07 | City of London

114 37 91
                                    

City of London adalah kawasan yang mampu membuatmu berpikir bahwa kau ada di dua peradaban yang berbeda: campuran antara gedung-gedung lama klasik bergaya roman kuno lalu menengok ke atas sedikit, berjejer gedung modern pencakar langit berdiri gag...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

City of London adalah kawasan yang mampu membuatmu berpikir bahwa kau ada di dua peradaban yang berbeda: campuran antara gedung-gedung lama klasik bergaya roman kuno lalu menengok ke atas sedikit, berjejer gedung modern pencakar langit berdiri gagah di hadapanmu.

Bagi sebagian besar orang, mungkin aneh melihatku begitu terobsesi dengan London. Termasuk teman-temanku yang menganggap aku sudah gila karena sebuah kota. Aku mencintai London layaknya mencintai seseorang. Tidak ada hari tanpa memikirkan kota ini, terutama pasca aku meninggalkannya sepuluh tahun yang lalu. Bak orang yang baru saja putus cinta, aku kesulitan untuk move on dari kota yang kutinggali selama kurang dari satu tahun itu.

Jika ada yang bertanya alasan aku sangat menyukai London, aku tidak bisa benar-benar menjelaskan rasa suka ini. Jadi aku hanya bilang bahwa aku suka dengan arsitekturnya. Namun, sebenarnya lebih dari itu. Aku bahkan terkadang bertanya pada diri sendiri mengapa aku tidak pilih kota lain saja atau biasa saja dengan kota London. Aku tidak bisa. Mungkin ini termasuk ke dalam gangguan jiwa? Apakah aku tidak normal?

Aku selalu kagum pada setiap aspek yang kota ini miliki. Seperti yang temanku, Sabila, yang selalu bilang ada yang tidak beres denganku karena dia tidak pernah melihat ada orang yang menyukai sebuah kota sepertiku. Satu hal yang pasti, London tidak pernah membuatku jantungan. Namun, sekarang, detik ini, jantungku berdegup kencang karena tiba-tiba warga kota ini bernama Andrew Stanley mengejutkan dengan menarik tanganku tanpa aba-aba.

"I know a better place."

Bulu kudukku merinding begitu mendengar bisikannya.

Kepalaku yang sebelumnya dipenuhi oleh rencana tempat-tempat yang akan kunjungi mendadak kosong begitu Andrew menarik tanganku seolah-olah dia dapat menghantarkan listrik sehingga mengosongkan pikiranku. Kakiku juga lemas dan hanya berlari mengikuti arah yang Andrew ambil. Aku tidak pernah menanyakan padanya ke mana dia akan membawaku, aku hanya mengikutinya. Aku percaya padanya sejak sepuluh tahun yang lalu. Dia seperti London bagiku.

Andrew tidak memberitahuku ke mana dia membawaku dan aku juga tidak bertanya. Pikiranku terpecah dua: antara terpesona dengan bangunan pencakar langit London di sisi kanan dan kiriku atau dengan tangan kananku yang digenggam Andrew. Kami berlari kecil seolah-olah ada yang mengejar kami. Tidak ada yang mengejar kami kecuali waktu. Beberapa orang yang berjalan berlawanan arah kami menghindar secara otomatis dengan wajah masam.

 Beberapa orang yang berjalan berlawanan arah kami menghindar secara otomatis dengan wajah masam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Journal: The LessonsWhere stories live. Discover now