18. Feeling Uncertain

123 92 36
                                    

Happy malming dan happy reading mastah❤️‍🔥

"Bisa-bisanya lo bucinin teman gue  disaat lo boncengin cewek lain."
-Edrea Leta Leteshia

Dirga menatap putrinya dengan tatapan menghunus ketika Abel memasuki rumah. Abel tak peduli, ketika hendak masuk ke kamar, tangannya dicekal oleh sang ayah.

"Mana setoran?" Abel memberikan dompet dan hp hasil curiannya kepada sang Ayah.

Lihatlah. Bahkan, ketika Abel pulang dengan keadaan yang mengenaskan, wajah bercucuran keringat, dan badan luka-luka pun ayahnya masih mementingkan harta tanpa bertanya keadaan Abel terlebih dahulu.

"Lumayan tebal nih." Dengan semangat Dirga membuka dompet itu, dan isinya...

Entah ada berapa lembar uang merah. Dirga tersenyum puas, akhirnya ia sudah bisa membayar utang judinya kepada Bang Toyib.

Abel hendak beranjak, namun lagi-lagj ayahnya mencegahnya. Abel menatap sang ayah dengan pandangan lelahnya.

"Kenapa lagi, Yah? Abel capek, mau istirahat."

"Kenapa kamu bisa sama laki-laki itu hah? Kamu gak tahu apa pandangan tetangga kalau kamu pulang larut malam dengan laki-laki?"

"Ingat ya Abel. Se-brengsek-brengseknya saya, saya tidak ingin anak-anak saya terlibat pergaulan bebas."

"Yah, ini gak seperti yang Ayah pikirkan, Arghi tadi nolong-"

"Aahh sudahlah gak ada alasan. Jaga jarak sama dia, jangan sampai saya menyuruh kamu untuk tes keperawanan setelah ini," Abel tersentak kaget.

"Ayah kenapa sih?! Segitu gak percayanya Ayah sama Abel??" Abel menatap nanar sang ayah. Dirga tetap memandang anaknya dengan tatapan datar.

"Saya memang tidak percaya sama kamu. Itu tugas kamu untuk menarik kepercayaan saya. Ya, kamu bisa memulainya dengan menjauhi laki-laki dan fokus saja cari duit." Dirga mengibas-ibaskan uang hasil curian Abel ke depan wajah anaknya kemudian berlalu begitu saja.

Abel masuk ke dalam kamarnya, kemudian membanting pintu dengan keras. Bahunya luruh ke pintu, hingga ia tidak kuat menopang tubuhnya lagi. Abel menangis tanpa suara. Meratapi nasibnya yang tidak terlahir di keluarga berada.

Andai saja....

Andai Abel hidup tidak serba kesusahan, mungkin saja Abel tidak akan melakukan hal memalukan seperti menjadi pencuri ini.

Andai...

Andai...

Dan Andai.

Satu kata yang tak ada artinya.

"Enggak, gue gak boleh kayak gini terus." Abel berdiri, kemudian menghapus air matanya. Dia tidak ingin larut bersedih hingga memikirkan hal nekat yang akan merugikan dirinya sendiri.

Abel berjanji akan menghadapi semua masalahnya. Dia harus kuat!

Kemudian, Abel mengambil handuk di belakang pintu dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Luka yang ia dapat terasa perih ketika kena air, tapi Abel tidak mempermasalahkannya.

Setelah dua puluh menit membersihkan diri, Abel lantas tertidur tanpa memperdulikan lukanya yang belum diobati sama sekali.

◇◇◇

Keesokan harinya Abel berangkat ke sekolah menggunakan angkot. Sebelumnya ia sudah menghubungi Arghi agar tidak menjemputnya, Abel takut kesalahpahaman Ayahnya terus bertambah setelah melihat mereka masih sering bersama-sama.

Bad Girl and Her SupermanWhere stories live. Discover now