part 21

15.7K 862 9
                                    

Happy reading guys
Anjay guweh update lagii, berhubung libur tsay....

Matahari muncul dengan malu-malu dan bulan menghilang di gantikan dengan matahari yang bersinar, burung-burung berkicauan menyambut kedatangan matahari, empun pagi pun masih saling berpelukan satu sama lain pada dedaunan.

Bulu mata lentik itu perlahan terbuka hingga memperlihatkan manik indah yang tersembunyi selama satu malam, kini terbuka siap menatap indahnya matahari.

Kesadaran belum sepenuhnya mengambil alih tubuh nya, ketika merasakan hal aneh baru lah gadis itu terburu-buru menyadarkan dirinya.

Ditatapnya manusia yang tengah terlelap disebelah nya, ditatapnya lama wajah tampan itu dengan seksama.
"Pagi-pagi di suguhin orang ganteng tapi gak di modusin yang bener aje"

"Rugi dong"cengenges zora.

"Astaghfirullah dosa!"

"Eh kan dia suami gue aw" cekikik zora seperti orang gila.

Bingung akan melakukan apa, sebab tangan laki-laki itu masih melingkar pada perutnya.
"Masih ada?" Gumam zora pelan kala melihat namanya masih berada di atas dada bidang milik gara, tangan itu perlahan menyentuh ukiran itu, dengan pelan jemari-jemari itu bergulir mengikuti setiap huruf yang terukir dengan baik disana.

Banyak hal yang zora pikirkan saat ini, mengenai alur novel yang tak sejalan dengan semestinya, alur novel terbalik seratus persen, tak ada yang sama, gara dan bara yang seharusnya saling memperebutkan lena sang protogonis justru hal itu tak terjadi, fale yang seharusnya tatap merundung lena juga telah berhenti, tak ada lagi aksi membully lena selama ini.

Dan laki-laki yang tidur disebelah nya itu, seharusnya tak menjadi tunangannya dan kini berganti status menjadi suami, itu semua tak ada di dalam novel di tambah lagi laki-laki ini seperti laki-laki normal, namun tidak zora menepis pikiran itu, sebelum ia melihat sisi laki-laki milik gara ia tak akan pernah percaya bahwa laki-laki ini sudah sembuh dari penyakitnya.

Yang membuat zora semakin tak paham adalah terjadinya pernikahan di antara bara dan fale, seharusnya mereka tak menyatu sedari awal, namun kini mereka justru menyatu dengan hubungan yang tak main-main.

Karena sibuk dengan pikirannya, zora tak menyadari mata gara telah terbuka dan menatap luruh kearahnya sembari menikmati gerakan-gerakan kecil dari tangan zora.

"Morning babe"

Zora tersentak mendengar suara serak khas bagun tidur milik gara, spontan pergerakan tangan nya berhenti bermain diatas dada gara.
"Kenapa berhenti?"

"Nggak!" Gelagap zora

"Udah yuk kita ke sekolah" dengan terburu-buru zora bangun dari tidurnya dan berlari menuju kamar mandi.

Didalam kamar mandi zora berdiri menatap dirinya didepan cermin sembari merutuki kebodohan yang telah ia perbuat.

"Lo ngapain si zor?!"

"Ngapain pegang-pegang!"

"Anjir malu banget!" Pekiknya tertahan

"Bodo ah"

Dengan perlahan zora melepaskan kaos kebesaran itu dari tubuhnya, namun setelah terbuka ada yang aneh.
"Loh, kok bisa kebuka?" Herannya saat kancing bra nya telah terbuka lebih dulu.

"Mungkin gue tidurnya grasak-grusuk kali ya, maka nya lepas" acuhnya dan melanjutkan ritual mandinya yang sempat tertunda.

Halaman depan mansio yang begitu luas dengan berbagai tanaman di sekitarnya beberapa kursi tersedia disana, jangan lupakan manusia berbaju hitam senantiasa berdiri disetiap sudut yang memungkinkan seseorang dapat masuki.

Ketiga laki-laki dengan seragam yang berbeda saling berbincang di salah satu meja berisikan empat kursi dengan cemilan tersedia dihadapan mereka.

"Bagaimana rasanya mendapatkan kedua adik ku anak muda sialan?" Dewa memulai pembicaraan di antara keheningan mereka.

"Menyenangkan bukan, satu meja kembali namun dengan status yang berbeda?" Balas bara terkekeh

"Benar atau benar adik ipar?" Lanjut bara

Gara tak menanggapi ucapan bara, laki-laki itu justru hanya diam menikmati satu puntung rokok dengan mata yang tak berhenti bergulir mengikuti gerak-gerik objek yang ia awasi sedari tadi.

Mata elang itu bak serigala pemburu yang mengawasi mangsa nya agar tak lepas, sesekali bibir itu menyunggingkan senyuman tipis kala mendapati ekspresi berubah-ubah dari buruan nya.

"Lihat dia lebih gila."
Decak bara saat tahu apa yang gara perhatikan sedari tadi, ternyata gara memperhatikan ketiga wanita yang ada di balik kaca yang tengah berbincang, lebih tepatnya pada gadis berkuncir kuda yang sedari tadi mengoceh, terlihat dari bibirnya yang tak berhenti bergerak.

"So cute babe" gumam gara, namun masih dapat terdengar hingga telinga kedua pria itu.

"Adikku tidak akan hilang berengsek!" Ucap dewa kesal

"Sekarang fokus dengan pembicaraan kita." Titah dewa

Mau tak mau gara meninggalkan objek kesukaan nya beralih menatap wajah masam milik dewa dan bara.
"Objek yang jelek." desis gara seenaknya kala menatap wajah keduanya.

"Adik ipar sialan." Cibir dewa

"Bulan depan, kita pergi" ucap dewa secara tiba-tiba

Sontak keduanya melotot tak terima dengan penuturan dewa yang secara tiba-tiba, terutama dengan bara.
"Lo nggak lupakan, kalo istri gue lagi hamil ponakan lo bang?" Decak bara sembari memutar bola matanya malas.

"Tidak, dan ini wajib tidak sunah." Ucap dewa lalu berdiri dari duduk nya dan melangkah kearah bagasi, sebab mobil itu telah dipanaskan dan siap untuk dikendarai.

Sepeninggalan dewa, terlihat dua wanita melangkah mendekati bara dan gara yang masih mencak-mencak tak jelas di tempat.
"Woi!" Teriak zora tepat di depan wajah gara yang terbengong.

"Pak kusir, cinderella udah sip berangkat ayo." Ucap zora sembari menarik dasi sekolah yang digunakan gara.

Gara sendiri tak bersuara, hanya menurut dan melangkah mendekati motor nya yang terparkir rapih di halaman.

Gara dan zora pun menyusul dewa meninggalkan pekarangan mansion, tersisa bara dan fale.
"Kita naik motor ya." pintu fale, entah keinginan dari mana, namun saat ini ia sangat ingin.

"Tidak, kita naik mobil." putus bara, seketika tatapan berbinar fale redup.

"Plis kali ini aja bar, anak gue pengen banget." mohon fale.

"Anak kita!" Ralat bara

"Iya anak kita, sekarang kita naik motor ya ya ya " bujuk fale.

Bara menahan senyum saat wanita tengah hamil mudah itu membujuk nya, tangan nya mendekati perut fale dan mengusap nya pelan.
"Baiklah, hari ini kita akan naik motor son" ucap bara, tangan nya berpindah menggenggam tangan fale dan menariknya menuju motor miliknya Yang baru di antar tadi malam oleh suruhan sang ayah.

Bersambung.....
Anjay guweh update nya ganda ngowheheheh
Semoga suka, yang baik di ikuti yang buluk di telen aja di jadiin kentut, terimakasih.🙏🏻

gefa figuran novel (Tahap Revisi)Where stories live. Discover now