Tears of First Love (2)

127 13 8
                                    

Sebulan telah berlalu dan tanpa disangka-sangka, hubungan Yeonjun dengan Minju berjalan lancar. Itu membuat kaget semua penduduk sekolah tidak terkecuali Yeji. Yeonjun tidak pernah bertahan pada satu orang gadis –saja- selama lebih dari dua minggu. Bahkan setau Yeji dan Hyunjin – dari mulut Yeonjun sendiri- Yeonjun belum pernah meniduri Minju. Padahal seyogyanya, pria ini selalu meniduri pacar barunya dihari kedua mereka berpacaran. Yeonjun dan Minju seolah menjalani sebuah hubungan yang normal selayaknya sepasang kekasih.

Dan Yeji lebih patah hati lagi dari yang pernah dia rasakan.

"Berhentilah,"Hyunjin menurunkan gelas bir kedelapan yang baru mau ditegak oleh Yeji.

"Jangan hentikan aku Jin,"Yeji menarik dengan paksa gelas yang ditahan Hyunjin dan meminumnya sampai habis.

"Hwang Yeji!"Hyunjin mengambil sebotol besar bir yang baru mau dituangkan Yeji lagi ke dalam gelasnya.

"Aku bilang jangan hentikan aku brengsek!!!!"

Prang!!!!!!

Plak!!!

Hyunjin menangis ketika terpaksa menampar Yeji dan mampu membangunkannya. Samar-samar Yeji melihat pecahan kaca gelas yang berhamburan dibawah kaki mereka. Yeji tersadar dan walau samar matanya bisa menangkap sosok Hyunjin di depannya. Menangis dan terlihat sangat marah. Hyunjin langsung menarik tangan Yeji untuk keluar dari bar dan membanting tubuh Yeji masuk ke dalam mobil sebelum dia berbalik dan masuk ke mobilnya dengan membanting pintu. Hyunjin bernafas berat dan tidak beraturan setelah berlaku kasar pada Yeji, menangis dan memukul setir mobilnya. Berteriak memekakkan telinga. Walau kepalanya pening, Yeji memperhatikan semua tingkah Hyunjin. Hyunjin memang terlihat pendiam, tenang dan dewasa akan tetapi hanya Yeji dan Yeonjun yang tau, Hyunjin memiliki serangan panik yang datang ketika dia tidak bisa menekan emosinya lagi. Ya, Hyunjin pendiam dan tenang bukan tanpa alasan, dia sengaja menekan emosinya agar tidak terkena serangan panik.

"Hyunjin tenanglah. Hyunjin,"Yeji menarik Hyunjin ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku Hyunjin. Aku akan mendengarkanmu. Maafkan aku. Aku akan mendengarkanmu, kau jangan khawatir. Tenanglah,"Yeji memberikan banyak ciuman ke pucuk kepala Hyunjin dan seluruh bagian diwajahnya.

Hyunjin tidak bisa berbicara. Dia masih mencoba menenangkan dirinya dengan mengatur nafasnya, mendengarkan semua ucapan Yeji. Dan ya, apa yang dilakukan Yeji sangat tepat, apa yang dikatakan Yeji mampu menenangkan Hyunjin.

"Yeji, jangan hancur karena Yeonjun. Jangan pernah. Jangan membuatku cemas,"ucap Hyunjin dalam pelukan Yeji. Yeji mengangguk walau dalam hatinya menangis. Mana bisa tidak hancur karena cinta pertamanya yang tidak kian bersambut? Mana bisa tidak hancur ketika dia tau, Yeonjun dan Minju akan awet selamanya. Mana bisa dia tidak hancur ketika dia sadar siapa yang lebih mencemaskannya dan dia tidak pernah memandang orang ini. Yeji sudah seperti Yeonjun, dia tidak memperhatikan apa yang Hyunjin rasakan.

"Selama ada Hyunjin, aku baik-baik saja,"ucap Yeji dengan tulus. Perlahan-lahan, hatinya pun mulai tenang.

***

"Ups, kita bisa bertemu disini. Ini kebetulan,"ucap Yeji dengan senyum manisnya. Minju memperhatikan Yeji dengan kaget dan penuh tanda tanya. Tapi sedetik kemudian dia baru ingat bahwa gadis disampingnya ini adalah sahabat kekasihnya. Minju hanya tersenyum lirih dan mengangguk.

"Sepertinya sunbae ada urusan dengan Yeonjun Oppa. Aku pulang saja kalau begitu,"ucap Minju sambil menundukkan wajahnya.

"Kenapa pulang? Kau cemburu? Yeji denganku,"tiba-tiba langkah Minju terhenti saat sosok Hyunjin keluar dari pintu lift dan menghadang jalannya.

"Sunbae...,"

"Ayolah Minju. Kami hanya ingin membawakan si bodoh itu makanan. Kami bawa banyak, mumpung sudah disini kita makan sama-sama yuk,"Yeji menarik tangan Minju dan menuju pintu apartemen Yeonjun.

About Us 1 (2Hwang)Where stories live. Discover now