#4

80 17 27
                                    

Pria dengan pakaian prajurit itu memegang pedang. Beberapa kali ia menebaskannya pada musuh yang ada di hadapannya. Pria dengan rahang yang tegas serta mata bulat dan hidung mancung itu mencoba mengatur napas kala musuhnya-musuhnya sudah tergeletak tak berdaya serta berlumur darah di atas tangan.

"K-kau ...." Seorang gadis dengan pakaian khas bangsawan berwarna merah mudah itu mengulurkan tangan. Ia meminta bantuan meski nampaknya suara itu sama sekali tak terdengar.

☀️☀️☀️

Tzuyu terbangun dengan napas tersengal serta keringat yang membasahi tubuhnya. Mimpi buruk itu lagi-lagi mengganggunya. Entah sampai kapan ia harus mengalaminya. Ia sungguh muak dengan potongan ingatan menyebalkan itu. Hidupnya hampir menyentuh angka seribu. Namun, nampaknya ingatan hari itu sama sekali tak bisa hilang dari ingatannya.

Gadis dengan piyama merah muda itu memilih beranjak. Ia kemudian menuruni anak tangga menuju dapur untuk mengambil air putih. Namun, ia malah memilih melamun sembari bersandar pada meja konter alih-alih langsung meminumnya.

"Apa karena dendamku yang makin besar? Aku tidak ingin sia-sia menjadi gumiho hitam," gumamnya kemudian meneguk air mineral itu. Namun, ia segera berteriak dan menjatuhkan gelas yang ia pegang saat mendapati seseorang sedang duduk di meja makan. "Ah, Eonni ...."

Tzuyu menyalakan lampu dapur, membuat Hyunjoo tersenyum sembari menunjukkan potongan ayam goreng bumbu pedas yang nampaknya baru tiba itu.

"Kau bermimpi buruk lagi?" tanya wanita itu kemudian menggigit ayam goreng bumbu itu. Ia juga mendorong kotaknya agar Tzuyu bisa mencicipinya. "Bagaimana bisa kau ingat itu?"

"Kau sendiri tahu aku bukan gumiho murni. Mungkin karena dendamku, ingatan itu tidak bisa hilang mau selama apa pun aku ada di dunia," jawabnya. Ia sungguh takjub dengan rasa yang menyapa lidahnya. Namun, tetap saja ia merasa lapar.

"Eo? Ada apa dengan tanganmu?"

Tzuyu menatap tangannya. "Ah ... Ini? Aku melawan gumiho hitam. Akan sangat berbahaya jika dia berkeliaran karena dendamnya itu."

"Tetap saja kau tidak boleh melakukannya. Bagaimana jika kau terluka parah?"

Tzuyu tersenyum. Bagaimana ia bisa mengabaikan para gumiho hitam? Ia seakan diberi misi khusus oleh Mago hingga tak bisa diam saja jika melihat gumiho hitam. Apalagi jika mereka sudah menyamar menjadi manusia untuk bisa makan. "Aku akan baik-baik saja. Dulu kau yang mengajariku bela diri. Aku masih sangat ingat."

"Tzuyu, akan sia-sia jika kau mati sebelum membalaskan dendammu. Aku benar-benar tidak ingin kau jadi gumiho hitam."

"Tenang saja, selama bersama Eonni, aku akan tetap seperti ini," jelas Tzuyu. Ia lantas meraih ponsel, mencari nama Jungkook dan terkejut kala mendapati pria itu bukan orang biasa. "Woah, aku bisa dengan mudah mendekatinya."

"Mendekati siapa?"

Tzuyu meletakkan ponsel itu kemudian mengambil potongan ayam yang lain. "Bintang biduk. Aku akan mendekatinya."

Bisa dibilang Tzuyu ahlinya merayu pria. Bahkan selama ini ia selalu dapat makanan dengan lancar karena trik merayunya. Ia hanya butuh satu minggu untuk meyakinkan pria dengan tahun lahir kerbau untuk berkencan. Kemudian, tanpa ragu Tzuyu akan memakan mereka untuk mengisi kembali energi batu delimanya.

"Tapi ... Apa dia tidak normal? Maksudku, biasanya mereka akan langsung tertarik padaku saat pertama kali bertemu." Tzuyu mulai menciumi bau tubuhnya sendiri. "Apa karena racikan parfumku tidak bagus? Padahal aku berusaha semaksimal mungkin untuk menyamai racikan Mago."

"Kau tidak ingat? Mereka punya racikan khusus."

"Aku harus memintanya lagi."

"Astaga, kau sangat terobsesi. Bukankah kita harus berbagi bintang biduk itu?" tanya Hyunjoo sembari mengedipkan matanya berkali-kali, berharap ini bisa meluluhkan hati Tzuyu.

Don't TouchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang