10. Keadilan Untuk Arabella

122 100 41
                                    

Halooo guyss
Jangan lupa kasih bintang ya!

HAPPY READING❤️‍🔥

.
.
.
.

Tok tok tok

"Masuk." Pak Dodi yang sibuk mengurus absensi menunggu seseorang yang baru saja mengetuk pintu ruang BK.

"Kamu sudah sembuh Ghi? Ada perlu apa kesini?" Arghi melangkah ke arah meja pak Dodi. Memberikan sebuah flash disk.

"Saya sudah sembuh pak. Dan ini bukti rekaman CCTV bahwa Nararyan Putra Javas terbukti telah memfitnah Bella-maaf, maksud saya Arabella,"

"Tolong ambilkan laptop bapak," Arghi segera mengambil laptop tersebut dan memberikan kepada pak Dodi. Kini keduanya menonton video tersebut dengan khidmat.

Pak Dodi menghela nafas setelah melihatnya.

"Baiklah, bapak akan menindaklanjuti masalah ini,"

Arghi tersenyum puas.

"Terimakasih pak. Saya izin keluar dulu," pamit Arghi.

"Silahkan. Jangan lupa tutup pintunya," pinta Pak Dodi.

----

Jam istirahat kedua, Abel memilih melipir ke rooftop sekolah. Meninggalkan Rea yang tertidur di dalam kelas. Cuaca hari ini cukup mendung, jadi ia tidak takut gosong.

Kaki jenjangnya memijak tiap anak tangga hingga sampai ke atas. Retinanya menatap ke sekeliling. Sepi, tidak ada siapapun selain dirinya. Sepertinya ini tempat yang bagus untuk merenung.

Abel meneruskan langkahnya hingga ke pembatas gedung. Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambut gadis itu. Sesekali anak rambutnya menampar pipi chubby nya.

Tanpa rasa takut sama sekali, Abel memanjat pembatas gedung yang tingginya sebatas pinggang kemudian duduk di atasnya. Kedua kakinya mengayun sembari menatap ke arah bawah, melihat kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana.

Setelahnya, ia tak melakukan apapun disana. Hanya diam memikirkan masalah yang menimpanya. Difitnah, dicaci maki, dan dipandang sinis oleh murid satu sekolah membuat Abel hampir gila. Bahkan ia takut bertemu dengan orang-orang di sekolah.

Abel terkekeh miris. "Gini amat hidup gue,"


"Sodanya bagi ke gua!"

"Ck, ribet lo kek cewek,"

"Lo pegang ini, umpetin to lol nanti ketahuan,"

"Bacot!"

Abel menoleh mendengar suara kegaduhan di belakangnya. Dua orang yang beradu argumen itupun menganga melihat Abel ada disini. Namun Hideki mengembalikan ekspresinya menjadi cool. Mereka pikir tak ada orang lain di rooftop.

"Ngapain Bel disini?" Tanya Kai basa basi. Keduanya memilih duduk di pembatas rooftop juga. Sedikit memberi jarak dengan Abel.

"Masak," Abel menjawab dengan asal. Sudah tahu dia duduk, pakai nanya lagi. Kai hanya tersenyum masam.

"Ekhem, lo mau ini?" Kini giliran Hideki yang menawarkan camilan yang dibawanya. Lumayan banyak snack yang pemuda itu beli, seperti : keripik, biskuit,soda, dan mereka juga membawa rokok.

Bad Girl and Her SupermanWhere stories live. Discover now