22 | West End Pt. II

126 24 46
                                    

"ZEVANIA?"

Yang pertama mendongakkan kepala bukanlah gadis yang kupanggil namanya, melainkan June Raven, gadis yang hatinya telah kuhancurkan karena keegoisanku. Sudah berapa lama kami tidak pernah bertemu? Sejak hari aku membuat kesalahan besar pada hari yang istimewa baginya. Aku terlalu pengecut untuk menyetorkan muka, dia adalah alasanku menerima tawaran dari Daniel untuk menjadi fotografer dan kabur ke sisi dunia lain. Menghindarinya.

Aku memang tidak pantas untuknya, dia berhak mendapatkan pria yang lebih baik dariku.

Memangnya aku pantas untuk Zevania? Gadis itu hampir menikah dengan pria lain. Hatinya milik orang lain. Perasaannya padaku hanya sebatas rasa naksir pada masa-masa remaja. Tidak sebanding dengan rasa cintanya pada pria bernama Andre itu. Kalau saja Andre tidak selingkuh, mungkin mereka benar-benar akan melangsungkan pernikahan dan hidup bahagia selamanya. Andrew bagi Zevania hanyalah bagian dari kenangan lamanya di London.

Aku tidak tahu bagaimana bisa Zevania sampai ke teater ini dan berpelukan dengan June seolah-olah mereka merupakan kenalan lama. Apa mereka memang sudah saling mengenal tanpa sepengetahuanku? Kabar terakhir yang kudapat dari Keira adalah Zevania dan June bertengkar, yang membuatku langsung berlari dari galeri kemari. Aku melirik Keira yang berdiri menyaksikan hal yang sama denganku.

Kedua tangannya terangkat. "Aku bersumpah melakukan ini untuk kebaikan kalian bertiga," katanya seolah dapat membaca pikiranku. Dia menghampiriku dan memberikan sebuah tiket pertunjukan teater berjudul Bonnie and Clyde. "Sebagai permintaan maaf."

Zevania dan June memisahkan diri, kini semuanya memandang ke arahku. Termasuk Zevania yang matanya langsung terkunci padaku dan tatapanku pun terkunci padanya. Kupikir dia akan membuang muka karena tidak sudi melihat wajahku lagi.

"Unauthorised persons please leave this room as the show is about to begin. Thank you and enjoy the show!" Terdengar suara berat seorang pria dari sudut ruangan, mengusir Zevania dan aku secara terang-terangan karena di sini hanya kami yang bukan merupakan bagian dari pertunjukan teater.

"I'll see you after the show." June memeluk Zevania lagi dengan singkat. Begitu juga dengan Keira. Mereka melambaikan tangan kepadaku dan Zevania yang berjalan ke luar ruangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Zevania berjalan mendahuluiku menyusuri lorong teater, sama sekali tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan berbalik badan dan berbicara padaku. Apakah dia masih marah? Apa yang dibicarakannya dengan June? Apa yang ada di pikirannya sekarang? Bagaimana pendapatnya tentang Andrew Stanley setelah bertemu dengan June Raven?

Seorang pria brengsek yang menyakiti seorang wanita yang tidak melakukan apa pun selain mencintainya sepenuh hati.

Kami menunggu teater dibuka bersama pengunjung lain yang mengantre di depan teater, Zevania berdiri di depanku tetap diam membisu, mengabaikanku seolah-olah aku tidak ada padahal kurang dari tiga menit yang lalu kami saling adu tatap. Aku tahu gadis itu menyimpan banyak hal untuk dibicarakan denganku.

Zevania menunjukkan tiketnya kepada petugas loket di lobi teater, aku melakukan hal yang sama. Lagi dan lagi dia berjalan mendahuluiku ke dalam teater, mencari kursinya. Dia duduk di barisan G, sedangkan aku J; dua baris di belakangnya. Dari tempatku duduk, aku dapat melihatnya dengan jelas.

Setelah menunggu selama beberapa saat, lampu teater mati pertanda bahwa pertunjukkan akan dimulai. Aku melirik tiket di tanganku, Bonnie and Clyde, dengan foto June dan Felix, lawan mainnya sekaligus kekasihnya. Aku sudah tahu dari lama bahwa lelaki itu memiliki perasaan pada June. Aku juga tahu dia berpikir bahwa aku bukan pacar yang baik untuk June; aku tidak marah karena memang benar. Aku juga benci diriku karena tidak bisa berbuat lebih baik.

Journal: The LessonsOn viuen les histories. Descobreix ara