Chapter 3

3.6K 404 11
                                    

Bandara Amerigo Vespucci, Firanze, Italia - Bandara Internasional Incheon, Seoul, Korea

Butuh waktu lima belas jam di udara, tampaknya Freen harus mengalami jetlag untuk sementara, sedikit sakit kepala. Di dahi Freen sungguh tertulis jelas peringatan jangan ganggu, jangan ajak bicara. Raut muka itu seolah ingin mengerjakan ujian negara, sangat serius. Dia berjalan keluar dari bandara dan segera menuju rumah nenek.

Jackson? Dia memilih untuk tinggal agak lama di Italia, setelah menutup panggilan Freen sebelumnya, dia mendapat kenalan wanita cantik. Dia tidak ingin nenek Freen mengacaukan kencan pertama mereka. Ya, Jackson tidak mendunda-nunda, dia langsung mengajak kencan wanita tersebut. Untunglah, wanita itu menerimanya.

Freen sebenarnya ingin istirahat dahulu ke hotel. Tapi, nenek membuatnya khawatir. Dia takut terjadi sesuatu pada wanita tua itu, Freen tidak ingin kehilangan neneknya.

Sekitar satu jam lebih perjalanan darat, Freen akhirnya sampai di rumah neneknya. Rumah kayu satu tingkat yang kelihatan mewah dan tradisional saat bersamaan, dengan halaman yang amat luas, pepohonan ada di sekitarnya. Udara di sini berbeda dengan Italia, Freen bisa mencium aroma dedaunan dan bunga, semua itu mengingatkannya bahwa dia benar-benar sudah pulang.

Freen menarik kopernya sendiri, perlahan. Dia melihat tak ada yang berubah di sekitaran rumah nenek, masih terawat dan bersih. Dia tersenyum sekarang, nyeri di kepalanya sudah di abaikan. Langkah Freen sungguh santai, dia tidak ingin terburu-buru menemui neneknya, dia tak tau drama apa yang akan dia hadapi kelak.

Freen mengetuk pintu, lalu dengan sigap seseorang membukanya dengan wajah agak tunduk, seakan menunjukkan kesopanan pada tamu neneknya.

Freen tetap menyapa dengan senyuman, walaupun bibi di depannya tidak melihatnya langsung. Dia adalah bibi Phi, seorang yang membantu neneknya di rumah dari dulu.

"Bi, apa kabar? Nenek di mana?" Freen berkata sambil berjalan masuk, dia letakkan koper itu di sudut ruangan, tidak menganggu jalan. Freen melihat sekitaran lagi.

Bibi itu masih menundukkan kepalanya, tapi rasa riang itu tampak di wajahnya, dia sangat senang dengan kehadiran cucu satu-satunya keluarga ini, Freen dikenal amat ramah pada semua orang, termasuk pada bibi Phi. "Baik Nona." lalu berkata lagi, "Nyonya sedang duduk di taman belakang Nona, dia sedang menunggu kedatangan Nona." Suara itu sopan, seakan tak ada bedanya derajat nenek dan cucu dalam satu rumah, mereka sangat dihormati.

Freen tersenyum dan mengangguk, dia langsung menuju tempat neneknya berada. Sekarang jalannya agak lebih cepat, jarak antara rumah dan halaman belakang cukup jauh.

Terlihat sangat santai, neneknya menikmati hari seperti anak muda yang liburan di pantai. Di bawah payung merah muda itu, nyonya Yoonha menggunakan topi pantai, dia duduk di kursi panjang itu sambil merilekskan kakinya, di sampingnya ada jus sangat hijau terletak di atas meja sebelah kanannya.

Freen tersenyum melihat tingkah neneknya kali ini, sebab kian hari neneknya penuh dengan kejutan. Sebelumnya payung pantai itu tak ada di taman, sekarang sudah tertancap kuat di tanah berumput hijau. Freen berjalan mendekati neneknya, dia berkata, "Nenek tidak terlihat menungguku." Benar, wanita tua itu tampak sedang healing.

Nyonya Yoonha mendengar suara cucunya dari belakang, dia dengan segera berdiri dan tersenyum gembira, dia tak tahan dengan rasa senang dalam hatinya, ternyata ancaman kali ini berhasil, Freen sungguh pulang. "Cucuku tersayang!" Sahut nenek sambil merentangkan kedua tangannya, dia hanya berdiri saja, menunggu dirinya di peluk oleh Freen.

Freen tertawa dengan sapaan itu, dia berjalan lebih dekat dan segera memeluk neneknya pelan, hanya sebentar, lalu melepaskannya dengan wajah penuh tanya, "Nenek tidak sakit, kan?" Freen terlihat cemas, namun sebenarnya rasa cemas itu langsung hilang saat dia melihat kondisi neneknya sekarang, wanita tua itu benar-benar tambah sehat dan bugar, bahkan kelihatan lebih muda sekitar dua puluh tahun. Freen tak kuasa menahan tanya, "Nenek perawatan di mana?" Wajah itu sungguh kencang sekarang, keriput dulu hampir tersamarkan seluruhnya.

DOT OF LIFE - FREENBECKYWhere stories live. Discover now