YOU SAID OUR THIRD PERSON? YOU SURE?! (2/end)

118 9 2
                                    

Seharusnya setelah itu hidup kami berjalan normal-normal saja. Sekolah, pulang ke rumah, kencan sambil mengerjakan pr atau bermain game, menyelinap masuk ke dalam kamarnya lewat baklon kamarnya yang ada di lantai 2 saat malam hari dan mengucapkan selamat malam, dibangunkan oleh dia saat pagi, berangkat sekolah lagi, seperti itu lah setiap harinya secara hampir rutin. Tapi tidak kali ini. Tidak setelah Heejin itu benar-benar mengacaukan duniaku yang tenang dan penuh dengan Yeji Yeji dimana-mana!

"Kulihat kau jarang bersama Yeji akhir-akhir ini,"kata Felix sambil menepuk pundakku.

Aku mengangkat wajahku dan melihat wajah Felix, sahabatku yang norak dan centil. Dia tersenyum seperti anak perempuan yang ingin dibelikan ini dan itu, dengan suaranya yang seperti bapak-bapak tapi wajah cantik seperti karakter manhwa. Melihat Felix, aku mau menangis (baca: bukan karena tampangnya!)

"Felix!"aku langsung memeluk Felix dengan frustasinya, mau menangis.

"Yak!"Felix langsung mendorongku. Walau Felix norak dan centik kayak anak perempuan tapi dia jelas bukan gay yang suka dipeluk-peluk cowok.

"Kau tidak kasihan padaku?! Sudah 3 hari ini Yeji tidak menegurku! Tidak mau menemuiku! Aku telat setiap hari karena dia tidak membangunkanku dan aku lapar!"rengekku.

"Lapar? Kau kan makan terus,"Felix menunjuk tumpukan bekal makanan yang aku temui di locker pagi ini.

"Lapar akan sentuhannya!!! Huaaaa!!!"rintihku.

"Dasar otak mesum!"Felix menepuk kepalaku keras-keras.

"Kau terdengar seperti seorang suami yang tidak dapat jatah selama 1 tahun!"seru Felix kejijikan melihatku.

"Aku tau aku tau! Tapi memang rasanya seperti itu! Kau tau kan kadar hormonku?!"seruku.

"Ya, tau! Kau orang paling sensual yang pernah aku temui!!!"seru Felix tetap pada tatapan penuh kejijikannya.

"YAK! APAAN SENSUAL ITU?! BAHASAMU BIKIN AKU MAU MUNTAH!"seruku sambil mengguncang-guncang tubuh Felix.

"Huh, sudahlah Hyun. Aku tau di SMA ini cuma beberapa cowok, beberapa pasangan yang kalau kencan melakukan itu sudah kayak rutinitas. Kau salah tiganya!"tunjuk Felix tepat ke depan hidungku.

"Salah tiganya?!"tanyaku kebingungan.

"Ya. Kau, Jeno dan aku. Hehehehe,"

Plak!!! Dengan segenap hati aku menabok kepala Felix.

"Ngasal kau!"

"Ah, Hyunjin-ah...Felix-ssi. Apa kalian sudah makan?"tiba-tiba datang biang kerok. Ya, biang kerok dari silent treatment yang diberikan Yeji.

"Heejin-a! Kau makin cantik,"Felix mengambil beberapa helai rambut Heejin dan menciumnya, aku mau muntah melihatnya.

"Hhaahaha. Felix kau cheesy seperti kemarin-kemarin. Hyunjin-ah, untuk tugas praktek Biologi...hmmm, bisa temani aku mencari dimana bunga matahari pulang sekolah ini?"tanya Heejin.

Tidak! Tidak! Tidak mau lagi!

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan mendorong Heejin, berteriak "JANGAN ANDALKAN AKU LAGI SIALAAAAAN!" lalu berlari ke kelas Yeji dan memohon ampunan.

Tapi itu dalam benakku.

Aku Cuma tersenyum ragu. Heejin selalu bertanya apa-apa padaku, meminta tolong padaku dan meminta ditemani olehku. Hebatnya lagi, guru-guru selalu memasangkan kami setiap ada tugas kelompok dengan alasan tempat duduk kami berdekatan. Dan aku, menjadi Hwang Hyunjin yang lemah tak berdaya ini. Oh tidak, maksudnya hatiku. Aku memang terlalu lemah dalam menolak orang. Aku orang paling tidak tegaan walau wajahku sedingin es!

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now