26. Affair

109 64 53
                                    

"Jika Mama bisa setia, Mama tidak pantas bersama orang yang mengkhianati kesetiaaan itu. Karena setia itu, susah."
-Mama Wina





Happy
.
.
.
Reading....




"Sayang hari ini kamu nginep di apartemen aku lagi kan?" Ujar perempuan yang sedang bersandar manja di dada Pak Tama. Umurnya sekitar tiga puluhan.

Memakai lipstik merah terang, model rambut curly dicat blonde, serta mini dress berwarna hitam dengan corak blink blink.

Pak Tama tersenyum, mengelus rambut wanita itu. "Iya, tapi besok aku harus pulang. Takut istri dan anakku curiga."

"Yasudah, kalau gitu, let's drunk together. I wanna fly tonight,"

"Of course babe."

Kini keduanya sudah mabuk, melangkah ke area dance floor yang dipenuhi lautan manusia yang sibuk menari. Orang-orang yang berada disana, memilih untuk bersenang-senang entah untuk melupakan masalah sejenak, ataukah hanya untuk melepas penat.

Mereka pikir hidup terlalu membosankan jika berada di jalan yang lurus-lurus saja.

------

Pukul tiga subuh seseorang terbangun dari tidurnya. Tangannya menggosok-gosok mata yang masih mengantuk. Perlahan tungkainya melangkah ke luar kamar dengan membawa segelas kosong di tangannya.

Dukkk

Pemuda itu berjengkit kaget mendengar suara benda jatuh.

"Sssshh"

"Papa kenapa?" Arghi menoleh saat tak sengaja melihat sang Ayah jatuh ke lantai ruang tamu sembari memegang kepalanya.

"Papa cuma pusing, tolong bantu antar Papa ke kamar." Lantas pemuda itu mulai merangkul Pak Tama.

"Lagian Papa darimana baru pulang jam segini? Mama khawatir sejak kemarin," keduanya berjalan beriringan menaiki tangga ke lantai dua.

"Urusan kantor, Ghi. Pesawat Papa baru landing pukul dua tadi. Dari bandara Papa naik taksi ke rumah."

"Kenapa gak nelpon kalau Papa udah mau balik?"

"Papa balik tengah malam, gak mau ganggu waktu istirahat kalian." Pak Tama menjawab pertanyaan sang putra sembari memegang pelipisnya. Sedang Arghi hanya menghela nafas mendengar jawaban sang Ayah. Pikirannya mulai kemana-mana ketika tak sengaja mencium bau alkohol di tubuh ayahnya.

Pak Tama tidak mabuk walau sudah banyak minum. Hanya saja, kepalanya seperti ingin pecah.

Setelah mengantarkan sang ayah, Arghi kembali berjalan dengan perasaan yang ganjal.

"Semoga apa yang gue pikirkan gak benar." Kepalanya menggeleng, menepis pikiran buruk yang hinggap di kepala. Lantas berjalan menuju kamar seolah lupa jika tujuannya keluar ialah untuk mengambil air.

❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹

Brakk

Retina Arghi yang semula tertutup seketika membola mendengar suara bantingan barang. Pemuda itu lantas menghentikan mimpi indahnya dan berlari ke arah sumber suara.

Bad Girl and Her SupermanWhere stories live. Discover now