Midnight Date

671 22 15
                                    

"Dingin ya, Sayang? "

Lamunan Yeji buyar ketika sosok pria tinggi yang membawa dua cup kopi panas menghampirinya. Yeji tersenyum menahan hawa malam yang dingin sambil mengeratkan balutan jaket jeans biru yang diberikan kekasihnya sebelum mereka turun dari mobil.

"Lumayan... Ini kan sudah masuk November, " Sahut Yeji. Pria itu duduk tepat disebelah Yeji dan langsung memeluk gadis itu dengan erat dari samping. Sebuah kecupan dalam berlabuh dipucuk kepala Yeji. Tangan mereka berdua bertautan diatas meja marmer tersebut seakan tidak ingin melepaskan satu sama lain.

"Kiss me, " Pria itu mengangkat dagu Yeji dengan jemarinya agar gadis itu mendongak padanya. Yeji memejamkan matanya sambil mendekatkan wajahnya pada pria itu. Sebuah kecupan hangat mengawali ciuman yang cukup dalam hingga keduanya kehabisan nafas dan bibir mereka akhirnya terpisah.

"Hyunjin-ah, kita minum dulu kopinya yuk, " Yeji mengambil kopi yang dirasa sudah cukup dingin saat ini dan menyerahkannya pada Hyunjin,kekasihnya. Ya, member Stray Kids, teman satu agensi, sekaligus kekasihnya.

"Bagaimana kabar Yuna? Aku dengar dia sakit, " Tanya Hyunjin setelah menyesap kopi tersebut.

"Oh, Seungmin yang kasih tau? Iya Yuna terluka saat latihan. Kakinya sempat keseleo tapi dengan penanganan yang baik sekarang sudah mulai pulih, " Jawab Yeji. Yeji tau betul bahwa Seungmin sangat akrab dengan Yuna, entah bagaimana mereka saling melihat satu sama lain karena seperti tidak ada rasa romansa diantara mereka namun begitu mereka sangat akrab untuk dikatakan hanya sekedar teman biasa.

"Aku harap dia akan pulih dengan baik. Kau juga harus berhati-hati saat latihan. Kalau kau terluka belum tentu aku bisa ada disisimu... Walau kau tau aku sangat ingin, " Hyunjin merangkul Yeji dan mengarahkan kepala Yeji untuk bersandar dibahunya.

"Kau ingat saat pertama kali berlatih dengan stiletto, kau keseleo? Saat itu aku kepikiran sepanjang malam. Aku jadi ingat... Waktu itu aku ingin sekali meneleponmu bahkan mendatangi asrama kalian tapi aku takut disangka aneh, " Hyunjin terkekeh lembut mengengang masa lalu. Dia tidak menyangka gadis yang sudah lama dia sayangi itu ternyata menyimpan perasaan yang sama juga sejak masa trainee.

"Tapi kau mengetik di grup mendoakan aku lekas sembuh dan jangan terluka lagi..., " Yeji mendongak dan menatap mata Hyunjin yang memandangnya penuh sayang.

"Aku ingat sekali chatmu itu diantara yang lain... Hal itu membuatku bersemangat lagi, " Sambungnya. Hyunjin tersenyum bahagia mendengarnya dan mengusap-usap rambut Yeji yang lembut.

"Iya kau jangan terluka lagi... Kalau kau terluka, di masa depan aku bisa merasa bersalah pada anak-anak kita, " Canda Hyunjin namun sebenarnya dia serius. Wajah Yeji merah padam. Tidak pernah mereka membahas masa depan karena menjalani hari ini saja tanpa ketahuan media dan fans sudah sangat mereka syukuri. Tiba-tiba Hyunjin mengangkat pembicaraan tentang masa depan.

"Kenapa? Kaget?" Hyunjin terkekeh pelan.

"Nanti kamu nikahnya sama aku kan? Kenapa kaget? " Ucapnya lagi.

"Y-yah! Tapi bukannya itu terlalu jauh??? " Yeji tergagap. Hyunjin tertawa lagi.

"Walau begitu kenapa? Aku tidak pernah berpikir menikah dengan orang lain selain kamu. Yah... Kadang-kadang aku memikirkannya, Sayang... Mungkin karena hubungan kita semakin lama. Aku berpikir semakin serius tentang kita, " Hyunjin mengusap pipi Yeji dengan lembut. Dia sangat terhibur melihat ekspresi Yeji yang merah padam. Sejujurnya dia juga sedikit malu membahas soal pernikahan di usia seperti ini.

"Kau benar berpikir begitu? Idola cewek banyak yang cantik dan artis juga jauh lebih banyak yang cantik. Kok aku? " Tanya Yeji ragu-ragu.

"Karena cuma Hwang Yeji yang terbaik. Aku tidak pernah berpikir akan jatuh hati pada idol atau artis lain Yeji... Kau kira aku pria macam apa, memandang gadis lain saat aku sudah memiliki kekasih? " Hyunjin mencubit hidung Yeji dengan gemas.

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now