Epilog

5.3K 407 58
                                    

.
.
.

Cara agar kehidupan punya arti adalah dengan memberi titik dalam setiap cerita yang dilalui, seperti halnya kalimat yang membutuhkan titik untuk memulai cerita baru. Titik juga bukan sebatas tanda, namun sebagai pemisah antara masa lalu dan masa sekarang, seolah memberi jeda atas semua yang terjadi. Tidak hanya itu, titik punya banyak artian: titik temu, titik balik, titik paling rendah dalam hidup dan masih banyak lagi, tanda kecil ini selalu menari dalam kehidupan seakan dia hadir memang untuk memberi arti dalam setiap perjalanan. 

Seseorang menggunakan manusia lain menjadi titik hidupnya, sebagai jeda dalam pikirannya yang tak pernah berhenti mengulang. Freen menjadikan Becca sebagai penghenti semua rasa kelam yang dia lalui selama ini. Bukan disengaja, tapi Becca hadir dalam hidupnya sebagai pemisah antara masa lalu dan waktu lainnya dengan cara yang Freen sendiri tidak tau jawabannya. Tak perlu dipikirkan, titik itu sudah meresap dalam pikirannya.

Begitupun Becca, dia merasa Freen berhasil membuatnya bangkit dari titik terendah dalam hidupnya, apapun alasan dari sebab kebutaan itu, tidak bisa menolak kebenaran bahwa Freen membawa dirinya bangkit kembali dari keterpurukan itu. Freen membawa Becca menuju titik terang kehidupannya, yaitu menjadikan dunianya lebih jelas, ceria dan bahagia. 

Kedua titik ini perlahan menyatu, membuat artian hidup lebih jelas lagi. Titik bukan sebagai akhir, namun untuk mengawali hidup dengan niat yang baru dan cerita yang lebih seru. Titik kehidupan inilah yang mereka jalani besok, lusa, dan selanjutnya. 

Sekali lagi, tidak hanya satu arti, titik penuh makna. Setiap orang memiliki artiannya masing-masing, dunia memberi cara berbeda untuk manusia mengartikan apa arti titik kehidupannya.

_______________________

Longyearbyen, Svalbard

Dataran tandus salju dan es terbentang sejauh mata memandang, gunung-gunung berselimut putih dan dinginnya malam november, juga langit biru gelap terhampar luas menyaksikan para pendatang penikmat utara sedang berdiri dengan takjub menikmati cahaya borealis. Awan tidak diharapkan dan memang tidak datang, langit biru gelap sangat jelas menampilkan bintang-bintang bertaburan, dan pastinya pancaran hijau terang yang sangat diimpikan.

Aurora borealis, khusus penikmat utara, sedang menari indah di atas sana tanpa peduli diperhatikan atau tidak, mereka hadir di kesunyian malam untuk mengatakan cahaya kami bisa menghangatkan hati yang penuh kerinduan. Tidak hanya berdua, penikmat sinar terang berpisah agak jauh tapi masih terpantau untuk menyaksikan aurora ini. Freen tak berkutik, dia tenggelam dalam lamunan saat matanya memandang, seolah ikut merasakan betapa indahnya tarian cahaya itu.

Pakaian penuh persiapan membuat para pengunjung kutub utara terjaga dari dinginnya hari, Becca melihat syal merah yang dia buat digunakan oleh wanita yang dia cintai. Beralih sejenak, dia menatap sinar hijau itu dengan mata yang penuh kagum. Dirinya tak pernah menyangka bisa melihat aurora secara langsung, beruntung, aurora hadir dalam gelapnya malam itu. 

"Freen," Becca memanggil sebentar, suaranya memecahkan pikiran Freen, wanita di sampingnya seketika menoleh dan tersenyum, dia menunggu Becca berkata. Freen tak mendapatkan jawaban, Becca masih melihat sinar itu dengan tatapan kagum dan senyuman yang sangat menghanyutkan. 

Freen tertawa kecil, dia masih menatap wanita ini dengan tatapan lembut, dia berkata, "Indah?" Freen mencoba menebak, karena tampaknya Becca masih memikirkan apa yang ingin dia katakan. 

Becca menggeleng tak setuju, senyuman itu masih di sana, tatapannya masih terjaga melihat cahaya yang sebelumnya dia lihat hanya dari lukisan, Becca berkata, "Kurang tepat." Indah, bukan kata yang bisa mewakili apa yang dia lihat dan sekaligus dia rasakan. 

DOT OF LIFE - FREENBECKYWhere stories live. Discover now