8. Xeon Chrazyan Veneris

12 9 0
                                    

•°•°•


Pesan dari ayahnya sudah sampai pads Esha, kini Bain mengajak gadis itu untuk kembali ke gubuk. Dari kejauhan netra Bain mampu menangkap sosok seseorang pemuda yang tengah berdiri di depan gubuk. Esha melambaikan tangannya kemudian berlari kala melihat keberadaan pemuda yang berdiri di depan gubuk. Pemuda itu bahkan tersenyum manis dan membalas lambaian tangan Esha.

Sialan! Kenapa ini menyakitkan? batin Bain sembari membuang pandangannya ke bawah, ia berpura-pura memandangi rerumputan yang diinjaknya.

Begitu jarak keduanya sudah dekat, pemuda itu merentangkan tangannya bersiap menangkap Esha. Esha memeluk pemuda yang lebih tinggi darinya itu. Keduanya nampak saling melepas rindu seakan mereka tak pernah bertemu. Lihatlah! Di sisi lain Bain hanya memperhatikan interaksi keduanya.

"Apa kabar, Xelo?" tanya Xeon yang masih memeluk erat Esha. Ya. Pemuda itu adalah Xeon. Xeon Chrazyan Veneris, seorang pemuda yang lahir di kota Southwest. Xeon jarang sekali muncul karena ia disibukkan dengan kesibukkannya. Bahkan, Xeon hanya akan terlihat di mata umum sekitar dua hari dalam sebulan.

Untuk panggilannya pada Esha, Xeon sengaja memanggil Esha dengan nama Xelo karena itu merupakan gabungan dari Xiela dan Iovis. Bain mengetahuinya saat pertama kali bertemu dengan Xeon dan langsung bertanya padanya. Fokus Bain masih tertuju pada Esha yang masih terdiam sembari memeluk Xeon.

"Xelo?" Bain yakin, Xeon pasti baru sadar jika yang berada di pelukannya itu sama sekali tidak bergerak sejak beberapa detik yang lalu. Esha yang sama sekali tak menjawab membuat Bain yang awalnya hanya diam, kini ia mulai panik.

"Xelo?!" pekik Xeon yang terkejut dengan keadaan Esha dengan  mata terpejam beserta tubuhnya yang mulai melemas. Dengan sigap Xeon segera membopong tubuh Esha dan membawanya masuk ke gubuk untuk dibaringkan di tempat tidur milik petani Amen. Sedangkan Bain yang terlanjur panik itu pun malah membatu untuk beberapa detik.

"Apa yang terjadi?" tanya Bain sedikit emosi, Bain khawatir akan terjadi sesuatu pada gadisnya.

Xeon yang tak kalah panik menoleh pada Bain sembari menggelengkan kepalanya cepat."Sungguh aku tidak melakukan apapun!"

Siapa yang tidak panik saat salah satu dari sahabat kita tak sadarkan diri?  Mereka tidak tahu apa yang membuat Esha mendadak pingsan seperti ini. Padahal, daya tahan tubuh Esha jugs terbilang cukup kuat sehingga gadis ini jarang sekali jatuh pingsan tanpa sebab. Saat berlatih pun, Bain tidak terlalu banyak berbagi materi yang mengeluarkan energi besar dan tentunya hal itu tidak berpengaruh pada daya tahan tubuh Esha.

Elmaara segera mendekat ke ranjang tempat Esha dibaringkan untuk mencoba mencari tahu apa penyebab Esha mendadak pingsan. Cahaya kuning mulai muncul dari tangan Elmaara. Nihil. Elmaara tidak menemukan sesuatu yang menjadi penyebab Esha pingsan. "Atau jangan-jangan kau pelakunya, Xeon?" tuduh Elmaara asal.

Xeon membelalakkan matanya. Berbeda dengan Bain yang tampaknya ia sedang memikirkan sesuatu. "Sungguh aku tidak pernah memiliki niat sejahat itu, Elmaara!" elak Xeon.

"Cepat bawa Xiela kembali ke rumahnya. Aku akan menyusul nanti setelah membereskan semuanya," usul Eithan yang sedari tadi terlihat begitu khawatir, sama seperti kembarannya—Eizhar.

Bain segera mengangkat dan menggendong tubuh Esha setelah ia sempat berdiam diri tadi. "Cepat, Xeon!" sentak Xeon saat ia melihat Xeon yang hanya diam melihat Esha yang kini sudah berada dalam gendongan Bain. Setelah itu Xeon segera mengaktifkan teleportasinya.

"Aku ikut!" Usul Elmaara yang diangguki oleh Bain. Sementara Si Kembar, kemungkinan mereka akan menyusul setelah menemui petani Amen nanti. Mereka harus memberikan kunci kebun in pada petani Amen dan tentu saja memberitahu mengenai apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya.

Sesampainya di kediaman Xan Martis, Xeon tidal langsung membawa mereka untuk mendarat di lamar Esha. Itu karena Xeline yang pernah memasang tembok pelindung yang membuat siapa saja selain penghuni rumah ini tak bisa masuk meski menggunakan kekuatan teleportasinya. Xelo segera membukakan pintu masuk, sudah pasti mereka masuk dari pintu belakang. Tenang saja, Xeon sudah paham seluk beluk rumah lamanya yang ada di kota South ini. Jadi, mereka tidak perlu berteriak meminta bantuan Xan maupun Xeline untuk masuk. Xeon mengarahkan mereka ke kamar Esha yang tak jauh dari pintu belakang.

"Letakkan Xiela di sana, pelan-pelan saja!" titah Xeon. Ini pertama kalinya Bain memasuki kamar Esha. Selama ia bersahabat dengan Esha, ia sama sekali tak pernah masuk ke dalam rumah Esha kecuali di ruang santai sekaligus ruang makan yang menjadi ruangan pertama yang ditemui saat masuk dari pintu belakang.

"Apa yang terjadi, Xeon?" tanya Xan yang mendadak muncul di kamar Esha bersama dengan Eizhar dan Eithan yang mengekor di belakangnya.

"Aku tidak tahu, Ayah. Aku baru saja menemuinya di kebun apel petani Amen, aku hanya memeluknya dan tiba-tiba dia tak sadarkan diri seperti ini, Ayah," jelas Xeon panjang lebar.

Dapat Bain lihat Xan yang hanya menatap Xeon datar. Pandangannya beralih pada putrinya yang terbaring di ranjang dengan matanya yang masih terpejam. "Kau bisa pergi sekarang, Xeon."

Atensi mereka kini tertuju pada Xan yang secara tidak langsung mengusir Xeon tanpa alasan. Sedangkan Xeon hanya menunduk pasrah, ia menuruti perintah Xan.

"Biarkan saja, Esha akan terbangun nanti. Dan, aku berpesan kepada kalian semua, tolong jaga Esha baik-baik karena aku tidak bisa menjaganya sendiri." Xan berbalik meninggalkan kamar Esha setelah berpesan seperti itu kepada mereka yang ada di ruangan ini—Bain, Elmaara, dan Si Kembar.

"Aku tidak yakin kalau Xan adalah seorang pria yang dipanggil ayah oleh Xiela itu," cibir Eizhar setelah Xan keluar.

Eithan melirik kembarannya itu. Ia tepuk bibir Eizhar yang sering berkata tanpa mengindahkan situasi dan kondisi yang tepat. Eizhar merengut, bibirnya terasa panas karena menurutnya Eithan bukan menepuk bibirnya melainkan menamparnya. "Apa salahnya? Itu adalah fakta,"





°•°•°

Iovis Ebshaara✓ [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang