part 28

12.3K 805 36
                                    

Happy reading guyss
Semoga suka ya cintah😍

Dor

"ZORAAAAA!!"

"NONA!!!"

Zora terpejam merasakan sakit pada bahu sebelah kirinya, sialan lena penghianat. sebelum semuanya menggelap zora menyempatkan memberikan jari tengah pada gadis itu, di sela-sela itu juga zora melirik pak andra yang membidik lena.

"Gue mati, lo juga harus mati." Gumam zora dan ambruk

Brukk

Pak andra membidik lena dan jari telunjuk weapon hand siap menekan trigger, otomatis peluru keluar dan melumpuhkan target. Pak andra sengaja hanya melumpuhkan gadis itu, untuk selanjutnya hanya majikannya yang berhak.

Dor

Dor

"Bawa dia, dan sekap." Perintah pak andra dengan tegas.

Anak buah pak andra mengangguk tanda mengerti dan segera melaksanakan perintah sang atasan, dengan penuh tak berperasaan, laki-laki kekar itu menyeret lena dengan menggenggam erat lengan sebelah kiri lena yang terkena sasaran peluru pak andra.

"Akhhhhh sakit!!!" Jeritan histeris lena tak mereka perdulikan.

Pak andra berlari mendekat sang nona yang telah terbaring pada pangkuan luna, terlihat masoh ada sisa-sisa kesadaran yang dimiliki zora.
"P-pak cari kak fale" perintah zora dengan suara lemah, darah berlomba-lomba bercucuran keluar, baju yang dikenakan zora telah basa dengan bau amis yang khas.

"Tapi saya tidak bisa meninggalkan anda" khawatir pak andra.

Zora menggerut didalam hati, tinggal pergi apa susahnya sih, dia sudah tak sanggup berbicara juga.
"Pak, saya ada luna, tolong cari kakak saya" ucap zora teramat sangat pelan, namun tersirat perintah yang kuat disana.

Mau tak mau pak andra mengangguk, dan berdiri meninggalkan zora untuk mencari-cari keberadaan faleri di setiap ruangan.

Keadaan luna tak kalah mengenaskan, gadis itu harus menopang kepala zora disela-sela menahan sakit pada lengannya.
"Zor, peluru nya kagak kena tete lo kan?"

Zora yang mendengar suara lirih dari luna hanya bisa memberikan respon dengan gelengan kepala, jika tidak dalam keadaan lemah, sudah di pastikan luna habis di tangan nya saat ini.

"Beneran zor, kan sayang baru sekali disentuh kak gara itu" shiballl zora rasanya sangat ingin menekan lengan tempat peluru bersarang pada luna sekarang.

"Bahu gue anjing, bahu!" Itulah tenaga akhir yang dimiliki zora sebelum benar-benar merasakan kegelapan dan kekosongan, gadis itu pingsan.

"Anjir zor, lo pingsan?!!!" Panik luna, namun kepanikan luna pun tak dapat berlangsung lama, karena selang beberapa menit gadis itupun memejamkan mata dan lunglai jatuh pada lantai sama seperti sahabat nya.

Hanya mereka yang disana, karena para bodyguard sibuk dengan kegiatan mencari-cari keberadaan faleri di gedung berlantai sepuluh ini, mereka sibuk membuka ruang-ruang, hingga melupakan keadaan dua gadis yang juga sebenarnya membutuhkan pertolongan segera.

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now