Chapter 27

4.7K 355 14
                                    

"Becky," Freen menyapa wanita yang diam seharian, "Dia hanya mengantarkan buku itu." Freen menjelaskan dengan hati-hati, Dasha menghampiri depan hotel Freen malam tadi untuk membawa buku Freen yang tak sengaja tertinggal saat berlari mencari Becca. Sebenarnya Freen tidak mengharapkan buku itu kembali, dia bahkan membalas pesan Dasha ambil saja, aku punya banyak. Tapi tampaknya fotografer itu ingin bertemu dengan Freen lagi. Saat itu Becca berada di samping Freen, pacarnya hanya tersenyum sopan pada Dasha, tapi bagi Becca senyuman itu punya artian berbeda, Freen menggoda Dasha.

Padahal Freen sudah menunggu momen romantis malam itu, tapi Becca menolak dan tidur di kamarnya sendiri. Sekarang, Freen sedang membujuk wanita yang cemberut seharian karena cemburu tingkat akut.

Becca sedang duduk di sofa hotel itu dengan buku yang Dasha bawa malam tadi, dia membacanya. Becca tidak mempedulikan perkataan Freen, bahkan Becca sudah hampir menyelesaikan sampai pertengahan novel tebal itu. Freen selalu mengajak Becca bicara, tapi wanita ini tidak menjawab sedikit pun.

Freen juga sesekali mencium bibir itu, tapi Becca diam saja. Juga, dia tidak menolak atau menghindari bibir Freen. Becca diam-diam menikmatinya. Selain itu, Freen mencoba membuatnya tertawa dengan berbagai macam sentuhan, Becca berhasil menahannya. Freen melakukan semua cara, tapi Becca tetap diam saja. Hingga Freen berkata sesuatu, akhirnya Becca merespon perkataan Freen.

"Aku tidak dianggap." Freen mengatakan dengan suara mengeluh.

Becca melihat Freen kali ini, dia berkata, "Kamu yang membuatku seperti itu malam tadi."

"Huh, apa maksudmu, Becky?"

Becca tertawa kesal, lalu dia berkata, "Kamu tersenyum manis di depan wanita itu, dan kamu tidak mengenalkan aku sebagai pacarmu." Becca menunggu dia diperkenalkan sebagai pacar di depan wanita itu, tapi Freen tidak mengatakan apapun.

Freen cepat-cepat membantah, "Becky, dia buru-buru, aku hanya sempat mengucapkan terima kasih." Freen mengingatnya dengan jelas, Dasha secepatnya ingin pulang.

Tanpa mereka sadari, Dasha sebenarnya merasa wanita di samping Freen membuatnya tidak nyaman, tatapan Becca membuat Dasha memilih untuk secepatnya kembali pulang.

"Aku tidak peduli, yang pasti kamu membuatku terabaikan." Becca mengalihkan pandangannya lagi.

Freen menghela napas, lalu dia mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Dasha, Freen menunggu dering itu untuk terhubung.

"Siapa yang kamu hubungi?"

"Dasha."

"Huh? Kenapa?"

"Memperkenalkan pacarku."

Mendengar perkataan ini Becca langsung merebut ponsel Freen dan mematikannya saat itu juga.

Tapi apa yang dikatakan Becca?

Dia berkata, "Aku tau itu hanya alasanmu untuk berbicara dengannya lagi." Becca merajuk lagi, dia berkata, "Dasar buaya." Becca masih duduk, dia tidak beranjak dari sana, hanya mengalihkan matanya untuk tidak menatap lama wanita di sampingnya.

Freen tercengang, dia melihat Becca dengan mulut terbuka. Freen merasa apapun yang aku lakukan pasti salah, lalu apa aku harus diam saja? Freen pun akhirnya diam.

Beberapa saat kemudian Becca merasa risih dengan Freen yang tak berkata satu kata pun, dia melihat lagi, "Kenapa kamu diam? Perkataanku benar, huh? Ya sudah, hubungi lagi saja." Becca mengambil ponsel itu, lalu dia mencari kontak Dasha, namun saat dia ingin memanggil nomor itu, Freen mengambil ponsel tersebut dan mematikannya. Freen menghela napas dalam-dalam, dia sungguh tidak tau harus berbuat apa, Oh God, mengapa pacarku begini? Teriak Freen dalam hati.

DOT OF LIFE - FREENBECKYWhere stories live. Discover now