Selamat membaca...
***
"Non Lintang mana, Den?" Pak Marko menghampiri Langit yang baru saja membuka helmnya.
"Masih di se—eh, Kok Bapak ada di sini, memangnya Papa gak ke kantor?" Langit balik bertanya dengan perasaan yang sedikit was-was.
Mungkinkah Papanya itu tidak ke kantor karena ingin memberi peringatan pada Langit, atau memang menunggu kepulangan Putri tercintanya.
"Mulai hari ini saya ditugasin buat antar jemput Non Lintang, Den."
Penjelasan Pak Marko, cukup membuat Langit dapat mengembuskan napas lega. "Baguslah."
Meski sedikit tidak paham, Pak Marko tetap mengulang pertanyaannya. "Non Lintangnya?"
"Masih di sekolah. Bapak tinggal langsung ke sana aja," jawab Langit sekaligus mengakhiri percakapan. Karena setelahnya, Laki-laki itu langsung melangkahkan kaki untuk memasuki rumah dan mengurung diri di dalam kamar.
Langit akan melanjutkan pencarian akan keberadaan sang Ibu kandung, melalui smartphonenya ini. Kemarin Ia terlalu kalut, hingga tidak dapat berpikir jernih dan langsung mencarinya begitu saja tanpa bermodalkan apa-apa. Alhasil, tidak ada informasi apapun yang didapatnya dari dunia luar.
Setelah dipikir-pikir, mungkin Langit akan dengan mudah mendapatkan informasi dari internet. Mengingat Papanya merupakan seorang pengusaha ternama. Meski yang dimuat kebanyakan tentang bisnis, tetapi pasti sesekali ada informasi yang terselip mengenai keluarganya.
Ternyata benar. Langit hanya cukup mengetikkan keyword 'Mantan Istri Auriga El Anggara yang pertama.' Dan munculah beberapa artikel yang memuat berita yang dimaksud.
Rata-rata penulis artikel meng-uploadnya belasan tahun yang lalu. Tapi tidak masalah, selama informasinya bermanfaat, Langit akan tetap membacanya.
"Perempuan itu bernama Alana. Dia adalah seorang model sekaligus aktris ternama yang sangat terkenal." Tanpa sadar Langit manggut-manggut.
Ternyata benar, Sebelum bersama Istrinya yang sekarang Papanya memang sempat menikah.
"Pantas saja jadi model terkenal, wajah Ibu cantik banget kek gini. Siapa yang gak kepincut coba? Papa aja yang bodoh, bisa-bisanya dijebak perempuan lain," gumam Langit, begitu isi artikel menampilkan foto-foto Alana sewaktu muda.
Jempol Langit kembali bergerak, menggulir artikel hingga menampilkan informasi Alana yang lainnya. Dari mulai tanggal kelahiran, tempat dibesarkan lalu tanggal kematian.
Ketika membacanya, jantung Langit seakan berhenti berdetak untuk sesaat. Jadi ... "Ibuku udah meninggal?"
Pantas saja perempuan itu tidak pernah muncul, padahal sebelumnya Langit sempat berpikir jika Ibunya dihalangi oleh Eelona hingga tidak diizinkan untuk bertemu dengannya.
Setelah perasaannya sudah lebih tenang, barulah Langit melanjutkan bacaannya yang lagi-lagi membuatnya tercengang. Isi artikel selanjutnya memuat alasan dibalik kematian Alana. Dimulai dari penculikan yang dilakukannya pada bayi yang baru saja dilahirkan oleh Eelona, sampai akhirnya Alana menjadi buronan polisi dan harus tewas dengan cara yang mengenaskan.
"Mungkinkah bayi itu ... Lintang?" Langit benar-benar lemas memikirkannya.
Kenapa Ibunya harus melakukan kejahatan seperti itu? KENAPAAA?! Apakah sebelum bertindak, Alana tidak memikirkan nasib Langit kedepannya?
Ash, sial! Semua ini membuat pikiran Langit semakin sakit saja. Tetapi Ia harus membacanya sampai akhir, bukan? Oke. Mari kita lanjutkan.
"Banyak sekali yang menyayangkan kejadian ini, karena bagaimanapun juga kepergian Alana meninggalkan seorang Putra yang baru berusia 3bulan.

ESTÁS LEYENDO
Lintang-Langit [OPEN PO]
Novela Juvenil[OPEN PO 08 Sep-22sep] Lintang Maega, perempuan cupu yang mengandalkan kacamata tebal dan kepang dua sebagai perlindungan diri dari orang-orang yang mengganggu masa pendidikannya. Semua berjalan seperti yang Lintang harapkan, sampai kemudian hidupny...