#8

65 15 34
                                    

Jungkook mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia mengerutkna dahi saat menyadari dirinya ada di ruang kerjanya. Padahal, dia sangat ingat terakhir kali dia sedang berada di lift bersama Tzuyu.

"Kupikir kau sudah meninggal." Taehyun segera menutup wajahnya dengan bantal kala Jungkook hampir melemparkan sebuah bantal padanya. Padahal dia yang sudah menyelamatkan Jungkook dan membawa pria itu ke ruangannya. Bukankah akan sangat memalukan jika karyawan mereka mendapati bos mereka ketiduran di lift?

"Tunggu, bagaimana aku bisa berakhir di sini?"

"Kau pingsan di lift. Jadi aku membawamu kemari. Apa kau kena rampok?"

Jungkook membulatkan mata. Benar! Bisa saja Tzuyu menghipnotisnya 'kan? Pria itu segera menyentuh setiap sakunya. Bahkan, sampai memeriksa isi dompetnya. Dia kemudian mengembuskan napas lega saat mendapati tak ada barang berharganya yang hilang. Bahkan, jam tangan yang melingkar di tangan kirinya pun masih ada.

"Lalu Tzuyu?"

"Entahlah aku tidak bertemu dengannya."

Sementara, gadis yang menjadi penyebab Jungkook pingsan di lift itu, tengah menikmati harinya. Dia bersenandung sembari menikmati es krim di tangannya. Dia hanya berusaha untuk menyingkirkan pikiran soal balas dendamnya.

Tzuyu memutar malas matanya kala Mago yang bertugas menjadi pengatur jodoh berpapasan dengannya. "Aku sedang tidak ingin diramal."

Mago dengan pakaian serba merah muda dan memegang keranjang bunga itu tersenyum. "Mungkin ... Kau membutuhkan ini."

"Tidak. Seorang gumiho seperti aku tidak membutuhkan jodoh. Lagipula, aku akan mati setelah balas dendam." Tzuyu memasang wajah yang meremehkan kemudian mengembalikan bunga tersebut. "Berikan saja pada yang membutuhkan."

Tzuyu berjalan melewati Mago itu tanpa dosa. Dia memang sedang sangat malas meladeninya. Dia hanya akan buang waktu, mendengar ceramah dari berbagai jenis Mago. Apalagi yang suka memberikannya bunga. Memangnya dia akan pergi ke akhirat? Tentu tidak. Dia harus membalaskan dendam itu.

"Padahal takdirnya sudah hampir tiba," gumam Mago itu kemudian pergi ke sebuah bar. Biasanya akan banyak pasangan yang terjadi tak sengaja di sana. Dia perlu membereskannya agar tak terjadi kekacauan di benang merah. Dengan begitu, takkan ada pasangan yang berpisah nantinya.

***

Tzuyu hanya mengangukkan sedikit kepalanya saat melangkah melewati para karyawan yang membantunya dalam menghubungkan dirinya dengan para klien. Hari ini dirinya sedang dalam situasi yang kurang baik. Dia hanya akan bersembunyi di sana karena lagi-lagi golongan putih berjaga di sekitar rumah Hyunjoo.

"Sajangnim?" Seorang gadis dengan rambut pendek, memanggil Tzuyu dengan hati-hati. Mengajak sang atasan bicara sama seperti mengganggu singa yang sedang tertidur. Bedanya, Tzuyu tak mengaum.

"Apa ada masalah lagi?"

"T-tidak. Aku ingin melaporkan penjualan bulan ini." Gadis itu meletakkan dokumen yang dia siapkan, membuat Tzuyu kemudian mengambilnya. Matanya lantas membulat, memeriksa dokumen itu secara berulang karena hasilnya benar-benar tak sesuai yang dia harapkan. Penjualannya menurun jika dibandingkan dengan penjualan bulan-bulan lain. Bahkan ini yang terendah.

"Aish!"

Gadis tadi segera memejamkan mata karena terkejut. Kemudian, segera membungkukan tubuh dan pergi sebelum dirinya yang jadi sasaran kemarahan Tzuyu.

"Ini semua gara-gara mereka. Aku perlu memeriksa usahaku yang lain. Apa yang lain juga mengalami penurunan?" kesalnya kemudian melangkah pergi. Padahal dia sedang ingin bersantai. Namun, karena melihat hasil penjualan menukik, semangatnya membara.

Don't TouchWhere stories live. Discover now