12. Picnic Art

124 99 22
                                    

"Beruntunglah kamu jika dicintai oleh  pecandu seni sepertiku, sebab kau akan abadi dalam karyaku."
-Arghi Shaqueel Tamawijaya

◇◇◇

Sepulang sekolah Arghi mengajak Abel ke sebuah taman di dekat rumah gadis itu.  Kini keduanya duduk di bawah pohon rindang beralaskan karpet dan beberapa camilan yang semuanya disiapkan oleh Arghi.

"Sejak kapan, Bel?" Arghi menoleh ke arah gadis yang sedang merokok itu, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sang empu yang ditatap terus mengeluarkan asap dari mulut dan hidungnya sedari tadi menatap lurus ke depan.

"Sejak hidup gue berantakan." Abel mengambil sebatang rokok lagi, kemudian menawarkannya pada Arghi.

"Mau?" Tawarnya yang dijawab oleh gelengan.

"Masalah di sekolah udah selesai, harusnya lo udah tenang," Arghi berujar, membuat Abel menatapnya.

"Satu masalah selesai, bukan berarti gak ada lagi masalah kedua, ketiga dan seterusnya kan?"

"Gue gak pernah minta terlahir di keluarga kriminal. Ayah terlalu egois, lakuin segala cara demi mendapatkan uang. Bara ikut-ikutan, bahkan gue juga. Kita semua ikutin jejak ayah demi uang, pasti mama gue kecewa banget,"

"Ta-tapi kalau gak nyuri, kita bisa mati kelaparan." Abel meremas ujung roknya, entah kenapa jika berhadapan dengan Arghi ia selalu kelihatan lemah. Dan Abel benci itu.

"Udah ya." bujuk Arghi menahan tangan Abel saat ingin memgambil sebatang rokok lagi.

"Pikirin kesehatan lo juga,"

"Bella, semesta boleh benci sama lo. Tapi lo gak boleh benci sama diri sendiri, okay?" Abel hanya diam, enggan membalas ucapan pemuda itu.

"Kalau bukan kita yang sayang sama diri kita sendiri, lalu siapa lagi?"

"Gue juga bakalan bantuin lo buat sayang sama diri lo sendiri, Bel" sayangnya, kalimat itu hanya mampu ia ucapkan dalam hati.

Abel mengangguk mengerti. Sedari tadi matanya berkaca namun ia tidak menangis.

Arghi mengambil sebatang permen lolipop, kemudian meletakkan di atas telapak tangan gadis di sampingnya.

"Makan ini aja, kalau lo lagi pengen banget merokok. Tahu gak, makanan yang manis-manis juga bisa bikin mood kembali bagus?" Abel mengangguk, kemudian membuka bungkus permennya.

"Kalau itu bisa bikin lo happy, gue bakalan sering bawain lo makanan manis. Hari ini permen, besok coklat, besoknya lagi snack manis, susu, martabak manis, donat, pokoknya apapun yang lo mau,"

"Gak usah Ghi, sayang uangnya," tolak Abel halus

"Tenang, duit gue banyak." sombongnya sembari menepuk-nepuk dadanya bangga. Abel yang melihatnya tersenyum tipis sembari geleng-geleng kepala.

"Sombong banget." Arghi menjawil hidung Abel pelan.

"Bercandaa Bellaa,"

"Eh merah, kayak badut hahaha." tawa Arghi saat melihat hidung Abel memerah karena ulahnya.

"Arghi! Gara-gara lo nih" Abel pura-pura marah, namun tak ayal gadis itu ikut tertawa kemudian.

Bad Girl and Her SupermanWhere stories live. Discover now