Chapter 22.1

3.2K 381 39
                                    

Freen berusaha untuk menemukan jawaban itu saat diperjalanan, tapi dia tak menemukan apapun. Sekarang, dia sedang berada di depan pintu rumah neneknya. Masih berdiri dan membeku, Freen takut neneknya memang seperti itu, merusak pernikahan orang lain. Jika saja itu benar, Freen bertanya pada dirinya sendiri, apa yang harus aku lakukan? Akhirnya Freen mengetuk pintu itu, bibi Phi tampak terkejut dengan keberadaan Freen malam-malam. 

"Bibi, di mana nenek?"

Bibi itu masih saja menunduk, sekarang wajahnya cukup sedih, lalu dia berkata, "Nyonya sedang berada di ruangan itu, Nona." Bibi menunjukkan jalannya, lalu Freen mengikuti bibi Phi. Namun saat bibi Phi membuka ruangan itu dengan pelan, Freen terkejut dengan apa yang dia lihat. 

Neneknya sedang duduk di satu ruangan, penuh dengan fotonya masih kecil, foto dari bayi dan foto orang tuanya yang menggandeng Freen. Sekarang nenek melihat satu foto di tangannya, mata beliau sungguh tampak rindu dan sedih. Dia bahkan tidak mendengar pintu itu terbuka, langkah Freen juga tak ketahuan. Nenek seakan sedang mengenang, tapi tak ada air mata di sana. Sesekali Nenek tersenyum melihat foto yang dia pegang itu. 

Freen tak pernah sadar ada ruangan seperti ini, sebab dia jarang tinggal di rumah nenek. Hati Freen menjadi pilu melihat kondisi neneknya seperti ini, apakah nenek selalu seperti ini? Freen mengenal neneknya sangat ceria saat dengannya, bahkan sering membentaknya, tapi melihat raut wajah neneknya sekarang, membuat satu rasa sakit yang sesekali masuk ke hati Freen. 

Freen akhirnya menegur neneknya, "Nek, apa yang nenek lakukan?"

Nenek yang mendengar suara cucunya, langsung melihat Freen dan tersenyum lebar, dia bahkan berkata, "Cucuku, ada apa kemari?" Dia berdiri sekarang, melebarkan tangannya. Freen tersenyum kecil dia mendekati neneknya dan memeluknya cukup lama, setelah itu dia melepaskan pelukan itu dengan pelan. 

Freen melihat foto yang neneknya lihat, itu adalah foto dirinya dan nenek, nenek menggendong Freen yang masih bayi. Neneknya tampak masih muda dan bahagia. Dia melihat neneknya lagi dan berkata, "Nenek membuat ruangan khusus foto-foto ini?"

Nenek tertawa kecil, dia mengangguk, "Nenek mendekornya sendiri." 

Freen menatap neneknya lagi, dia berpikir tidak mungkin nenek melakukan hal itu pada Becky. Wanita tua di depannya sungguh lembut, Freen yakin ini ada salah paham.

"Kamu ingin bertemu nenek karena rindu?" Nenek mengatakan sambil bercanda, namun ada tersirat keinginan di sana.

Freen tersenyum dan mengangguk. Dia melihat neneknya lagi, dia merasa ragu untuk bertanya. Nenek menyadarinya, lalu beliau berkata, "Katakan, ada apa?" Sekarang nenek kembali duduk, Freen masih berdiri, dia tidak berniat untuk duduk.

Freen menghela napas, dia bahkan tak tau harus bertanya bagaimana sekarang. Mengapa nenek mengacaukan pernikahan Becca? Apa yang telah nenek lakukan pada kehidupan Becca? Mengapa nenek mengancam Ken? Apa yang sebenarnya terjadi, nek? Freen ingin bertanya langsung seperti itu. Tapi dia menundanya. Dia hanya berkata, "Nek, aku sudah punya pacar." Suaranya pelan dan ada rasa sedih di sana.

Nenek mendengarnya jelas, beliau sangat gembira, dia berkata, "Benarkah?" nenek tertawa sekarang, dia berkata lagi, "Kenalkan pada nenek nanti."

Freen mengangguk, lalu dia berkata, "Dia sangat cantik nek."

Nenek tersenyum, "Siapapun dia, asalkan kamu menyukainya itu sudah cukup, Freen."

Tidak tau mengapa, Freen mulai sangat sedih, air matanya terbentuk membasahi matanya, dia berkata lagi, "Nek, aku sangat mencintainya." Suaranya bergetar.

Nenek terkejut dengan ungkapan perasaan itu, dia sangat menghargai perasaan Freen. Nenek pun berdiri dan memeluk cucunya, dia ikut merasa senang dengan perasaan Freen. Lalu nenek mendengar Freen berkata lagi, "Aku sungguh mencintainya nek." Neneknya mengangguk dan menepuk punggung Freen, tapi sekarang nenek menyadari ada sesuatu yang Freen rasakan.

DOT OF LIFE - FREENBECKYWhere stories live. Discover now