#7

90 17 30
                                    

"Jika seseorang mencariku, katakan saja aku sedang tak ada di sini."

Taehyun menghela napas saat mendapati sang atasan bersembunyi di balik meja. Sejak semalam pria itu benar-benar menunjukkan gelagat yang aneh. Bahkan jarang-jarang Jungkook memintanya tinggal di rumahnya.

"Baiklah." Taehyun melangkah keluar ruangan. Ia perlu memberitahu karyawan yang lain agar tak memberitahukan keberadaan Jungkook.

Namun, Jungkook yang malang. Tzuyu tentu bisa saja berada langsung di ruangannya tanpa perlu bertanya.

"Apa yang kau lakukan?" Gadis dengan gaun berwarna kuning serta rambut yang dibiarkan terurai begitu saja itu nampak santai. Ia duduk di kursi yang biasa Jungkook duduki sembari menatap kuku-kukunya yang sudah terlihat cantik dengan warna ungu pastel.

"Bagaimana? Cantik, bukan?"

"K-kau ... Kapan kau ada di sana?"

"Sejak ...." Tzuyu mencoba mengingat sembari mengetuk-ngetu dagunya dengan telunjuk. "Ah! Sejak kau mengatakan jika ada yang mencarimu, katakan tidak ada. Apa ini? Katanya kau setuju untuk berkencan."

"Aku tidak bersembunyi," elak pria itu. Ia kemudian berdiri seolah tak terjadi apa pun. "Apa yang kau lakukan di sini?"

"Apa lagi? Mengajakmu berkencan. Menurutmu kita harus pergi ke mana?"

Jungkook menghela napas kemudian meminta Tzuyu beranjak dari kursinya. "Aku sibuk."

"Aku bisa membantu agar lebih cepat. Apa yang harus kulakukan?"

"Tidak bisa."

"Aku juga pemilik perusahaan. Kau tidak tahu? Aku pemasok berlian untuk perusahaan aksesoris terkenal," ujar Tzuyu kemudian menyandarkan dirinya ke kursi itu dan memejamkan mata. Aroma khas bintang biduk itu benar-benar membuatnya serasa mabuk. Padahal, baunya sudah bercampur dengan parfum maskulin yang digunakan pria itu.

"Aku tidak peduli. Aku sibuk dan tidak punya waktu."

Tzuyu tersenyum saat sebuah ide muncul di kepalanya. Bukankah ini saat yang tepat? "Aku akan pergi tapi dengan satu syarat."

"Syarat apa?"

Tzuyu menunjuk bibirnya yang kemudian mengundang kerutan di dahi Jungkook. "Cium."

"Astaga! Apa kau sama sekali tidak tahu malu?"

"Kita berkencan. Itu hal yang normal, ayolah ...." rengek Tzuyu sembari memajukan bibirnya. Namun, yang ia dapat malah telapak tangan Jungkook yang menempel di sana. "Aku janji akan pergi."

"Apa tidak ada syarat lain?"

Tzuyu memiringkan kepalanya, menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya. "Jangan bilang kau belum pernah melakukannya."

Jungkook benar-benar tak menyangka jika Tzuyu menerkanya dengan tepat. Namun, tentu saja rasanya gengsi mengakui jika hingga detik ini dirinya memang tak pernah berkencan. Menurutnya, hubungan hanya sebuah hal yang sia-sia. Apalagi, kemungkinan berpisahnya benar-benar besar. Ia bahkan memilih disebut sebagai pria tak normal dibanding harus menjalin hubungan.

"Aku pria pujaan banyak orang. Mana mungkin aku tidak pernah melakukannya."

Tzuyu berdecih kemudian beranjak dari duduknya. "Jawabanmu ini sudah sangat jelas mengatakan kau memang belum pernah melakukannya."

"Jangan so tau."

"Kalau begitu lakukan sebagai bukti," tantang Tzuyu sembari melipat kedua tangannya. Dalam hati dirinya benar-benar senang. Apalagi saat pria itu semakin mendekat hingga punggungnya menyentuh lemari.

Don't TouchWhere stories live. Discover now