#32

81 13 18
                                    

Rumor soal Jungkook kini kian memanas. Bukan hanya soal pernikahannya dengan Yujin. Melainkan juga soal rumor-rumor lain yang lebih buruk. Entah soal Jungkook yang dekat dengan banyak wanita, hingga hal-hal yang terdengar tidak masuk akal seperti Jungkook punya istri banyak atau yang terbaru adalah Jungkook yang dicurigai sedang menaikkan reputasi brand-nya dengan skandal. 

Jungkook mengembuskan napas dengan alisnya yang terangkat. Dia masih membaca satu persatu berita mengenai dirinya. Satu berita yang membuatnya makin kesal adalah cara Yujin menggiring opini seolah mereka memang benar-benar akan menikah. Lalu, dia dipusingkan lagi dengan sahamnya yang anjlok serta keluarganya yang terus memaksa agar menikah dengan Yujin hanya karena gadis itu membawa anak laki-laki.

"Astaga, perilisannya harus ditunda karena ini," gumam Jungkook sembari mengacak rambutnya. Dia benar-benar kesal karena desain barunya harus ditunda. Padahal, dia mempersiapkan seri itu dengan susah payah. Dia juga memikirkan karyawan lain yang ikut bekerja keras untuk produk barunya.

Suara ketukan pintu membuat Jungkook mempersilakan masuk. Dia terlalu fokus pada dokumen-dokumen yang ada hingga tak tahu yang kini masuk ke ruangannya adalah gadis yang kini tengah dirumorkan dengannya.

"Oppa."

Panggilan itu membuat Jungkook mendongak. Tangannya mengepal seiring dengan perasaan campur aduk dalam dirinya.

"Apa kau sama sekali tidak punya malu? Kau yang pergi di hari pernikahan kemudian muncul dengan seenaknya?" Jungkook berdecih. "Jika ingin uangku, katakan saja jumlahnya. Jangan seperti ini."

"Oppa, dia ...."

"Dia anakku? Mau berapa kali kau mengatakannya tanpa bukti?" Jungkook mengusap kasar wajahnya. Dia benar-benar tak bisa lagi mengungkapkan rasa marahnya dengan kata. Yang jelas, dia benar-benar benci Yujin. Apalagi, cara gadis itu kembali benar-benar membuatnya lebih marah.

"Maaf, aku tidak bermaksud pergi, tapi kau harus percaya padaku."

"Aku harus percaya apa lagi? Aku tidak melakukan apa pun dan kau merusak segalanya. Apa kau tahu?" Jungkook menunjukkan dokumen mengenai respon yang negatif soal produk barunya. "Kau bukan hanya menjatuhkanku. Kau membuat banyak orang terancam tidak memiliki penghasilan. Apa kau mau bertanggung jawab soal ini?"

"Kau akan terus seperti ini?"

"Karena aku merasa hal yang kulakukan benar. Sudah kubilang aku tidak mau jadi orang yang bertanggung jawab atas kesalahan orang lain. Temui ayahnya dan tuntut dia. Bukan aku," ujar Jungkook kemudian duduk di kursinya kembali. Dia memilih mengerjakan sesuatu alih-alih meladeni gadis itu.

"Apa kau tidak mencintaiku lagi? Kau bahkan tidak berhak untuk dicintai."

"Justru kau yang tidak pantas untuk dicintai. Kau pergi di hari pernikahan kemudian bertingkah seolah semuanya salahku. Apa kau puas menjatuhkanku? Ah ... Apa kau tidak senang karena aku lebih sukses dibanding sebelumnya?" Jungkook meraih jasnya. Dia sudah sangat gatal karena terus ada dalam ruangan yang sama dengan Yujin. Apalagi, dia harus terus mendengar omong kosong demi omong kosong yang diucapkan gadis itu.

Bahkan, rasa marahnya ini merambat meski dia berpapasan dengan Tzuyu. Dia berjalan begitu saja hingga membuat Tzuyu mengerutkan dahi.

"Sia-sia aku menghabiskan waktu 3 jam untuk membeli pakaian ini." Tzuyu berdecih tak percaya. Padahal dia sudah dengan sepenuh hati membeli hanbok gaya modern serta menggulung rambutnya. Bahkan, dia menambahkan tusuk rambut. Namun, bukannya pujian yang dia dapatkan, dia malah dapat tatapan kesal.

"Ah ... Karena kau?" tanya Tzuyu saat Yujin melangkah keluar dari ruangan Jungkook. "Yak!"

Bentakan itu cukup membuat tubuh Yujin sedikit tersentak. "Wae?"

Don't TouchDonde viven las historias. Descúbrelo ahora