part 12

19.9K 1.1K 67
                                    

Happy reading guyss

Cirlah lagunya cocok bet buat babang gara cok.
.
.
.

Bola mata itu mulai bergerak mencoba membuka, dan menyesuaikan cahaya yang menabrak netra mata indahnya.

Zora, gadis itu tengah menatap sekeliling ruangan yang kosong, hanya dirinya disana dengan lampu remang-remang.

Entah kemana kedua orang tua dan saudara nya, mungkin mereka tengah pulang untuk beristirahat, terlihat Hanya ada beberapa bodyguard yang berjaga di depan.

Karena masih terlalu larut, mata lentiknya memilih kembali terpejam, tak ada rasa kantuk sebenarnya. namun ia merasa takut saja sendirian, diruangan yang luas seperti ini di tambah lagi dengan lampu yang remang-remang.

Dibalik matanya yang memejam, banyak umpatan di isi kepalanya untuk gadis gila yang menusuknya seenak jidat.

Tahu begitu, ia tak akan mau maju menolong, jika nyawanya hampir hilang untuk yang kedua kalinya. Namun, penyesalan memang selalu di akhir.

Lama-lama memejamkan mata, rasanya bosan juga, ruangan ini sunyi sangat sunyi malah.
"Ih gabut banget, ngapain coba gue" lirih zora masih setia dengan menutup matanya.

"Orang cakep gini di tinggal sendirian, kalo di culik gimana coba" ucapannya kembali bermonolog sendiri.

Kegiatan membosankan zora tak lepas dari pasang mata tajam yang menatapnya dari kegelapan di sudut sebelah kiri ruangan zora.

Disana memanglah titik pusat tergelap di ruangan ini dikarenakan jauh dari jangkauan lampu di atas nakas.

Laki-laki itu mengigit gemas bibir tebal sexy nya, melihat kelakuan zora Yang sangat lucu dimatanya.

Dengan perlahan laki-laki itu bangkit dari duduknya, meninggalkan sofa yang ia tempati tadi, melangkah mendekati ranjang dengan bertelanjang dada.

Sebenarnya dari matahari terbit hingga mata hari terbenam dirinya berada di ruangan ini, untuk menunggu gadis nya membuka mata.

Tangan kekar dengan jari jemari berurat itu menyentuh pipi sebelah kiri zora, sehingga menyebabkan sentakan pada tubuh gadis itu.

"wake up honey" suara berat, serak-serak basah itu terdengar sangat jelas di indra pendengaran zora, ditambah ruangan yang sepi.

"Nggak, lo pasti setan"lirih Zora, gadis itu mati-matian menahan isak nya, sudah tahu ia takut setan.

"Mamah takut"ujar Zora sembari mencoba melepaskan tangan yang hinggap di wajah nya seperti lalat.

Gerakan brutal yang mencoba melepaskan tangan itu, namun sama sekali tak terjadi apa-apa, justru menyebabkan lukanya terasa perih sekarang.

"Auwsh"

"Hiks..kenapa malah sakit sih" gerutu gadis itu, fokusnya sekarang teralih pada rasa sakit di perut nya, tanpa memperdulikan tangan kekar itu, nyatanya tangan itu tak lagi berada di pipinya, sekarang berganti menyibak selimut yang dikenakan zora, dan melihat keadaan gadis nya.

"Sialan, terbuka kembali" desis laki-laki itu.

"Hei, buka matanya, ini aku gara."ucap laki-laki itu dengan panik

Dan setelah itu, mata yang tertutup sedari tadi terbuka diiringi dengan air mata yang menggenang di pelupuk mata gadis itu.

"Gara?"

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now