#18

53 11 36
                                    

"Masalahnya dia akan pingsan atau bahkan sakit parah." Tzuyu menuang kembali soju ke gelasnya kemudian meneguknya. "Aku bisa saja dengan tega membiarkannya mati, tapi aku masih belum bertemu pria pembunuh itu."

Hyunjoo yang sedang memastikan potongan daging itu agar tak gosong, seketika terdiam. "Mago benar-benar tidak mengatakan soal penawarnya?"

"Aku harus menemukan benang merahnya terhubung dengan siapa. Itu cukup sulit karena hanya Mago yang bisa melihatnya."

Sebuah kedai tenda menjadi pilihan mereka berdua untuk berdiskusi. Tzuyu butuh teman untuk minum dan sangat tidak mungkin jika dia mengajak Sejin, bukan? Apalagi Jungkook. Yang ada, dia akan sangat kerepotan nanti. Entah karena pria itu menyentuhnya, atau pingsan karena tak kuat minum. Alhasil, dia mengajak Hyunjoo bersamanya meski sang sahabat sama sekali tak menyentuh soju.

Hyunjoo mengatakan dia bisa mendapat informasi itu. Namun, rasanya terlalu sulit dan berbahaya. Bisa-bisa dirinya dihukum mati karena berani menginjakkan kaki di balai tinggi sementara dirinya hanya seorang gumiho oranye meski punya kuncinya.

"Waktunya benar-benar sempit," ujar Tzuyu setelah menelan daging yang dia kunyah. "Bagaimana aku bisa mencari benang merah milik Jungkook sambil mencari pembunuh?"

"Masalahnya ...." Hyunjoo meniup potongan daging yang baru saja matang kemudian meletakkannya di mangkuk. "Kau sama sekali tak tahu wajah pembunuhnya. Bagaimana kau bisa menangkapnya?"

Yang dikatakan Hyunjoo ada benarnya. Mau sampai kapan pun, dia takkan bisa menyadarinya meski mereka saling berpapasan. Apalagi, setelah reinkarnasi ingatan orang itu pun akan semakin terhapus. Dia heran mengapa waktu reinkarnasi yang dibutuhkan pria itu sangatlah lama.

Tzuyu menghirup napasnya dalam-dalam. Aroma itu sungguh membuatnya benar-benar tak tahan. "Eonni, kau menciumnya?"

Tzuyu memejamkan mata, mencari keberadaan gumiho hitam yang nampaknya sedang beraksi sekarang. Dia jadi bertanya-tanya apa fungsi para prajurit negeri Gu jika para tahanan itu berakhir kabur dan membuat kekacauan di bumi?

"Duduklah, tidak semua hal harus kau selesaikan." Hyunjoo menggenggam tangan gadis itu saat terlihat beranjak dari duduknya. "Terkadang lebih baik terlihat tak berguna dibanding dimanfaatkan. Biarkan saja."

"Eonni ...."

Hyunjoo menghela napas. "Aku hanya tidak mau kau tiada sebelum dendammu itu terbalaskan. Terakhir kali kau terluka karena mencoba melawan mereka."

Tak mendapat jawaban apa-apa, Hyunjoo memilih kembali fokus pada daging-daging itu. Dia sangat mengenal Tzuyu dan gadis itu selalu membuat keputusan sendiri tanpa memikirkan risikonya. Apa dia salah mengkhawatirkan Tzuyu? Apalagi belakangan Tzuyu memang sering pulang dengan tubuhnya terluka.

"Aku tidak akan mati untuk membalaskan dendam kedua orang tuaku." Tzuyu melangkah pergi, membuat Hyunjoo hanya bisa menghela napas. Memang hal yang cukup sulit untuk membujuk Tzuyu. Dia lebih percaya pada keputusan yang dia ambil dibanding nasihat yang dia dengar.

"Tzuyu tetaplah Tzuyu." Hyunjoo menyantap potongan daging yang sempat dia dinginkan terlebih dahulu. Memang lebih baik tidak mengatakan apa-apa karena itu hanya membuang waktu. Pada akhirnya, Tzuyu tetap akan membuat keputusan sendiri.

Sementara itu, Tzuyu yang melakukan teleportasi, memegang leher gumiho hitam itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Dia menunjukkan seringaian merendahkan sebab gumiho yang kini ada di hadapannya, adalah gumiho yang masih sama.

"Kau mungkin berpikir takkan tertangkap 'kan? Sayang sekali, aku paling tidak bisa menahan diri saat jenis kalian berkeliaran." Tzuyu melempar gumiho itu, membuatnya segera meringis saat punggungnya membentur keras sebuah batang pohon.

Kali ini Tzuyu memilih hutan sebagai tempat mereka berkelahi. Dengan begini, dia takkan merasa khawatir akan melukai seseorang selain gumiho hitam itu.

Mereka benar-benar saling melempar pukulan. Namun, tak satu pun yang kena. Hingga akhirnya Tzuyu terpental saat gumiho hitam itu memanfaatkan kelengahan Tzuyu.

"Bahkan kau sama busuknya dengan sampah. Jika kau tak berhasil membalaskan dendam, seharusnya kau menyalahkan dirimu, bukan membuat orang lain ikut terkena imbasnya," ujar Tzuyu sembari memegangi perutnya. Dia kemudian menyeka sudut bibirnya dengan tangan, tersenyum meremehkan saat mendapati ada darah di sana.

"Jangan bertingkah seolah kau yang terbaik. Kau hanya beruntung. Kau sama saja seperti kami."

Tzuyu berlari sembari mengepalkan tangannya. Kepalan tangan itu hampir saja beradu. Namun, gumiho hitam itu malah melakukan teleportasi dan muncul di belakang Tzuyu.

Tzuyu terbatuk saat sebuah pukulan yang cukup keras mengenai punggungnya. Bahkan, darah segar juga mulai keluar dari mulutnya, menandakan jika gumiho hitam itu berada dalam level yang lebih tinggi. Tzuyu yakin sudah banyak orang melakukan kejahatan karena bantuan gumiho hitam itu.

"Aku tidak akan membiarkanmu lebih membuat onar di sini." Dengan sisa tenaganya, Tzuyu mencoba untuk kembali melawan. Namun, tubuhnya sudah benar-benar tidak kuat karena pukulan keras itu. Bahkan, dia sampai menggeleng untuk mempertahankan kesadarannya.

Suara decihan itu membuat Tzuyu semakin kesal. Dia tak boleh kalah meski kini tubuhnya benar-benar sulit untuk melawan. Termasuk saat gumiho hitam itu mencekiknya.

"Kau harus mati!"

***

Tzuyu mengerutkan dahi kala dirinya tiba-tiba ada sebuah padang bunga. Taman itu benar-benar cantik dengan beragam bunga dengan bermacam-macam warna. "Di mana aku?"

Perpindahan mendadak tentu membuat Tzuyu sedikit bingung. Tadi dia sedang melawan gumiho hitam yang punya level lebih tinggi dari yang biasa dia hadapi. Namun, mendadak dia di taman bunga?

"Mana mungkin aku mati." Tzuyu mengedarkan pandangan untuk mencari jawaban. Sepasang manusia di ujung sana benar-benar membuatnya penasaran. Mereka nampak bersenang-senang dengan pakaian hanbok di bawah pohon.

"Ah ... Apa ini ingatanku? Aku bahkan tidak mengingatnya. Ayo cari tahu." Tzuyu berlari, memastikan bahwa yang ada di sana adalah dirinya. Namun, sosok pria yang bersamanya malah tak terlihat. Dia benar-benar tak bisa mengenali wajahnya.

"Selain wajah pembunuh itu, ada wajah orang lain yang ikut terlupakan? Tapi siapa?" Tzuyu mengintip di balik sebuah pohon. Sosok dirinya benar-benar terlihat sangat bahagia di sana, membuat Tzuyu hanya menghela napas saat rasa iri mulai memenuhi hatinya. "Tzuyu, kau bahkan sangat bahagia di sana."

Tzuyu kembali mencoba melihat wajah pria yang bersama dirinya di masa lalu. Namun, wajahnya masih sama, datar dan tak bisa dikenali.

"Ternyata benar, perlahan ingatanku akan kacau karena perjanjianku dengan Mago," gumam Tzuyu kemudian memilih untuk pergi. Dia yakin gumiho hitam yang membuatnya terjebak dalam ingatan masa lalunya. Ini benar-benar kali pertamanya menemukan kemampuan lain dari gumiho hitam. Pantas saja mereka akan langsung dilenyapkan setelah ditangkap. Ternyata kemampuannya memang cukup meresahkan.

"Aku harus segera bangun atau aku akan selamanya terjebak di sini." Tzuyu menyusuri kebun bunga itu, mencoba mencari tahu cara keluar dari jebakan gumiho hitam. Akan sangat berbahaya jika dirinya terus terjebak di sana.

*****

Waduh tzuyu kejebak di ingetannya👀

9 Sep 2023

Don't TouchOnde histórias criam vida. Descubra agora