part 17

17K 993 13
                                    

Hellow hellow
Happy reading yaa-!

Zora mengeliat dalam tidurnya kala merasakan usapan lembut pada wajahnya, mata nya yang semula terpejam kini terbuka, kentara sekali bahwa gadis itu baru saja bangun dari dunia mimpi, lihat saja mata sayu itu.

Tersadar ada yang aneh, zora tersentak segera bangun mengabaikan kehadiran sang tunangan yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Kakak gue mana?!" Panik zora, segera ia turun dari tempat tidur, berniat mencari sang kakak.

Namun niat nya gagal akibat gara yang langsung menarik gadis itu untuk duduk.
"Dia sudah di rumah." Ucap gara lempeng

"Sama siapa?!" Tanya zora tak sabar.

"Bara"

Seketika mata zora membulat sempurna, bagaimana bisa kakaknya di bawa oleh laki-laki sialan itu.
"Dia aman sama bara, lihat dia sudah di rumah" geram gara kala zora memberontak ingin turun.

Zora melihat room chat gara dan bara, disana bara mengatakan bahwa fale telah sampai, dan zora tak perlu khawatir dengan keadaan fale.

Barulah gadis itu bisa menghembuskan nafasnya lega, setelah mengetahui bahwa keadaan kakaknya baik-baik aja.

"Sekarang kamu itu waktunya buat aku" ucap gara, terdengar lelaki tengah menggoda seorang gadis, namun lihat wajah lempeng nya sama sekali tak memperlihatkan bahwa laki-laki itu tengah mengatakan hal manis.

"Idiw idiw, udah ah gue mau balik" decak zora sembari berdiri dari duduknya dan keluar uks, sebab hari sudah mulai sore.

Setelah mengambil tas nya, gadis itu melangkah pergi meninggalkan kelas diikuti gara yang setia mengikuti di belakang nya.
Zora tak memperdulikan kehadiran gara, gadis itu justru fokus dengan ponsel berlogo apel yang tengah dimainkan nya.

Sekolah ini begitu sepi, karena memang sudah tak lagi ada anak-anak yang tersisa, hanya mereka berdua, sepertinya.

Brakk

Tanpa sengaja gadis itu menyenggol tong sampah, hingga tubuhnya hampir saja terjatuh duduk, jika saja tak ada sosok gara yang menahan nya dari belakang.

"Pernah liat ponsel retak?" Ucap gara sembari menaikkan alisnya sebelah

Gara berucap tenang, berbeda dengan zora yang panik paham akan arti ucapan gara barusan.

"Hehehe maap" cengir nya dengan mata di buat seolah-olah bersalah, dan sial nya itu sungguh menggoda

Gara mencondongkan tubuhnya kearah zora yang lebih pendek dari nya.
"Wajah kamu seperti pengoda kecil"bisik gara dengan mata mengintimidasi nya.

Mata zora melotot horor, enak saja dirinya yang ting-ting ini dikatai penggoda, sangad tidak berperikegadisan, pikirnya.
"Heh enak aja!" Melotot zora

Gara terkekeh yang terdengar berat dan serak, oh astaga sadarkan zora, bagaimana ini gara sangat jantan sekarang Dimata nya.
"Kamu berhasil buat aku tergoda"

Cup

Cuping telinga zora terasa basah akibat benda lembut milik gara mengecup nya cukup lama, hal itu membuat zora terdiam tak berkutik bagaikan patung.

Tak sampai disitu, laki-laki itu kembali menempelkan hidung mancung sempurna milik nya pada leher jenjang nan putih milik zora yang terpampang jelas Akibat rambut nya yang ia ikat tinggi-tinggi akibat kegerahan, sekarang baru rasanya zora menyesal.
"Leher ini punya aku, kenapa di pamerin" lirih gara, tangan berotot itu aktif meremas pinggang ramping milik zora.

Gadis itu sepertinya akan ambruk begitu saja jika gara melepaskan rangkulannya, karena kini kakinya seperti tercampur jelly drink.
"Mau aku tandain dulu, baru gak di umbar-umbar hm?" Gara kembali berucap lirih dengan berakhir kecupan yang terasa.

Tersadar bahwa ini sudah terlalu jauh, zora segera mendorong wajah laki-laki itu menjauh, namun tidak dengan tangan gara yang masih betah di bawah sana.
"Lo mesum!!!"pekik zora kesal, kala dirinya tersadar.

"Gak akan ada yang bisa ngelarang, bahkan tuhan pun tidak berhak melarang aku nyentuh kamu" ucap gara santai

"Dosa anying dosa!!"heboh zora, sembari memberontak menjauh.

"Terserah" kesal gara, berlalu pergi lebih dulu melalui zora yang cengok melihat betapa cepatnya perubahan suasana hati laki-laki itu.

Langkah gara dan zora kembali seimbang, dua orang itu berjalan santai menuju parkiran, karena ini sudah terlalu sore untuk masih berada di sekolah.

Sebelum sampai parkiran yang terletak dekat dengan taman, mata jernih akibat memakan wortel zora menangkap dua mahluk bumi tengah duduk berdua, tanpa tahu keberadaan zora dan gara yang memperhatikan dari belakang.

"Aku sebenarnya suka sama kamu"

"Aku juga, cuma malu mau ungkapin nya"

"Ih kamuu"

Zora bergidik ngeri mendengar percakapan dua orang itu, segera tangannya menarik gara menjauhi keberadaan dua gadis itu.

"Anjing ngeri" umpatan halus keluar dari bibir gadis itu

"Lo juga gitu ngak ga?" Tanya zora penasaran, pasalnya tak pernah melihat interaksi gara bersama laki-laki lain yang memiliki penyakit seperti gara.

"Gitu apa?" Balas gara tak bersahabat

Zora yang menyadari itu segera mengalihkan pembicaraan, seram juga jika mereka hanya berdua.
"Enggak heheh, oh iya minggu depan keluarga mau pertemuan ga" informasi zora

"Kira-kira ngapain ya?" Pikir zora penasaran

"Nikah" jawab gara asal sembri memakai kan helm untuk zora

" Ogah, lo kan gay ngenes HAHAHAH" tawa zora seketika meledak akan celetukan nya sendiri.

Sedangkan gara memasang wajah masam bagikan sayur asam, laki-laki itu memberikan kode untuk zora segera naik keatas motornya.

"Kita kemana gar?" Tanya zora disela-sela perjalanan yang mulai macet

"Hotel"

"Ngapain?" Tanya zora penasaran

"Produksi anak"

Plakk

"Lo dari kemarin kok jadi mesum si!!!" Kesal zora tak lupa tamparan maut yang melayang mengenai punggung tegap gara.

"Kamu Yang buat aku mesum" ucao gara sembari menaik turunkan alisnya yang tengah menatap zora dari kaca spion.

"GARA!!"

Bersambung.........


gefa figuran novel (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang